BELAWAN- Ribuan rumah di Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan kembali terendam rob, Sabtu (5/5) kemarin. Banjir rob yang menggenangi ruas jalan di perkampungan dan jalan utama menuju Pelabuhan Belawan, suhunya berbeda dari biasanya. Air laut yang lebih dari 4 jam merendam rumah warga tersebut terasa dingin.
“Ini sudah memasuki hari ke tiga, hanya pasang perdani (rob-red) kali ini air lautnya terasa agak dingin dan berbeda dari sebelumnya,” kata Uman (50) warga Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan, Kota Belawan.
Uman menuturkan, rob yang datang pada musim 15 hari bulan (jelang purnama) itu mulai terjadi pada pukul 13.00 WIB dan surut pada pukul 18.00 WIB. Hanya saja genangan rob setinggi 60 centimeter itu kondisi airnya tampak sedikit keruh. “Bukan cuma dingin, air lautnya juga tampak keruh. Mungkin ini disebabkan luapan Sungai Deli akibat hujan diberbagai daerah dan kemudian mengalir ke arah laut,” tutur dia.
Bajir rob yang kerap terjadi, lanjutnya, dikarenakan terjadinya reklamasi pantai dan pembabatan hutan bakau yang berada di pinggiran pesisir pantai Belawan. Terlebih areal hutan bakau yang seharusnya dijadikan resapan air, kini telah beralih fungsi menjadi pemukiman dan tempat usaha.
“Tiga tahun belakangan ini hampir seluruh kawasan di Belawan kerap jadi langganan pasang air laut. Padahal di tahun 1990-an air pasang laut yang terjadi hanya sampai pinggiran pantai saja. Tapi kini, pasang laut telah memasuki jalan-jalan utama di Kota Belawan,” ungkapnya.
Meski gelombang rob tidak sampai menghentikan aktitivas warga, namun warga mengaku direpotkan oleh air laut yang masuk ke dalam rumah mereka. Beberapa perabotan rumah warga seperti kursi dan lemari basah akibat terendam air rob.
“Ini termasuk pasang besar (perdani). Biasanya rumah saya tidak kemasukan air, tapi sekarang air sudah masuk,” kata Anisa (41) warga Medan Marelan. (mag-17)