MEDAN- Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Syaiful Bahri akan memimpin Tim Perluasan Kota Medan yang dicetuskan Wali Kota Medan Rahudman Harahap.
Tim ini bertugas melakukan pendataan dan pemetaan luas wilayah Kota Medan dan sejumlah titik wilayah Deli Serdang yang akan dimasukkan dalam rencana perluasan kota yang rencananya akan dimulai tahun depan.
“Sekda yang memimpin tim itu, kan bisa dibantu para Asisten dan Kepala Bappeda. Harusnya perluasan ini diselesaikan, namun harus dilihat dengan konteks untuk memberikan pelayanan. Bukan kepentingan ekonomi atau yang lain. Ini yang menjadi dasar pemikirannya, karena kita juga perlu melakukan pemerataan pembangunan,” ujar Syaiful kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/10).
Selain itu, lanjut Syaiful, Pemko Medan juga sedang mempersiapkan peta digital teknologi Geografic Information System (GIS) dengan metode tiga dimensi. Dimana, PT Jasa Konsputra Utama asal Bandung sebagai pemenang tender telah melakukan pengerjaan awal untuk membuat LIDAR dengan photo langsung dari udara di wilayah administrasi Kota Medan.
“Tim dari Bandung, sudah dua minggu ini membahas peta digital ini. Setelah pelaksanaannya nanti mungkin ada kerjasama dengan pihak akademisi yang lebih paham tentang teknis penerapan peta digital ini, karena itu kan teknologi tinggi dengan akurasi 1:1000 dengan 3 dimensi,” katanya.
Dijelaskanya, peta digital dapat menjadi sumber informasi untuk seluruh jajaran SKPD Pemko Medan termasuk dalam hal perencanaan pembangunan yang lebih akurat. Seluruh wilayah Kota Medan akan lebih akurat dan jelas terlihat dari peta digital ini, karena baru Kota Medan dan DKI Jakarta yang menerapkan teknologi ini di Indonesia.
“Untuk perluasan Kota Medan atau penetuan administrasi baru Kota Medan, itu juga dapat dimanfaatkan dari peta digital ini. Seluruhnya dapat terlihat dengan jelas, hingga satu wilayah per kelurahan di Kota Medan, karena akurasinya sangat besar. Ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan,” ucapnya.
Dikatakannya, mengenai perluasan Kota Medan itu tidak hanya peran serta dari Pemko Medan sendiri namun harus ada kemauan dari Pemprovsu dan Pemerintah Pusat juga. Untuk menempuh perluasan itu, semuanya tergantung pada dua lembaga pemerintah itu yang dapat melihatnya, kalau Pemko Medan sendiri selalu siap.
Di tempat terpisah, Kepala Bappeda Kota Medan Zulkarnain mengaku, peta digital sedang dikerjakan tahap awal berupa pembuatan basis data geospasial Kota Medan, photo langsung dengan teknologi LIDAR. Hasil itu nantinya dapat terlihat jelas luas lahan, gedung hingga kontur tanah.
“LIDAR bisa mengukur dari ketinggian bangunan sampai ke permukaan tanah dengan akurat. Selanjutnya, pembuatan peta garis hingga peta tiga dimensi. Tiga dimensi ini dapat mengukur lebih luas benda dan bangunan dengan akurat. Peta garis juga bisa dimanfaatkan untuk penyusunan masterplan drainase, jalan, GIS sarana kesehatan, GIS sarana pendidikan hingga GIS kelurahan lebih akurat dan jelas,” jelasnya.
Dari tahap awal, lanjutnya, sampai output (hasil) keseluruhan peta digital berjalan selama tiga bulan oleh pihak ketiga pelaksana proyek. Akademisi ITB sendiri menjadi narasumber Bappeda Kota Medan dalam mengelola peta digital ini untuk lintas SKPD dibantu SDM ahli tanah dan bangunan Bappeda Medan.
“Master plan selama ini tidak terlalu akurat, tapi dengan teknologi ini, seluruhnya akan lebih akurat. Teknologi ini juga bisa melihat konstruksi tanah di Medan, termasuk dalam menyusun master plan dan sistem jaringan jalan, aset dan drainase hingga mendeteksi penyebab kemacetan hingga terjadinya genangan air di Medan saat musim hujan. Yang pasti, semuanya untuk ketersediaan peta dasar tunggal Kota Medan yang lebih akurat,” terangnya.(adl)