25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Anggota Klub Mobil Tewas Tabrak Pohon

Korban Tercatat sebagai Siswa SMA Negeri 4 Medan

MEDAN-M Hafis Al Farizy (17), warga komplek BTN Tanjung Permai II Dalam No 181, tewas setelah mobil Suzuki Swift hitam BK 1601 QC yang dikendarainya terbang menghantam pohon, di Jalan Diponegoro, Kecamatan Medan Petisah, Minggu (6/1/) dini hari, sekira pukul 02.00 WIB. Kejadian naas itu terjadi persis di depan RS Malahayati.

RINGSEK: Mobil Suzuki Swift  menabrak Pohon Akasia  berada didepan RS Malahayati, Minggu dinihari 03.00 WIB//Jon/Sumut Pos
RINGSEK: Mobil Suzuki Swift yang menabrak Pohon Akasia yang berada didepan RS Malahayati, Minggu dinihari 03.00 WIB//Jon/Sumut Pos

Adi (20) saksi mata yang melihat kejadian itu mengatakan, sebelum mobil tersebut terbang menghantam pohon hingga remuk, sempat terdengar mobil yang dikemudikan korban melakukan rem mendadak yang diduga akibat lepas kendali.

“Saya sempat mendengar mobil itu ngerem mendadak. Lalu terdengar suara hantamannya sangat keras. Itu karena mobilnya terhempas ke pohon yang ada di atas trotoar,” ujarnya.

Dia mengaku saat kejadian sedang berada di lantai 3 RS Malahayati menyebutkan, akibat kejadian itu, mobil tersebut remuk di bagian kaca depan. Akibatnya anak bungsu dari 3 bersaudara itupun terjepit di dalam mobil.

“Sesaat setelah kejadian, saya langsung turun ke bawah. Saat dilihat, pengemudinya sudah terkapar dengan kondisi terjepit di dalam mobil,” ungkapnya.

Kuat dugaan, korban adalah seorang anggota klub mobil bomb speed. Pasalnya, di bagian depan mobil terdapat air brush bertuliskan lambang dan nama klub mobil itu. Namun, usai kejadian rekan korban menghapus nama klub yang tertempel di bawah lambang spidometer di mobil tersebut.

“Mungkin pengemudinya anggota klub mobil bomb speed. Karena ada stikernya di bagian depan kaca mobil,” sebutnya.

Sesaat setelah kejadian, ayah korban langsung datang ke lokasi kejadian. Seorang dari rombongan rekan korban yang ada di dalam Honda City BK 1151 DO dan Sedan Toyota Corola BK 1898 EN. Saat kejadian kedua kendaraan itu berada di belakang mobil korban. “Kami mau pulang Pak, habis nongkrong di Warkop Harapan,” ujar pemuda berkaos oranye pada ayah korban.

Pantauan di RS Malahayati, tangisan histeris keluarga dan rekan korban memuncak setelah Hafis dipastikan meninggal dunia. Sementara Satlantas Polresta Medan langsung melakukan evakuasi pada mobil korban yang sudah remuk tersebut.

Kanit Lakalantas Polresta Medan, AKP Juwita mengatakan, kejadian tersebut terjadi  sekitar pukul 02.00 WIB. Kemungkinan, saat itu korban sedang melaju dengan kecepatan tinggi. “Sebelum menghantam pohon, korban terlebih dahulu menabrak trotoar,” ujar Juwita.
Juwita menyebutkan, dalam kejadian itu, korban sedang berada sendiri dalam mobil tersebut. Juwita juga memastikan pengemudi tewas di rumah sakit, sesaat ingin diberikan pertolongan. “Pengemudinya tewas di RS Malahayati,” kata Juwita.

Dikatakan Juwita, kejadian tersebut murni kecelakaan tunggal yang tidak melibatkan kendaraan manapun. “Sepertinya memang kecelakaan tunggal. Saat ini mobilnya sudah kita evakuasi ke Markas Satalantas Polresta Medan dengan kondisi rusak parah,” jelas Juwita.

Pengakuan pemilik mobil, Jimmi Wiranata Nainggolan, usai kejadian berlangsung mengatakan jika sebelum kecelakaan maut itu terjadi Hafis mengaku mencium aroma bunga kantil dari dalam mobil. “Padahal kami tak ada sama sekali mencium aroma bunga itu,” sebutnya.

Tak dapat dipastikan secara pasti apakah aroma bunga kantil yang tercium oleh Hafis adalah sebuah pertanda akan kecelakaan ini akan terjadi. Namun, rekan korban di rumah sakit beberapa menyimpulkan itu sebagai pertanda bahwa Hafis akan meninggal dunia.
Sementara dokter yang menangani korban, dr M Harbi Praditya mengatakan, Hafis meninggal dunia akibat benturan di kepala. “Penyebab tewasnya Hafis dikarenakan trauma di bagian kepala dan dada, serta mulut mengeluarkan darah. Korban meninggal dunia akibat benturan di bagian kepala dan dadanya sewaktu tabrakan terjadi dan nyawanya tak dapat tertolong karena sempat kesulitan saat mengevakuasi korban dari dalam mobil,” jelasnya.

