Site icon SumutPos

Kantor Gubsu di Genangi Banjir, Edy Tegur Lukmanul

pran/SUMUT POS
TEGUR: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Wagub Musa Rajekshah menegur Kadis SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut, Lukmanul Hakim atas kondisi genangan air di halaman depan dan basement kantor Gubsu, Jumat (5/10) sore.

Hujan deras yang mengguyur Kota Medan, membuat sejumlah wilayah terendam banjir, tak terkecuali halaman depan kantor Gubernur Sumut, Jalan P Diponegoro Medan, Jumat (5/10). Banjir tersebut membuat Gubsu Edy Rahmayadi spontan menegur Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut Lukmanul Hakim.

Tak hanya di halaman depan kantor Gubsu, genangan air setinggi betis orang dewasa juga terjadi di basement tempat parkir kendaraan roda empat di kantor tersebut.

Genangan air yang tinggi pada basement berasal dari Jalan P Diponegoro dan halaman Masjid Agung Medan.

Alhasil, puluhan mobil yang parkir di sana harus dikeluarkan satu per satu. Bahkan dari bagian informasi kantor Gubsu, berulang kali dimintakan kepada pemilik mobil untuk memindahkan kendaraannya ke halaman kantor Gubsu. Sementara sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang memarkirkan mobil di basement, juga terlihat sibuk mengeluarkan kendarannya.

Akibat tingginya genangan air di kantor gubernur membuat Gubsu Edy Rahmayadi dan Wagubsu Musa Rajekshah batal untuk melaksanakan Salat Ashar berjamaah di Masjid Agung. Awalnya, lorong jalan yang menghubungkan kantor Gubsu dengan Masjid Agung hanya digenangi air melebihi mata kaki.

Namun ketika memasuki pekarangan masjid, tinggi air bertambah hingga sepaha orang dewasa. Alhasil, Edy dan Musa tidak dapat melewati genangan air menuju Masjid Agung. Keduanya yang mengenakan sendal jepit melipat celananya hingga sepaha, lalu memantau kondisi genangan air. Gubsu dan Wagub tampak mengamati genangan air yang mengalir hingga ke basement.

Usai melihat genangan air tersebut, Edy langsung memanggil Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut Lukmanul Hakim. Kebetulan saat itu, Lukmanul Hakim baru saja menunaikan salat di Masjid Agung. Mendapat panggilan Gubsu, Lukmanul Hakim terlihat tergesa-gesa bergegas dengan kondisi celananya terlipat hingga betis, lalu berjalan kecil menghadap Edy.

“Ini sudah menyengsarakan rakyat. Wajar enggak Anda saya tegur?” kata Edy kepada Lukmanul Hakim sembari meminta tanggapan wartawan atas tindakannya menegur Lukmanul Hakim. “Bapak wartawan, pantas enggak saya bertanya kepada Anda, kalau bapak ini (Lukmanul Hakim) saya tegur,” ujar Edy yang membuat Lukmanul Hakim tertunduk.

Edy juga langsung menghubungi Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, terkait kondisi genangan air di kantor Gubsu. Namun dari informasi yang diperoleh di lokasi, Wali Kota tak bisa memenuhi panggilan Gubsu, namun didelegasikan kepada Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution.

Setelah berdialog cukup lama dengan jajaran Dinas SDA Sumut sembari menunggu kehadiran Akhyar, Gubsu dan Wagubsu meninggalkan lokasi yang kemudian masuk ke kantor. “Nanti kalau Pak Wakil sudah sampai, suruh masuk aja dan jumpa di atas,” kata Wagubsu Musa Rajekshah kepada Lukmanul Hakim, sembari berjalan ke arah pintu samping kantor Gubsu.

Lukmanul Hakim yang dimintai tanggapannya usai ditegur Gubsu, mengaku bahwa dirinya ada diminta Gubsu untuk mengecek aliran air hingga ke Jalan P Diponegoro dan Masjid Agung. Sekaligus, memastikan ada apa tidak terjadi penyumbatan di bagian hulu, sehingga menyebabkan air mengalir deras menuju basement. “Ada bagusnya juga apa yang dikatakan Pak Gubernur. Jadi kita lebih tahu di mana masalah sebenarnya,” kata Lukmanul Hakim.

