Marisitua Simbolon, Buruh PT Indoglove Selamat dari Maut
Mimpi Buruk dan rasa bersalah terus menyelimuti Marisitua Simbolon, apabila teringat peristiwa terbakarnya PT Indoglove KIM I Jalan Pulau Ternete Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang, yang menewaskan dua orang pekarja di pabrik yang memproduksi sarung tangan karet itu.
Fachrul Rozi, Belawan
Pria asal Tanah Jawa Kabupaten Simalungun ini, merasa bersalah apabila mengingat teman baiknya yang hingga saat kini belum diketahui kabar beritanya. Ketika ia memutuskan untuk menyelamatkan diri, dengan menerobos kepungan api yang menjebak mereka didalam pabrik.
Jarum jam di malam peristiwa naas itu menunjukkan pukul 19.30 WIB. Sebelum peristiwa kebakaran terjadi, seluruh aktivitas dan konsentrasi buruh yang berjumlah 50 orang hanya tertuju pada pekerjaan mereka masing-masing.
Suara raungan mesin produksi sarung tangan karet PT Indoglove di KIM I ini sudah menjadi hal yang biasa bagi buruh. Namun malam itu dirasakan lain oleh Marisitua. Ia bersama 50 buruh pabrik lainnya, tiba-tiba tersontak kaget mendengarkan suara ledakan yang cukup keras selaksa dentuman bom yang menghantam satu objek.
Dalam hitungan perdetik maka aliran listrik disekitar pabrik pun menjadi terputus, hingga membuat seluruh ruangan pabrik menjadi gelap gulita.
“Aku tak tahu pasti penyebabnya apa. Karena suara ledakan itu cukup keras sekali hingga membuat listrik menjadi padam. Suasana yang gelap membuat aktivitas menjadi berhenti, kami pun menjadi bingun malam itu karena kami tidak tahu harus berbuat apa dalam kondisi gelap,” kata, Marisitua Simbolon, pada Sumut Pos saat ditemui di ruang ICU RSU Mitra Medika Jalan KL Yos Sudarso Kecamatan Medan Deli, Minggu (4/11) kemarin.
Kepanikan buruh, lanjut Marisitua, terjadi karena pekerjanya malam itu kebanyakan wanita. Rasa ketakutan muncul disaat mereka melihat kepulan asap yang disertai kobaran api dari salah satu tabung boiler besar.
Lanjut Marisitua, Jeritan minta tolong terus terdengar di dalam pabrik. Bahkan para pekerja berhamburan berusaha menyelamatkan diri masing-masing dari dalam pabrik. Dalam kondisi gelap kepulan asap terus menyelimuti seluruh ruangan. Namun mereka tetap berupaya mencari terus mencari pintu keluar agar lolos dari kepungan api. Api yang saat itu mulai menjilati dinding pabrik yang pada akhirnya merembet pada tumpukan bahan produksi karet.
“Kami berlarian kocar-kacir, berteriak minta tolong, sambil mencari pintu untuk keluar dari dalam ruangan itu. Kejadian malam itu benar-benar sangat menakutkan,” ucap dia menggambar situasi kepanikan terjadi malam itu.
Dalam kondisi panik sebagian buruh berhasil keluar dari ruangan setelah menjebol dinding seng dibagian sebelah kiri bangunan pabrik. Sebagian lagi saling berdesakan, sesama buruh pun tak terhindarkan. (*)