25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Jalur Alternatif Belum juga Dibuka

fachril/SUMUT POSALTERNATIF:
ALTERNATIF: Jalur alternatif hingga ke Kampung Kurnia belum dibangun PT Mitra Jaya Bahari (MJB).

Masyarakat yang bermukim di Kampung Kurnia, Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan menagih janji PT Mitra Jaya Bahari (MJB) untuk membangun jalan alternatif di sisi tol Belmera Pasalnya, jalan untuk akses pemadam kebakaran, sebagai alasan PT MJB mendapat izin dari Kementerian PUPR hanya sebatas perlintasan bagi perusahaan kontainer tersebut.

Buktinya, pembangunan jalan yang akan dibuka belum dilaksanakan. Artinya, pembangunan menggunakan dana CSR dari tiga peruasahaan yang ada hanya sebatas janji.

“Pembangunan jalan alternatif hingga ke Kampung Kurnia itu harus segera dimulai. Kalau tidak kami akan demo untuk meminta Kementerian PUPR dan PT Jasa Marga untuk membatalkn izin yang telah diberikan kepada PT MJB,” kata Ketua Karang Taruna Belawan, Abdul Rahman, Minggu (4/11).

Tokoh Masyarakat Belawan akrab Atan, menilai, PT MJB mulai mengkelabui masnyarakat Belawan, karena sudah setengah tahun berlalu sejak izin diberi, pembangunan jalan alternatif dimaksud belum terlihat kecuali sebatas jalan menuju pintu masuk PT MJB yang panjangnya sekitar 200 meter dalam masa penegerasan.

“Hal ini tidak bisa dibiarkan dan surat kami ke Kementerian PUPR dan PT Jasa Marga mengenai hal ini telah kami layangkan dan sedang menunggu jawaban,” ungkap Atan.

Sebenarnya, kata pria yang juga aktivis nelayan ini, pembangunan jalan alternatif yang ditawarkan PT MJB tidak tepat, karena bisa menimbukan kemacetan dan membahayakan pengguna jalan Tol Belmera.

Karena, pembangunan itu tanpa proses dan perencanaan yang matang, sebagaimana layaknya pembangunan sebuah jalan umum. Namun, karena diduga banyaknya kepentingan dan tekanan dari sejumlah pengusaha maka rencana itu dikabulkan.

“Saya yakin pembukaan jalan alternatif itu akan menimbulkan masalah baru. Misalnya, kamacetan dan kecelakaan, karena itu menjadi akses utama keluar masuk puluhan mobil truk pengangkut kontiner dari dan menuju PT MJB. Apalagi kawasan itu persimpangan utama masuk jalan tol dari arah Pelabuhan Belawan,” papar Atan.

Ditambahkan Atan, melihat kondisi depo kontainer PT MJB, perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah, harus dikaji ulang, alasannya, banyak dampak yang terganggu berdirinya perusahaan kontainer di pintu tol Belmera tersebut.

“Pasti banyak penyimpangan soal izin di perusahaan itu, dampak lalu lintasnya, penimbunan resapan air untuk keluar masuk truknya, bisa jadi izinnya juga bermasalah, jadi perlu dikaji ulang,” tegas Atan.

Menyikapi hal tersebut, Manager PT MJB Haris Kelana Damanik mengatakan, pihaknya sudah memulai pembangunan jalan alternatif menuju Kampung Kurnia. Namun, masih terkendala karena pembangunannya tidak semudah yang dibayangkan.

“Membangun jalan diatas rawa tidak gampang dan butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk pengerasan badan jalan,” katanya.

Saat ini, pihaknya sudah memulai pembangunan jembatan untuk menghubungkan lahan yang telah kering milik PT MJB dan lahan rawa yang masih berair milik PT Jasa Marga selebar tiga meter.

“Semua pembangunan jalan itu menggunakan dana CSR PT MJB dan nanti setelah selesai jalan itu akan diberikan ke pemerintah,” pungkasnya.

Berita sebelumnya, rencana pembangunan jalan alternatif ke Kampung Kurnia, Belawan melalui sisi Jl. Tol Bermera, kawasan Kampung Salam, dinilai tidak jelas. Padahal, Dirjen Bina Marga melalui Kementerian PUPR telah memberi ijin pembangunan jalan alternatif itu kepada PT. Mitra Jaya Bahari (MJB) dengan alasan sebagai jalan utama masuk mobil pemadam kebakaran ke Kampung Kurnia, Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan. (fac/ila)

fachril/SUMUT POSALTERNATIF:
ALTERNATIF: Jalur alternatif hingga ke Kampung Kurnia belum dibangun PT Mitra Jaya Bahari (MJB).

