26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pantau Ketersediaan Beras, Komisi III DPRD Medan Kunjungi GBB Pulo Brayan

KUNJUNGI: Komisi III DPRD Medan bersama Kadis Perdagangan Kota Medan, Damikrot saat mengunjungi GBB Pulo Brayan Kota Medan. (Ist)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Stok beras di Gudang Bulog Baru (GBB) Pulo Brayan di Jalan Mustafa, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan saat ini tak mencapai 980 ton.

Padahal, bantuan beras yang akan diberikan kepada masyarakat di 21 kecamatan di Kota Medan terdampak ekonomi akibat wabah virus corona mencapai 980 ton. Kurangnya stok beras tersebut diketahui setelah Komisi III DPRD Medan mengunjungi GBB Pulo Brayan tersebut, Senin (6/4).

Dalam kunjungan itu, Komisi III turut memanggil Dinas Perdagangan Kota Medan yang dihadiri langsung oleh Kadis Perdagangan Kota Medan, Damikrot dan Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Kota Medan, Rislan Indra.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Medan, Abdul Rahman Nasution mempertanyakan keberadaan beras di gudang Bulog tersebut yang tidak mencapai 980 ton saat dilakukan pengecekan oleh Komisi III dan Dinas Perdagangan.

Ia juga mempertanyakan kesanggupan Bulog dalam menyediakan stok beras yang dimaksud untuk dibagikan kepada 21 kecamatan di Kota Medan. “Kami tadi sudah cek langsung ke gudang ini, tidak ada kami lihat 980 ton. Sebenarnya, Bulog ini mampu atau tidak untuk menyediakan beras itu? Jangan sampai masyarakat tidak kebagian beras karena Bulog yang tidak mampu menyediakannya,” ungkap Rahman Senin (6/4).

Kalaupun tidak bisa disediakan secara langsung, Rahman meminta agar Bulog mampu menyediakan total 980 ton beras tersebut dalam waktu secepatnya, agar seluruh beras tersebut dapat didistribusikan segera.

Dalam kesempatan itu, Komisi III juga turut mempertanyakan stok gula yang semakin menipis di pasaran. Mereka meminta agar pihak Bulog segera menyediakan gula di pasaran dengan berbagai cara, seperti dengan melakukan import gula ataupun kembali memberdayakan pabrik penggilingan gula pasir yang ada di sekitar Kota Medan.

Menjawab hal itu, Kepala Gudang GBB Pulo Brayan, Sahala Lumbanraja mengatakan, pihaknya menjamin kemampuan Bulog untuk menyediakan dan menyalurkan 980 ton beras tersebut dalam kurun waktu kurang dari 2 pekan.

“Bulog pasti mampu menyediakannya, dalam minggu ini, paling lama di minggu kedua. Sabtu kemarin sudah masuk 50 ton dan sudah didistribusikan 31 ton, hari ini (kemarin,Red) akan masuk lagi 50 ton dan akan terus kita distribusikan, begitu seterusnya,” jawabnya.

Sahala mengatakan, sejak awal tidak ada ketentuan yang menyebutkan pihak Bulog harus menyediakan beras dalam jumlah 1.000 ton sekaligus. Justru, penyediaan beras dalam jumlah secara berkala dapat membuat pihak kecamatan dapat mendistrbusikan beras secara teratur. “Apalagi gudang kita bisa langsung penuh dengan masuknya 1.000 ton secara bersamaan, makanya kita buat bertahap,” katanya.

Kata Sahala, untuk beras yang dibagikan Pemko Medan kepada masyarakat kurang mampu tersebut, Bulog memberikan beras dalam negeri (non import) dengan kualitas baik, yakni beras dalam kategori ‘medium plus’ dengan kisaran harga eceran sebesar Rp11.500 per kilogramnya.

Sedangkan untuk kelangkaan gula, Sahala menjawab saat ini beberapa pabrik penggilingan gula pasir, salah satunya Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) sudah kembali beroperasi, kelangkaan gula pun diyakini akan berakhir pada akhir April ini.

Dalam kesempatan itu, Komisi III juga menegaskan kepada Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Damikrot untuk tidak tinggal diam dalam melihat kelangkaan gula dan harganya yang melonjak tajam hingga ke harga Rp19.000/Kg nya.

“Dinas Perdagangan itu harusnya mengawasi di lapangan, kenapa harga gula bisa segitu mahal. Dinas Perdagangan keliling, cek itu semua distributor, jangan ada yang bermain-main dalam kondisi darurat begini,” tegas Rahman.

Anggota Komisi III, Irwansyah (PKS) juga mengatakan tak hanya soal ketersediaan, tetapi Dinas Pedagang juga harus bisa menjaga kestabilan harga di pasaran.

