MEDAN,SUMUTPOS.CO – Jelang pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo hari ini, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, siap menyambut momen tersebut.
Pasangan dengan akronim Eramas saat Pilgubsu lalu ini, juga sudah siap menjalankan amanah dalam meneruskan roda pemerintahan dan membangun Provinsi Sumut hingga Tahun 2023.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Hj Sabrina mengatakan, segala persiapan telah dilakukan untuk menyambut kedatangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang baru Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah di Bandara Kualanamu hari ini, Rabu (5/9).
Karenanya, Sabrina meminta kepada General Manajer Bandara Kualanamu untuk memberi dukungan dukungan penuh agenda penyambutan kedatangan pemimpin baru Sumatera Utara tersebut “Tentu saja, selain bandara, masih ada pihak-pihak lain terkait yang membantu kelancaran dan kekondusifan acara ini agar berjalan lancar,” kata Sabrina saat mengadakan rapat teknis penyambutan Gubsu-Wagubsu di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Selasa (4/9).
Selain itu, ia juga mengatakan, Gubsu dan Wagubsu baru akan disambut Forkopimda dan OPD Provsu, serta peserta penyambutan yang berasal dari pelajar SMA dan SMK di Deliserdang. “Jadi para siswa yang akan menjadi peserta penyambutan nanti dari SMA sebanyak 1.814 siswa, sementara dari SMK ada 1.500 siswa, ditambah pendamping dari setiap sekolah,” ujarnya.
Edy-Ijeck juga rencananya akan disambut dengan pencak silat hingga penaburan bertih dan beras. “Selain itu, ada juga tari persembahan Melayu dan akan ada beberapa orang yang berpakaian adat Melayu yang memayungi Gubsu-Wagubsu hingga ke mobil,” imbuh Sabrina.
Terpisah, Wakil Ketua Partai Gerindra Sumut Sugiat Santoso yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Eramas mengatakan, pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sudah sangat siap menyambut momen bersejarah ini. “Keduanya juga pasti bersemangat jelang pelantikan di Istana Negara,” kata Sugiat Santoso kepada Sumut Pos, Selasa (4/9).
Menurutnya, momen sakral tersebut, pastilah sebagai manusia merasakan sedikit ketegangan. Akan tetapi, kata Sugiat, Edy Rahmayadi sudah terbiasa dengan hal tersebut mengingat pernah merasakan sebagai pucuk pimpinan. “Beliau (Edy Rahmayadi) pernah menjadi top leader.
Jadi bukan hal yang asing lagi menghadapi momen-momen seperti ini. Begitupun Bang Ijeck, yang sudah siap dan santai dalam pelantikan nanti. Saya kira keduanya bersemangat sekali menyambut hari pelantikan. Semangat membawa perubahan bagi masyarakat Sumut yang bermartabat,” katanya.
Lantas persiapan apa yang kini sedang dilakukan keduanya? Sugiat tak dapat memastikan, sebab jadwal pelantikan yang dimajukan lebih awal, membuat semua persiapan harus dilakukan super cepat. “Tadinya kan kita mengira 17 September, tak tahunya dimajukan jadi 5 September. Sudah pastilah Pak Edy dan Bang Ijeck secara cepat melakukan persiapan. Namun keduanya pasti bersemangat menyambut momen itu,” ujar Ketua KNPI Sumut yang pernah menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Eramas ini.
“Meski saya jarang bertemu keduanya, tapi tetap yang namanya komunikasi selaku terjalin. Saya kira mereka sudah sangat siap demi mewujudkan visi misi saat kampanye untuk mewujudkan Sumut bermartabat,” pungkas Sugiat.
Ijeck yang coba dikonfirmasi Sumut Pos kemarin, menyatakan secara singkat tak ada persiapan khusus dirinya dan juga Edy Rahmayadi jelang pelantikan. “Persiapan biasa saja,” ujarnya via pesan singkat. Saat disinggung bagaimana perasaan dia dan Edy Rahmayadi menghadapi momen sakral tersebut, ia cuma mengucapkan terima kasih. “Iya, terimakasih. Mohon doanya,” sebut Ijeck.
