30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Satu Lagi Korban Kebakaran Pabrik Sarung Tangan Ditemukan

Kondisi Jasad Sudah jadi Abu

MEDAN-Korban kebakaran pabrik sarung tangan di Kim 1 Mabar, Kamis malam (1/11) sekitar pukul 20.00 WIB lalu, kembali ditemukan di lokasi. Mayat tersebut dievakuasi ke RSU dr Pirngadi Medan setelah dibawa dengan mobil ambulans RS Mitra Medika oleh petugas, Minggu siang (4/11) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kondisi korban yang belum diketahui identitasnya itu dibawa menggunakan goni dan plastik keresek karena sudah menjadi abu, dan penemuan itu juga menambah daftar korban baru.

Menurut pengakuan petugas dari RS Mitra Medika di Instalasi jenazah menyebutkan, jika peristiwa penemuan korban kebakaran itu menggenapkan temuan jasad mayat yang keempat. Setelah ketiga mayat sebelumnya telah dikenali dan disemayamkan oleh keluarga. Penemuan itu sendiri berawal dari sebuah gundukan seperti bola yang diduga sebelumnya adalah tulang tengkorak. Namun ketika diangkat dan hendak dimasukkan ke dalam plastik, gundukan tersebut telah pecah menjadi abu dan selanjutnya dievakuasi ke RS Pirngadi.

Kedatangan jasad  itu diikuti salah seorang yang mengaku keluarga korban, M Yusuf Silitonga (33), warga Tanjungbalai. M Yusuf menduga, bahwasanya korban yang baru saja dievakuasi adalah adiknya, Abdul Zakaria Silitonga (31).
Namun Yusuf masih memiliki keraguan apakah korban tersebut adalah adiknya.

“Hati kecil saya meragukan bahwasanya adik saya sudah meninggal, tapi dari info para korban selamat yang saya dapat n
posisi adik saya ketika kebakaran berada di dekat boiler sama dengan posisi ditemukannya jasad ini,” jelasnya.

Namun walaupun Yusuf masih memiliki keraguan apakah korban yang ditemukan itu adalah adiknya, dia beserta keluarga tetap akan melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya bahwasanya korban adalah Zakaria.

“Kami tetap akan melakukan tes DNA untuk memastikan bahwasanya korban adalah adik saya, walaupun saya masih ragu,” sebutnya.
Dari pengakuan Yusuf, adiknya Zakaria sudah memiliki 2 orang anak dari istrinya Gadis (28) warga Lorong Pahlawan Pasar III Mabar.

Zakaria juga diketahui baru bekerja selama 4 bulan di PT Indo Glove sebagai karyawan produksi. Dari awal kejadian kebakaran, Kamis (1/11) yang lalu hingga kini, Zakaria belum dapat diketahui keberadaannya sehingga keluarga menduga korban yang sudah menjadi abu tersebut adalah Zakaria .
Sebelumnya, korban tewas kebakaran yang telah berhasil di evakuasi dan tiga diantaranya sudah dikenali dan disemayamkan oleh keluarga yakni Mahadi Kamal Nasution (22) warga asal Jalan Wahidin, Gang Seko, Pangkalan Brandan yang ngekos dikawasan Simpang Dobi Belawan, Agustina Saragih (34) warga Pulo Sicanang, Belawan, dan M Rozi (21) warga Komplek BTN Martubung asal Riau, Pasaman Sumbar. Kini jasad korban yang diduga bernama Zakaria itu masih di instalasi Jenazah untuk menjalani otopsi.

Pabrik Tutup Selama 6 Bulan

Kebakaran yang melanda pabrik sarung tangan PT Indoglove kemarin masih meninggalkan duka. Bukan hanya bagi karyawan, tetapi juga para pengurus dan pemilik perusahaan. Menurut Direktur utama perusahaan tersebut, kerugian mencapai puluhan miliar. Dan diprediksi, pabrik akan tutup sementara selama 6 bulan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Apimigas) Sumut, Johan Brien.

“Saya baru ketemu dengan pemilik perusahaan. Ya, seperti orang yang terkena musibah, mereka juga masih terlihat lemas atas kejadian yang menimpa pabrik mereka,” ujarnya, saat ditemui di salah satu hotel bintang lima di Medan.