“Pemko Medan kasih bantuan beras dalam jumlah terbatas, tak semua masyarakat kebagian. Jangan nanti masyarakat yang tak kebagian itu malah harus membeli bahan-bahan pokok dengan harga yang tinggi, ini juga harus diperhatikan,” cetus Irwansyah.

Menanggapi hal itu, Kadis Perdagangan Kota Medan, Damikrot berjanji akan segera melakukan kunjungan ke berbagai distributor guna melihat stok gula di pasaran.

“Pengawasan akan kita tingkatkan lagi, apalagi dalam waktu dekat ini Pemko Medan juga akan membuka pasar murah di Medan, walaupun tidak semua tapi ada beberapa seperti beras, gula, minyak goreng, telur dan lain-lain, akan kita mulai di awal Ramadhan,” tutupnya.

Pantauan Sumut Pos, saat Komisi III melakukan kunjungan ke gudang Bulog di Jalan Mustafa tersebut, Salah satu kecamatan di Kota Medan yakni Kecamatan Medan Barat datang ke gudang tersebut untuk mengambil paket beras sebanyak 400 karung (@5Kg).

Adapun Komisi III yang hadir dalam kunjungan tersebut antara lain, Ketua Komisi M Afri Rizki Lubis (Golkar), Wakil Ketua Abdul Rahman Nasution (PAN), anggota komisi seperti Netty Yuniati Siregar (Gerindra), Abrar Tarigan (Demokrat), Edriansyah Eldin (NasDem) dan Siti Suciati (Gerindra).

Sebelumnya, Plt Wali Kota Medan Ir Akhyar Nasution mengatakan, seluruh Kecamatan di Kota Medan telah menerima bantuan beras sebanyak 980 ton dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Sedangkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Medan, Endar Lubis mengatakan, beras-beras tersebut akan dibagikan masing-masing kecamatan melalui pihak kelurahan untuk dibagikan secara langsung kepada masyarakat.

“Sudah diterima masing-masing kecamatan. Mereka sudah bawa dan akan dibagikan oleh kelurahan, masing-masing keluarga akan dapat 5kg,” ucap Endar kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Namun, pembagiannya akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh masyarakat yang direkomendasikan oleh masing-masing kepala lingkungan kepada masing-masing kelurahannya dapat menerima bantuan tersebut. “Sampai beras tersebut dapat tersalurkan secara merata,” ujarnya.

Bila pada akhirnya stok beras yang disalurkan, yakni sebanyak 980 ton ternyata masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan beras tersebut, kata Endar, Pemko Medan akan menambahkan stok berasnya hingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin belum mendapatkan bantuan tersebut. “Kalau kurang ya akan kita tambah, sampai terpenuhi,” katanya. (map)

KUNJUNGI: Komisi III DPRD Medan bersama Kadis Perdagangan Kota Medan, Damikrot saat mengunjungi GBB Pulo Brayan Kota Medan. (Ist)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Stok beras di Gudang Bulog Baru (GBB) Pulo Brayan di Jalan Mustafa, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan saat ini tak mencapai 980 ton.

Padahal, bantuan beras yang akan diberikan kepada masyarakat di 21 kecamatan di Kota Medan terdampak ekonomi akibat wabah virus corona mencapai 980 ton. Kurangnya stok beras tersebut diketahui setelah Komisi III DPRD Medan mengunjungi GBB Pulo Brayan tersebut, Senin (6/4).

Dalam kunjungan itu, Komisi III turut memanggil Dinas Perdagangan Kota Medan yang dihadiri langsung oleh Kadis Perdagangan Kota Medan, Damikrot dan Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Kota Medan, Rislan Indra.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Medan, Abdul Rahman Nasution mempertanyakan keberadaan beras di gudang Bulog tersebut yang tidak mencapai 980 ton saat dilakukan pengecekan oleh Komisi III dan Dinas Perdagangan.

Ia juga mempertanyakan kesanggupan Bulog dalam menyediakan stok beras yang dimaksud untuk dibagikan kepada 21 kecamatan di Kota Medan. “Kami tadi sudah cek langsung ke gudang ini, tidak ada kami lihat 980 ton. Sebenarnya, Bulog ini mampu atau tidak untuk menyediakan beras itu? Jangan sampai masyarakat tidak kebagian beras karena Bulog yang tidak mampu menyediakannya,” ungkap Rahman Senin (6/4).

Kalaupun tidak bisa disediakan secara langsung, Rahman meminta agar Bulog mampu menyediakan total 980 ton beras tersebut dalam waktu secepatnya, agar seluruh beras tersebut dapat didistribusikan segera.

Dalam kesempatan itu, Komisi III juga turut mempertanyakan stok gula yang semakin menipis di pasaran. Mereka meminta agar pihak Bulog segera menyediakan gula di pasaran dengan berbagai cara, seperti dengan melakukan import gula ataupun kembali memberdayakan pabrik penggilingan gula pasir yang ada di sekitar Kota Medan.