Menurut Lukmanul Hakim, kondisi air yang sampai tinggi pada basement kantor Gubsu menjadi domain Biro Umum. Sementara, genangan air dari jalan protokol yang menjadi sumber asal air hingga ke halaman depan kantor Gubsu, tentu wewenang Pemko Medan. “Jadi kawan-kawan harus tahu juga masing-masing tupoksinya. Masing-masing kan punya wewenang,” katanya.

Ruas Jalan Terendam Banjir

Sementara itu, sejumlah kawasan terendam banjir akibat hujan yang mengguyur Kota Medan. Mulai dari Kantor Gubsu, halaman belakang Kantor Wali Kota Medan, Kantor DPRD Kota Medan, Istana Maimun, Lapangan Merdeka dan sejumlah wilayah lainnya.

Pantuan Sumut Pos, banjir terjadi di Padang Bulan, Jalan Setia Budi, Jalan Dr Mansur, Jalan AH Nasution, Jalan Diponegoro, Jalan Raden Saleh, Jalan Kereta Api, Lapangan Merdeka Medan, Jalan Sei Sikambing dan lalinnya.

Ketinggian air di sejumlah kawasan itu rata-rata mencapai 20 cm. Akibatnya, terjadi kepadatan arus lalu lintas karena para pengendara sepeda motor maupun mobil harus mengurangi kecepatan. Bahkan, sebuah mobil Ferrari mogok di Jalan Kereta Api.

Seorang pedagang buku di Lapangan Merdeka, Hamzah mengatakan, Jalan Kereta Api sudah menjadi pemandangan biasa tiap turun hujan. “Ini sudah pemandangan biasa. Kalau hujan deras aja lebih dari satu jam, di sini jadi seperti kolam,” kata Hamzah.

Hamzah menambahkan, meski sudah sering tergenang banjir belum ada upaya nyata dari Pemko Medan untuk mengatasi banjir tersebut. Upaya perbaikan drainase di sepanjang jalan ini juga belum mampu mengatasi banjir.

“Harusnya Pemko Medan harus lebih serius. Karena perbaikan drainasenya terjadi tidak mengurangi genangan air,” harapnya.

Banjir lebih tinggi terjadi di Jalan Bunga Mawar, Jalan Bunga Kenanga dan Jalan Bunga Cempaka, Kelurahan Padang Bulan Selayang II. Di lokasi ini, ketinggian air mencapai 30 hingga 50 cm. Hal itu menyebabkan banyak kendaraan yang terjebak akibat banjir.

Sejumlah pengemudi angkot maupun becak bermotor termasuk pengemudi sepeda motor terpaksa mendorong kendaraannya dibantu pemuda-pemuda setempat karena mogok.

Sementara itu, di Jalan T Amir Hamzah, sebuah pohon tumbang. Tumbangnya pohon tersebut juga menimpa kabel-kabel listrik yang terdapat di sekitar lokasi serta sebuah mobil mini bus.

etugas telah mengamankan lalu lintas dan memotong pohon tersebut. Hingga pukul 17.00 WIB, petugas masih memotong pohon tersebut. Kendaraan yang melintas hanya menggunakan satu jalur jalan saja.

Kepling IV Sei Agul Rominar Hutabarat mengatakan, warga sudah sering meminta agar pohon besar di kawasan tersebut dipotong karena takut membahayakan.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah I, Sahnan mngatakan, dalam beberapa hari ke depan, curah hujan di Sumatera Utara cukup tinggi. Hujan deras berpeluang terjadi di daerah pegunungan dan pantai Timur. “Curah hujan di Sumut cukup tinggi. Dan, kondisi ini akan berlangsung dalam tiga hari ke depan,” ujarnya kepada Sumut Pos, Jumat (5/10) malam.

Menurut pantuan BMKG Medan, hujan cukup deras terjadi di pengunungan dan pantai Timur. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai dan pesisir untuk tetap waspada.

“Dalam beberapa hari ke depan, hujan deras berpeluang terjadi di pegunungan. Bisa terjadi banjir kiriman dari pegunungan Jadi warga Medan yang tinggal di pinggir sungai harus waspada,” imbaunya.

Secara rinci disebutkan, untuk suhu berkisar 23 sampai 33. Kondisi cuaca juga akan diselingi panas di siang hari, hujan dengan intesitas ringan akan terjadi saat memasuki sore. “Hujan deras akan terjadi malam hari,” pungkasnya. (prn/dvs/ain)

Exit mobile version