MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPP Partai Gerindra dinilai telah mengabaikan seluruh tahapan pencalonan dalam Pilkada Kota Medan. Pasalnya, Aulia Rahman yang disebut-sebut sudah mendapat restu dari DPP Partai Gerindra menjadi calon Wakil Wali Kota Medan mendampingi Bobby Afif Nasution, sama sekali tidak mengikuti tahapan pencalonan.
Hal ini memicu kekecewaan bagi kader partai besutan Prabowo tersebut, Suryani Paskah Naiborhu yang mendaftar dan mengikuti seluruh tahapan pencalonan sebagai Wakil Wali Kota Medan dari Partai Gerindra. Apalagi, berdasarkan survey yang dilakukan oleh DPD Partai Gerindra dengan melibatkan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas Suryani tertinggi diantara beberapa nama yang mendaftar untuk posisi calon Wakil Wali Kota Medan.
“Hasil survey ini diserahkan langsung oleh Ketua DPD Gerindra Sumut, Gus Irawan kepada saya. Saya peringkat pertama dengan tingkat elektabilitasnya 24 persen dari 8 orang yang disurvey. Kalau yang diusung bukan saya, itukan menimbulkan pertanyaan,” kata Suryani Paskah Naiborhu kepada sejumlah wartawan di Medan, Rabu (5/8).
Suryani menjelaskan perjalanannya mengikuti seluruh mekanisme dan tahapan yang disyaratkan oleh partai untuk mencalon Wakil Wali Kota Medan. Ia mengaku sengaja memilih mendaftar pada posisi wakil wali kota karena menilai punya kapasitas untuk itu. Ia kemudian mendaftar ke DPC Gerindra Kota Medan dan melakukan sosialisasi di tengah masyarakat sesuai anjuran dari partai.
Beberapa tahapan ia ikuti, mulai dari penyerahan berkas pendaftaran, sosialisasi, penyampaian visi misi hingga fit and proper test. “Dan untuk survey itu saya diminta kontribusi Rp20 juta, saya langsung transfer. Karena menilai itu adalah bagian dari mekanisme yang akan menghasilkan penilaian yang riil,” ujarnya.
Bukan hanya itu, namanya juga sudah diusulkan mulai dari DPC dan DPD ke DPP. “Dapat kabar dari DPC, kalau nama saya diusulkan, DPD juga mengusulkan nama saya. Sambil menunggu, saya terus melakukan kegiatan sosialisasi. Tiba-tiba kemarin dengar berita dari Waketum bahwa yang diusung adalah berbeda, bukan nama saya,” ungkapnya.
“Ini menjadi pertanyaan bagi saya sendiri. Dimana kurang pasnya? Apakah saya dari golongan minoritas? Sampai hari ini belum dipanggil oleh DPP. Kita kan butuh penjelasan atas hal ini. Seluruh mekanisme kita ikuti, survey kita posisi tertinggi. Saya berharap kepada Pak Prabowo agar arif dan bijaksana dalam menyikapi ini. Saya menunggu kebijaksanaan dari beliau,” pungkasnya.
NasDem dan Golkar Tak Menuntut Banyak
Di sisi lain, Partai Golkar dan Partai NasDem yang memiliki 4 kursi di DPRD Medan, juga mengaku berharap kadernya disandingkan dengan Bobby Nasution. Kepada Sumut Pos, Ketua DPD Partai NasDem Kota Medan, Afif Abdillah, mengatakan, pihaknya sebenarnya juga mengharapkan kadernya untuk dapat disandingkan sebagai Calon Wakil Wali Kota Medan untuk Bobby Nasution. Namun begitu, pihaknya tidak mau menuntut banyak soal hal itu.
“Kalau keinginan untuk mengusung kader sendiri itu tentu ada, tapi saat ini komunikasi politik kan sudah di tingkat DPP, bukan di daerah lagi. Kita tidak mau memaksakan, NasDem hanya mau, yang menjadi wakil Bobby itu adalah yang terbaik, yang bisa saling mengisi dengan sosok Bobby yang memiliki basic sebagai pengusaha,” katanya.
Soal sosok Aulia, secara pribadi Afif tidak mempermasalahkannya. Walaupun sama-sama memiliki basic sebagai pengusaha, tapi sosok Aulia dapat menjadi representasi dari masyarakat Medan Utara. “Sosok Aulia itu bagus, mungkin Bobby kurang dekat dengan masyarakat di Medan Utara, tapi Aulia sebagai putra Medan Utara bisa menutupinya, inikan saling mengisi juga namanya,” jawabnya.
Saat ditanya soal sosok lainnya yang santer terdengar sebagai salah satu Calon Wakil Wali Kota Medan yang memiliki basic sebagai seorang birokrat, seperti Sekda Kota Medan Wiriya Al Rahman, juga dinilai baik oleh Afif. “Kalau Pak Sekda, beliau juga punya nilai plus, pengalamannya sebagai birokrat juga dinilai akan saling mengisi satu sama lain dengan sosok Bobby. Tapi setahu saya untuk birokrat bukan cuma ada nama beliau tapi ada beberapa nama lainnya, katakanlah nama pak Husni (Kadis Kebersihan dan Pertamanan Medan) dan nama-nama lainnya,” jelasnya.
Sedangkan sosok kader NasDem yang diharapkan untuk maju mendampingi Bobby, tidak secara jelas diungkapkan oleh Afif. Sebab saat ini komunikasi politik sedang berada ditingkat pusat.
“Kalau kita dari DPD, waktu itu saat penjaringan ada kader kita yang mendaftar, yaitu Nezar Djoeli. Namanya sudah kita sampaikan ke pusat, tapi keputusan tentu ada dipusat. Intinya, kita yakin DPP akan memberikan keputusan yang terbaik dan DPD NasDem Medan siap menjalankannya,” tandasnya.
Terpisah, Sekretaris DPD Golkar Medan, Sunardi Ali mengatakan, pihaknya di DPD Golkar Medan tidak lagi memusingkan soal siapa yang nantinya akan menjadi Wakil Bobby di Pilkada Medan. “Saat ini semua partai pendukung (Bobby) sedang berkomunikasi tentang siapa sosok yang akan mendampingi Bobby. Pilihan kan ada pada Bobby dan komunikasi lintas partai pendukung sedang berjalan di pusat, kita tunggu saja soal itu,” jawabnya.
Sedangkan keputusan untuk mendukung Bobby, jelas Sunardi, telah bulat sejak cukup lama. Pasalnya, DPP Golkar sudah sejak lama memberikan dukungannya secara resmi kepada Bobby. “Dukungan resmi secara tertulis sudah lama diberikan DPP, kami di DPD pun sudah menyerahkannya secara langsung kepada pihak Bobby di Medan Club saat itu. Maka kita sekarang tinggal menunggu keputusan dari pusat saja,” pungkasnya. (map)