Dijelaskan Johan, pihak perusahaan sudah melaporkan terkait kebakaran tersebut kepada pemilik yang merupakan warga Singapura.
“Semua hal sudah dilaporkan, tapi belum mendapat jawaban dari investornya.” lanjutnya.

Dijelaskannya, pabrik kemungkinan akan tutup selama 6 bulan. Karena banyaknya yang harus diperbaiki. Mulai dari pipa, boiler, hingga tempat packing.
“Kalau saya mengharapkannya sekitar 4 bulan. Itupun kalau kerja pagi hingga malam nonstop,” ungkapnya.

Walaupun nantinya pabrik akan tutup selama 6 bulan, dipastikan seluruh karyawan pabrik yang jumlahnya berkisar 400 orang ini akan dirumahkan. Sedangkan untuk yang terkena musibah, meninggal dan terkena luka bakar akan mendapatkan santunan sesuai dengan ketentuan.

“Yang terkena luka bakar ini sedang dirawat dirumah sakit. Dan semua biaya ditanggung oleh perusahaan. Terkait dengan semua santunan ini akan terus kita kawal. Kita pastikan karyawan mendapatkan haknya.” ujar Johan yang juga wakil ketua di Apindo Sumut ini.

Dijelaskannya, karyawan yang dirumahkan ini karena situasi perusahaan yang harus membangun perusahaan kembali. Karena itu, belum ada kepastian apakah karyawan akan dipanggil kembali atau tidak.

“Karena itukan haknya perusahaan. Jadi, karena ini musibah, karyawan harus dirumahkan. Kalau masalah apakah mereka akan dipanggil kembali atau tidak, itu haknya perusahaan,” tambahnya.

Sedangkan untuk kerugian, Johan memprediksi kerugian yang dialami oleh pihak pabrik ini berkisar puluhan miliar tetapi di bawah Rp100 miliar.
“Kalau dari yang direktur utama menyatakan kepada saya kerugian puluhan miliar, tetapi tidak mencapai angka Rp100 miliar. Mereka juga menyatakan bahwa yang terkena itu pipa, kantor, dan tempat packing. Tapi, kalau tempat produksi tidak kena,” tambahnya. (uma/ram)

Kondisi Jasad Sudah jadi Abu

MEDAN-Korban kebakaran pabrik sarung tangan di Kim 1 Mabar, Kamis malam (1/11) sekitar pukul 20.00 WIB lalu, kembali ditemukan di lokasi. Mayat tersebut dievakuasi ke RSU dr Pirngadi Medan setelah dibawa dengan mobil ambulans RS Mitra Medika oleh petugas, Minggu siang (4/11) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kondisi korban yang belum diketahui identitasnya itu dibawa menggunakan goni dan plastik keresek karena sudah menjadi abu, dan penemuan itu juga menambah daftar korban baru.

Menurut pengakuan petugas dari RS Mitra Medika di Instalasi jenazah menyebutkan, jika peristiwa penemuan korban kebakaran itu menggenapkan temuan jasad mayat yang keempat. Setelah ketiga mayat sebelumnya telah dikenali dan disemayamkan oleh keluarga. Penemuan itu sendiri berawal dari sebuah gundukan seperti bola yang diduga sebelumnya adalah tulang tengkorak. Namun ketika diangkat dan hendak dimasukkan ke dalam plastik, gundukan tersebut telah pecah menjadi abu dan selanjutnya dievakuasi ke RS Pirngadi.

Kedatangan jasad  itu diikuti salah seorang yang mengaku keluarga korban, M Yusuf Silitonga (33), warga Tanjungbalai. M Yusuf menduga, bahwasanya korban yang baru saja dievakuasi adalah adiknya, Abdul Zakaria Silitonga (31).
Namun Yusuf masih memiliki keraguan apakah korban tersebut adalah adiknya.

“Hati kecil saya meragukan bahwasanya adik saya sudah meninggal, tapi dari info para korban selamat yang saya dapat n
posisi adik saya ketika kebakaran berada di dekat boiler sama dengan posisi ditemukannya jasad ini,” jelasnya.

Namun walaupun Yusuf masih memiliki keraguan apakah korban yang ditemukan itu adalah adiknya, dia beserta keluarga tetap akan melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya bahwasanya korban adalah Zakaria.