Masyarakat yang bermukim di Kampung Kurnia, Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan menagih janji PT Mitra Jaya Bahari (MJB) untuk membangun jalan alternatif di sisi tol Belmera Pasalnya, jalan untuk akses pemadam kebakaran, sebagai alasan PT MJB mendapat izin dari Kementerian PUPR hanya sebatas perlintasan bagi perusahaan kontainer tersebut.

Buktinya, pembangunan jalan yang akan dibuka belum dilaksanakan. Artinya, pembangunan menggunakan dana CSR dari tiga peruasahaan yang ada hanya sebatas janji.

“Pembangunan jalan alternatif hingga ke Kampung Kurnia itu harus segera dimulai. Kalau tidak kami akan demo untuk meminta Kementerian PUPR dan PT Jasa Marga untuk membatalkn izin yang telah diberikan kepada PT MJB,” kata Ketua Karang Taruna Belawan, Abdul Rahman, Minggu (4/11).

Tokoh Masyarakat Belawan akrab Atan, menilai, PT MJB mulai mengkelabui masnyarakat Belawan, karena sudah setengah tahun berlalu sejak izin diberi, pembangunan jalan alternatif dimaksud belum terlihat kecuali sebatas jalan menuju pintu masuk PT MJB yang panjangnya sekitar 200 meter dalam masa penegerasan.

“Hal ini tidak bisa dibiarkan dan surat kami ke Kementerian PUPR dan PT Jasa Marga mengenai hal ini telah kami layangkan dan sedang menunggu jawaban,” ungkap Atan.

Sebenarnya, kata pria yang juga aktivis nelayan ini, pembangunan jalan alternatif yang ditawarkan PT MJB tidak tepat, karena bisa menimbukan kemacetan dan membahayakan pengguna jalan Tol Belmera.

Karena, pembangunan itu tanpa proses dan perencanaan yang matang, sebagaimana layaknya pembangunan sebuah jalan umum. Namun, karena diduga banyaknya kepentingan dan tekanan dari sejumlah pengusaha maka rencana itu dikabulkan.

“Saya yakin pembukaan jalan alternatif itu akan menimbulkan masalah baru. Misalnya, kamacetan dan kecelakaan, karena itu menjadi akses utama keluar masuk puluhan mobil truk pengangkut kontiner dari dan menuju PT MJB. Apalagi kawasan itu persimpangan utama masuk jalan tol dari arah Pelabuhan Belawan,” papar Atan.

Ditambahkan Atan, melihat kondisi depo kontainer PT MJB, perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah, harus dikaji ulang, alasannya, banyak dampak yang terganggu berdirinya perusahaan kontainer di pintu tol Belmera tersebut.

“Pasti banyak penyimpangan soal izin di perusahaan itu, dampak lalu lintasnya, penimbunan resapan air untuk keluar masuk truknya, bisa jadi izinnya juga bermasalah, jadi perlu dikaji ulang,” tegas Atan.

Menyikapi hal tersebut, Manager PT MJB Haris Kelana Damanik mengatakan, pihaknya sudah memulai pembangunan jalan alternatif menuju Kampung Kurnia. Namun, masih terkendala karena pembangunannya tidak semudah yang dibayangkan.

“Membangun jalan diatas rawa tidak gampang dan butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk pengerasan badan jalan,” katanya.

Saat ini, pihaknya sudah memulai pembangunan jembatan untuk menghubungkan lahan yang telah kering milik PT MJB dan lahan rawa yang masih berair milik PT Jasa Marga selebar tiga meter.

“Semua pembangunan jalan itu menggunakan dana CSR PT MJB dan nanti setelah selesai jalan itu akan diberikan ke pemerintah,” pungkasnya.

Berita sebelumnya, rencana pembangunan jalan alternatif ke Kampung Kurnia, Belawan melalui sisi Jl. Tol Bermera, kawasan Kampung Salam, dinilai tidak jelas. Padahal, Dirjen Bina Marga melalui Kementerian PUPR telah memberi ijin pembangunan jalan alternatif itu kepada PT. Mitra Jaya Bahari (MJB) dengan alasan sebagai jalan utama masuk mobil pemadam kebakaran ke Kampung Kurnia, Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/