26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gus Target Kurangi Warga Miskin

MEDAN- Cagubsu Gus Irawan menargetkan jumlah masyarakat miskin berada di bawah lima persen atau lebih kurang 650.000 orang dari perkiraan jumlah penduduk Sumut yang mencapai 13 juta lebih.

“Angka itu merupakan target yang sudah terbangun dalam konsep Sumut Sejahtera,” kata Gus Irawan kepada wartawan di Medan. Demi mewujudkan capaian itu, Gus mengaku cukup banyak program yang dilakukan, seperti pemberdayaan ibu rumah tangga, menciptakan 10 ribu pengusaha dari generasi muda setiap tahunnya, memberdayakan petani dan nelayan.

Gus mengkritisi data BPS Sumut yang mengklaim terjadinya penurunan jumlah masyarakat miskin di Sumatera Utara dengan menyebutnya sebagai yang tidak realistis. “Kondisi itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan,” tukasnya.

Menurut Gus, data yang dilansir BPS yang menyatakan masyarakat miskin berkurang sebanyak 28.800 orang pada September 2012 dari angka 1.400.000 lebih pada Maret 2012, hanya mewakili masyarakat miskin di perkotaan, karena nyatanya jumlah masyarakat miskin di pedesaan justru bertambah.
“Akibat dari semua ini akan terjadi urbanisasi yang membuat kepincangan sistem pembangunan. Inilah yang disebut pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas,” katanya. Menurut Gus, pendapatan Rp271.738 per bulan juga tidak layak dijadikan standarisasi tingkat kemiskinan. Pemerintah seharusnya mengikuti standar internasional sebesar 2 dolar per hari atau Rp600 ribu per bulan, dan menghapus tiga indikator yang selama ini digunakan, yakni kemiskinan, miskin dan hampir miskin. (rel)

MEDAN- Cagubsu Gus Irawan menargetkan jumlah masyarakat miskin berada di bawah lima persen atau lebih kurang 650.000 orang dari perkiraan jumlah penduduk Sumut yang mencapai 13 juta lebih.

“Angka itu merupakan target yang sudah terbangun dalam konsep Sumut Sejahtera,” kata Gus Irawan kepada wartawan di Medan. Demi mewujudkan capaian itu, Gus mengaku cukup banyak program yang dilakukan, seperti pemberdayaan ibu rumah tangga, menciptakan 10 ribu pengusaha dari generasi muda setiap tahunnya, memberdayakan petani dan nelayan.

Gus mengkritisi data BPS Sumut yang mengklaim terjadinya penurunan jumlah masyarakat miskin di Sumatera Utara dengan menyebutnya sebagai yang tidak realistis. “Kondisi itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan,” tukasnya.

Menurut Gus, data yang dilansir BPS yang menyatakan masyarakat miskin berkurang sebanyak 28.800 orang pada September 2012 dari angka 1.400.000 lebih pada Maret 2012, hanya mewakili masyarakat miskin di perkotaan, karena nyatanya jumlah masyarakat miskin di pedesaan justru bertambah.
“Akibat dari semua ini akan terjadi urbanisasi yang membuat kepincangan sistem pembangunan. Inilah yang disebut pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas,” katanya. Menurut Gus, pendapatan Rp271.738 per bulan juga tidak layak dijadikan standarisasi tingkat kemiskinan. Pemerintah seharusnya mengikuti standar internasional sebesar 2 dolar per hari atau Rp600 ribu per bulan, dan menghapus tiga indikator yang selama ini digunakan, yakni kemiskinan, miskin dan hampir miskin. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/