Sementara, masyarakat Sumatera Utara berharap, pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah dapat menjalankan visi dan misinya saat kampanye Pilgubsu lalu. Seperti disampaikan G Manullang, seorang pekerja warga Kota Medan. Dia berharap, dalam 100 hari kerja Edy-Ijeck dapat dirasakan masyarakat kinerjanya.
“Kita harapkan kinerjanya 100 hari kedepan harus nyata terlihat. Perlu gebrakan untuk membangun Sumut. Begitu juga pola kepemimpinan, kita kenal Pak Edy itu berbasis militer, jadi jajarannya perlu disiplin. Tetapi ke masyarakat, tetap dekat karena mereka pilihan rakyat,” sebutnya.
Lain halnya dengan Firman R, seorang mahasiswa. Menurutnya, karena Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini, punya kedekatan dengan olahraga, dia berharap prestasi olahraga di Sumut bisa lebih baik. “Banyak atlit Sumut yang ikut event Nasional. Kalau bisa, ditingkatkan lagi tahun depan,” pintanya.
Sedangkan Anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara menilai, ini soal keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Janji-janji kampanye Sumut bermartabat harus bisa diwujudkan. “Yang terpenting mereka jaga kekompakan, dan yang saya rindukan adalah komunikasi antara Pemprov dengan DPD RI dan DPR RI asal Sumut di Jakarta sebagian wakil daerah,” katanya.
Menurutnya, selama ini DPD RI tidak pernah diberdayakan dengan maksimal oleh Pemprov Sumut. Artinya, konteks komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat tidak pernah terjalin. “Tugas kita inikan sebenarnya menjadi jembatan penghubung antara daerah dan pusat, supaya sebesar-besarnya kewenangan yang ada di dua lembaga parlemen ini bisa dipergunakan dalam rangka pembangunan yang lebih baik,” ungkapnya.
Sementara Plt Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain berharap, Pemprovsu di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi bias mengedepankan pembangunan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Sebab kondisi Indonesia saat ini sedang sulit, daya beli rendah, sehingga harus ada terobosan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat. Intinya adalah membangun kesejahteraan,” pungkasnya.
Sementara, Praktisi Kesehatan dr Umar Zein berharap, Gubsu yang baru, Edy Rahmayadi dapat mengaktifkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumut. Menurut Umar, KPA Sumut yang selama ini diketuai gubernur, sangat dibutuhkan, mengingat jumlah kasus di Sumatera Utara, terus meningkat. Begitu juga diskriminasi dan stigma negatif bagi penderita HIV/AIDS, masih ada.
“Artinya, para pengidap HIV tidak bisa mendapat pelayanan di semua rumah sakit. Masih ada belum diterima dalam lingkungan bahkan ada anak mengidap HIV tidak bisa bersekolah karena tidak diizinkan,” ungkapnya.
Ditegaskan Umar Zein, diskriminasi itu harus ditangani semua pihak. Untuk itu, disebutnya dibentuk KPA yang diketuai oleh gubernur dan SKPD terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial yang termasuk anggotanya. Hal itu menunjunkkan bahwa keberadaan KPA itu sangat penting. “KPA ini sangat penting, maka Ketuanya Gubernur. Sekarang ini mandek, mungkin KPA Kabupaten/Kota mungkin sepertiga saja yang ada dan aktif KPA, “ sambung Umar.
Selain itu, penanggulangan penyakit menular lainnya seperti TB juga harus ditangani komperhensip. Begitu juga dengan daerah endemik seperti cacing pita yang ditemukannya di Simalungun belum lama ini, disebut Umar Zein tidak mendapat perhatian penuh. Untuk itu, Umar Zein berharap Gubernur Sumut yang baru, dapat lebih perduli. “ Sebenarnya masih banyak lagi masalah kesehatan yang harus diperhatikan. Oleh karena itu kita berharap Gubernur kita ini lebih peduli terhadap kesehatan, “ tandas Umar Zein. (prn/bal/ain)