“Kami tetap akan melakukan tes DNA untuk memastikan bahwasanya korban adalah adik saya, walaupun saya masih ragu,” sebutnya.
Dari pengakuan Yusuf, adiknya Zakaria sudah memiliki 2 orang anak dari istrinya Gadis (28) warga Lorong Pahlawan Pasar III Mabar.

Zakaria juga diketahui baru bekerja selama 4 bulan di PT Indo Glove sebagai karyawan produksi. Dari awal kejadian kebakaran, Kamis (1/11) yang lalu hingga kini, Zakaria belum dapat diketahui keberadaannya sehingga keluarga menduga korban yang sudah menjadi abu tersebut adalah Zakaria .
Sebelumnya, korban tewas kebakaran yang telah berhasil di evakuasi dan tiga diantaranya sudah dikenali dan disemayamkan oleh keluarga yakni Mahadi Kamal Nasution (22) warga asal Jalan Wahidin, Gang Seko, Pangkalan Brandan yang ngekos dikawasan Simpang Dobi Belawan, Agustina Saragih (34) warga Pulo Sicanang, Belawan, dan M Rozi (21) warga Komplek BTN Martubung asal Riau, Pasaman Sumbar. Kini jasad korban yang diduga bernama Zakaria itu masih di instalasi Jenazah untuk menjalani otopsi.

Pabrik Tutup Selama 6 Bulan

Kebakaran yang melanda pabrik sarung tangan PT Indoglove kemarin masih meninggalkan duka. Bukan hanya bagi karyawan, tetapi juga para pengurus dan pemilik perusahaan. Menurut Direktur utama perusahaan tersebut, kerugian mencapai puluhan miliar. Dan diprediksi, pabrik akan tutup sementara selama 6 bulan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Apimigas) Sumut, Johan Brien.

“Saya baru ketemu dengan pemilik perusahaan. Ya, seperti orang yang terkena musibah, mereka juga masih terlihat lemas atas kejadian yang menimpa pabrik mereka,” ujarnya, saat ditemui di salah satu hotel bintang lima di Medan.

Dijelaskan Johan, pihak perusahaan sudah melaporkan terkait kebakaran tersebut kepada pemilik yang merupakan warga Singapura.
“Semua hal sudah dilaporkan, tapi belum mendapat jawaban dari investornya.” lanjutnya.

Dijelaskannya, pabrik kemungkinan akan tutup selama 6 bulan. Karena banyaknya yang harus diperbaiki. Mulai dari pipa, boiler, hingga tempat packing.
“Kalau saya mengharapkannya sekitar 4 bulan. Itupun kalau kerja pagi hingga malam nonstop,” ungkapnya.

Walaupun nantinya pabrik akan tutup selama 6 bulan, dipastikan seluruh karyawan pabrik yang jumlahnya berkisar 400 orang ini akan dirumahkan. Sedangkan untuk yang terkena musibah, meninggal dan terkena luka bakar akan mendapatkan santunan sesuai dengan ketentuan.

“Yang terkena luka bakar ini sedang dirawat dirumah sakit. Dan semua biaya ditanggung oleh perusahaan. Terkait dengan semua santunan ini akan terus kita kawal. Kita pastikan karyawan mendapatkan haknya.” ujar Johan yang juga wakil ketua di Apindo Sumut ini.

Dijelaskannya, karyawan yang dirumahkan ini karena situasi perusahaan yang harus membangun perusahaan kembali. Karena itu, belum ada kepastian apakah karyawan akan dipanggil kembali atau tidak.

“Karena itukan haknya perusahaan. Jadi, karena ini musibah, karyawan harus dirumahkan. Kalau masalah apakah mereka akan dipanggil kembali atau tidak, itu haknya perusahaan,” tambahnya.

Sedangkan untuk kerugian, Johan memprediksi kerugian yang dialami oleh pihak pabrik ini berkisar puluhan miliar tetapi di bawah Rp100 miliar.
“Kalau dari yang direktur utama menyatakan kepada saya kerugian puluhan miliar, tetapi tidak mencapai angka Rp100 miliar. Mereka juga menyatakan bahwa yang terkena itu pipa, kantor, dan tempat packing. Tapi, kalau tempat produksi tidak kena,” tambahnya. (uma/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/