Sambung M Harbi Praditya, dia juga melihat secara langsung kejadian itu sehingga sempat merasa terkejut. “Mereka dari Jalan Diponegoro memang dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba mobil langsung naik ke atas trotoar lalu menabraka pohon itu,” ujarnya. Selanjutnya, jasad Hafis pun langsung dibawa oleh keluarga ke rumah duka dengan menaiki ambulans. (jon/ial)

Korban Tercatat sebagai Siswa SMA Negeri 4 Medan

MEDAN-M Hafis Al Farizy (17), warga komplek BTN Tanjung Permai II Dalam No 181, tewas setelah mobil Suzuki Swift hitam BK 1601 QC yang dikendarainya terbang menghantam pohon, di Jalan Diponegoro, Kecamatan Medan Petisah, Minggu (6/1/) dini hari, sekira pukul 02.00 WIB. Kejadian naas itu terjadi persis di depan RS Malahayati.

RINGSEK: Mobil Suzuki Swift  menabrak Pohon Akasia  berada didepan RS Malahayati, Minggu dinihari 03.00 WIB//Jon/Sumut Pos
RINGSEK: Mobil Suzuki Swift yang menabrak Pohon Akasia yang berada didepan RS Malahayati, Minggu dinihari 03.00 WIB//Jon/Sumut Pos

Adi (20) saksi mata yang melihat kejadian itu mengatakan, sebelum mobil tersebut terbang menghantam pohon hingga remuk, sempat terdengar mobil yang dikemudikan korban melakukan rem mendadak yang diduga akibat lepas kendali.

“Saya sempat mendengar mobil itu ngerem mendadak. Lalu terdengar suara hantamannya sangat keras. Itu karena mobilnya terhempas ke pohon yang ada di atas trotoar,” ujarnya.

Dia mengaku saat kejadian sedang berada di lantai 3 RS Malahayati menyebutkan, akibat kejadian itu, mobil tersebut remuk di bagian kaca depan. Akibatnya anak bungsu dari 3 bersaudara itupun terjepit di dalam mobil.

“Sesaat setelah kejadian, saya langsung turun ke bawah. Saat dilihat, pengemudinya sudah terkapar dengan kondisi terjepit di dalam mobil,” ungkapnya.

Kuat dugaan, korban adalah seorang anggota klub mobil bomb speed. Pasalnya, di bagian depan mobil terdapat air brush bertuliskan lambang dan nama klub mobil itu. Namun, usai kejadian rekan korban menghapus nama klub yang tertempel di bawah lambang spidometer di mobil tersebut.

“Mungkin pengemudinya anggota klub mobil bomb speed. Karena ada stikernya di bagian depan kaca mobil,” sebutnya.

Sesaat setelah kejadian, ayah korban langsung datang ke lokasi kejadian. Seorang dari rombongan rekan korban yang ada di dalam Honda City BK 1151 DO dan Sedan Toyota Corola BK 1898 EN. Saat kejadian kedua kendaraan itu berada di belakang mobil korban. “Kami mau pulang Pak, habis nongkrong di Warkop Harapan,” ujar pemuda berkaos oranye pada ayah korban.

Pantauan di RS Malahayati, tangisan histeris keluarga dan rekan korban memuncak setelah Hafis dipastikan meninggal dunia. Sementara Satlantas Polresta Medan langsung melakukan evakuasi pada mobil korban yang sudah remuk tersebut.

Kanit Lakalantas Polresta Medan, AKP Juwita mengatakan, kejadian tersebut terjadi  sekitar pukul 02.00 WIB. Kemungkinan, saat itu korban sedang melaju dengan kecepatan tinggi. “Sebelum menghantam pohon, korban terlebih dahulu menabrak trotoar,” ujar Juwita.
Juwita menyebutkan, dalam kejadian itu, korban sedang berada sendiri dalam mobil tersebut. Juwita juga memastikan pengemudi tewas di rumah sakit, sesaat ingin diberikan pertolongan. “Pengemudinya tewas di RS Malahayati,” kata Juwita.

Dikatakan Juwita, kejadian tersebut murni kecelakaan tunggal yang tidak melibatkan kendaraan manapun. “Sepertinya memang kecelakaan tunggal. Saat ini mobilnya sudah kita evakuasi ke Markas Satalantas Polresta Medan dengan kondisi rusak parah,” jelas Juwita.

Pengakuan pemilik mobil, Jimmi Wiranata Nainggolan, usai kejadian berlangsung mengatakan jika sebelum kecelakaan maut itu terjadi Hafis mengaku mencium aroma bunga kantil dari dalam mobil. “Padahal kami tak ada sama sekali mencium aroma bunga itu,” sebutnya.

Tak dapat dipastikan secara pasti apakah aroma bunga kantil yang tercium oleh Hafis adalah sebuah pertanda akan kecelakaan ini akan terjadi. Namun, rekan korban di rumah sakit beberapa menyimpulkan itu sebagai pertanda bahwa Hafis akan meninggal dunia.
Sementara dokter yang menangani korban, dr M Harbi Praditya mengatakan, Hafis meninggal dunia akibat benturan di kepala. “Penyebab tewasnya Hafis dikarenakan trauma di bagian kepala dan dada, serta mulut mengeluarkan darah. Korban meninggal dunia akibat benturan di bagian kepala dan dadanya sewaktu tabrakan terjadi dan nyawanya tak dapat tertolong karena sempat kesulitan saat mengevakuasi korban dari dalam mobil,” jelasnya.

Sambung M Harbi Praditya, dia juga melihat secara langsung kejadian itu sehingga sempat merasa terkejut. “Mereka dari Jalan Diponegoro memang dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba mobil langsung naik ke atas trotoar lalu menabraka pohon itu,” ujarnya. Selanjutnya, jasad Hafis pun langsung dibawa oleh keluarga ke rumah duka dengan menaiki ambulans. (jon/ial)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/