25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pilkada Masih Transaksional

MEDAN- Belum ada sistem politik yang lebih baik di dunia dibandingkan sistem demokrasi. Akan tetapi sistem ini membutuhkan pengalaman yang matang. Bila belum sampai pada tahapan tersebut makna politik dalam masyarakat akan berada pada tataran praktis dan transaksional.

‘’Realitas ini yang masih terjadi di Indonesia. Pola-pola ini yang harus ditinggalkan agar rakyat diajarkan makna demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi itu sesungguhnya pintu masuk menciptakan masyarakat yang sejahtera,’’ ungkap tokoh nasional yang juga ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tanjung, di Warung Kopi Demokrasi, di Medan, Selasa (3/10).

Akan tetapi, dia mengakui, demokrasi bisa menciptakan sebaliknya lantaran dipakai hanya sebagai sarana mengejar kekuasaan belaka.
‘’Mari melihat permainan politik sekarang ini. Demokrasi di segala ini, di pemilihan legislatif pusat, pemilihan langsung presiden hingga  pemilihan langsung kepala daerah lebih mengedepankan kemenangan. Mau tak mau akan kental sekali unsur transaksionalnya,’’ ungkap Akbar.

“Perlu penegasan agar rakyat semakin cerdas berdemokrasi. Politik praktis dan transaksional harus ditinggalkan,” dia mengingatkan.
Acara diskusi santai itu dihadiri pula oleh mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang kini tercatat menjadi balon gubsu dari sejumlah parpol, mantan anggota DPR RI Yusuf Pardamean, advokat Kamaluddin Lubis, dan sejumlah undangan. Acara digagas Laskar Ampera Arif Rahman Hakim Ekponen ’66 Sumut dengan tema ‘Mengenang 47 tahun Peristiwa G-30S/PKI’.  Sembari bergurau,Akbar menjelaskan, kehadirannya di Medan bukan untuk ikut bertarung di Pilgubsu, melainkan atas undangan Laskar Ampera. “Saya datang bukan untuk ikut Pilgub, tapi  pemilihan lain mungkin saya akan ikut. Pak Nasution (AY Nasution, Red) yang ikut pemilihan gubernur,” ujar Akbar tersenyum.

Kepada wartawan, AY mengatakan, keberadaan dirinya bersama Akbar Tanjung adalah kegembiraan yang tak bisa ditolak. “Saya amat bahagia bisa berkumpul dengan saudara-saudara di sini yang punya semangat nasionalisme yang besar,” ujarnya.

Ketua Laskar Ampera Arif Rahman Hakim, Tajuddin Noor, menjelaskan, kehadiran Akbar memotivasi para balon dan tim pemenangan agar berpolitik secara santun dalam dinamika politik yang semakin tinggi menjelang Pilgubsu tahun depan. “Kami melihat Bang Akbar sebagai figur politisi yang tak perlu diragukan lagi. Kiprah hidup bang Akbar ini konsisten dalam dunia politik,” ujar Tajuddin.

Sebelum meninggalkan lokasi, Akbar Tanjung, menjelaskan DPP  Partai Golkar hingga saat ini belum menemukan sosok yang layak untuk diusung tahun depan.

“Partai masih menggelar survei internal. Jadi belum ada calon yang ditetapkan. Kemungkinan minggu depan sudah bisa diumumkan,” tukas mantan menteri sejak era Presiden Soeharto tersebut. (ari)

MEDAN- Belum ada sistem politik yang lebih baik di dunia dibandingkan sistem demokrasi. Akan tetapi sistem ini membutuhkan pengalaman yang matang. Bila belum sampai pada tahapan tersebut makna politik dalam masyarakat akan berada pada tataran praktis dan transaksional.

‘’Realitas ini yang masih terjadi di Indonesia. Pola-pola ini yang harus ditinggalkan agar rakyat diajarkan makna demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi itu sesungguhnya pintu masuk menciptakan masyarakat yang sejahtera,’’ ungkap tokoh nasional yang juga ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tanjung, di Warung Kopi Demokrasi, di Medan, Selasa (3/10).

Akan tetapi, dia mengakui, demokrasi bisa menciptakan sebaliknya lantaran dipakai hanya sebagai sarana mengejar kekuasaan belaka.
‘’Mari melihat permainan politik sekarang ini. Demokrasi di segala ini, di pemilihan legislatif pusat, pemilihan langsung presiden hingga  pemilihan langsung kepala daerah lebih mengedepankan kemenangan. Mau tak mau akan kental sekali unsur transaksionalnya,’’ ungkap Akbar.

“Perlu penegasan agar rakyat semakin cerdas berdemokrasi. Politik praktis dan transaksional harus ditinggalkan,” dia mengingatkan.
Acara diskusi santai itu dihadiri pula oleh mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang kini tercatat menjadi balon gubsu dari sejumlah parpol, mantan anggota DPR RI Yusuf Pardamean, advokat Kamaluddin Lubis, dan sejumlah undangan. Acara digagas Laskar Ampera Arif Rahman Hakim Ekponen ’66 Sumut dengan tema ‘Mengenang 47 tahun Peristiwa G-30S/PKI’.  Sembari bergurau,Akbar menjelaskan, kehadirannya di Medan bukan untuk ikut bertarung di Pilgubsu, melainkan atas undangan Laskar Ampera. “Saya datang bukan untuk ikut Pilgub, tapi  pemilihan lain mungkin saya akan ikut. Pak Nasution (AY Nasution, Red) yang ikut pemilihan gubernur,” ujar Akbar tersenyum.

Kepada wartawan, AY mengatakan, keberadaan dirinya bersama Akbar Tanjung adalah kegembiraan yang tak bisa ditolak. “Saya amat bahagia bisa berkumpul dengan saudara-saudara di sini yang punya semangat nasionalisme yang besar,” ujarnya.

Ketua Laskar Ampera Arif Rahman Hakim, Tajuddin Noor, menjelaskan, kehadiran Akbar memotivasi para balon dan tim pemenangan agar berpolitik secara santun dalam dinamika politik yang semakin tinggi menjelang Pilgubsu tahun depan. “Kami melihat Bang Akbar sebagai figur politisi yang tak perlu diragukan lagi. Kiprah hidup bang Akbar ini konsisten dalam dunia politik,” ujar Tajuddin.

Sebelum meninggalkan lokasi, Akbar Tanjung, menjelaskan DPP  Partai Golkar hingga saat ini belum menemukan sosok yang layak untuk diusung tahun depan.

“Partai masih menggelar survei internal. Jadi belum ada calon yang ditetapkan. Kemungkinan minggu depan sudah bisa diumumkan,” tukas mantan menteri sejak era Presiden Soeharto tersebut. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/