Menjawab hal itu, Kepala Gudang GBB Pulo Brayan, Sahala Lumbanraja mengatakan, pihaknya menjamin kemampuan Bulog untuk menyediakan dan menyalurkan 980 ton beras tersebut dalam kurun waktu kurang dari 2 pekan.

“Bulog pasti mampu menyediakannya, dalam minggu ini, paling lama di minggu kedua. Sabtu kemarin sudah masuk 50 ton dan sudah didistribusikan 31 ton, hari ini (kemarin,Red) akan masuk lagi 50 ton dan akan terus kita distribusikan, begitu seterusnya,” jawabnya.

Sahala mengatakan, sejak awal tidak ada ketentuan yang menyebutkan pihak Bulog harus menyediakan beras dalam jumlah 1.000 ton sekaligus. Justru, penyediaan beras dalam jumlah secara berkala dapat membuat pihak kecamatan dapat mendistrbusikan beras secara teratur. “Apalagi gudang kita bisa langsung penuh dengan masuknya 1.000 ton secara bersamaan, makanya kita buat bertahap,” katanya.

Kata Sahala, untuk beras yang dibagikan Pemko Medan kepada masyarakat kurang mampu tersebut, Bulog memberikan beras dalam negeri (non import) dengan kualitas baik, yakni beras dalam kategori ‘medium plus’ dengan kisaran harga eceran sebesar Rp11.500 per kilogramnya.

Sedangkan untuk kelangkaan gula, Sahala menjawab saat ini beberapa pabrik penggilingan gula pasir, salah satunya Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) sudah kembali beroperasi, kelangkaan gula pun diyakini akan berakhir pada akhir April ini.

Dalam kesempatan itu, Komisi III juga menegaskan kepada Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Damikrot untuk tidak tinggal diam dalam melihat kelangkaan gula dan harganya yang melonjak tajam hingga ke harga Rp19.000/Kg nya.

“Dinas Perdagangan itu harusnya mengawasi di lapangan, kenapa harga gula bisa segitu mahal. Dinas Perdagangan keliling, cek itu semua distributor, jangan ada yang bermain-main dalam kondisi darurat begini,” tegas Rahman.

Anggota Komisi III, Irwansyah (PKS) juga mengatakan tak hanya soal ketersediaan, tetapi Dinas Pedagang juga harus bisa menjaga kestabilan harga di pasaran.

“Pemko Medan kasih bantuan beras dalam jumlah terbatas, tak semua masyarakat kebagian. Jangan nanti masyarakat yang tak kebagian itu malah harus membeli bahan-bahan pokok dengan harga yang tinggi, ini juga harus diperhatikan,” cetus Irwansyah.

Menanggapi hal itu, Kadis Perdagangan Kota Medan, Damikrot berjanji akan segera melakukan kunjungan ke berbagai distributor guna melihat stok gula di pasaran.

“Pengawasan akan kita tingkatkan lagi, apalagi dalam waktu dekat ini Pemko Medan juga akan membuka pasar murah di Medan, walaupun tidak semua tapi ada beberapa seperti beras, gula, minyak goreng, telur dan lain-lain, akan kita mulai di awal Ramadhan,” tutupnya.

Pantauan Sumut Pos, saat Komisi III melakukan kunjungan ke gudang Bulog di Jalan Mustafa tersebut, Salah satu kecamatan di Kota Medan yakni Kecamatan Medan Barat datang ke gudang tersebut untuk mengambil paket beras sebanyak 400 karung (@5Kg).

Adapun Komisi III yang hadir dalam kunjungan tersebut antara lain, Ketua Komisi M Afri Rizki Lubis (Golkar), Wakil Ketua Abdul Rahman Nasution (PAN), anggota komisi seperti Netty Yuniati Siregar (Gerindra), Abrar Tarigan (Demokrat), Edriansyah Eldin (NasDem) dan Siti Suciati (Gerindra).

Sebelumnya, Plt Wali Kota Medan Ir Akhyar Nasution mengatakan, seluruh Kecamatan di Kota Medan telah menerima bantuan beras sebanyak 980 ton dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Sedangkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Medan, Endar Lubis mengatakan, beras-beras tersebut akan dibagikan masing-masing kecamatan melalui pihak kelurahan untuk dibagikan secara langsung kepada masyarakat.

“Sudah diterima masing-masing kecamatan. Mereka sudah bawa dan akan dibagikan oleh kelurahan, masing-masing keluarga akan dapat 5kg,” ucap Endar kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Namun, pembagiannya akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh masyarakat yang direkomendasikan oleh masing-masing kepala lingkungan kepada masing-masing kelurahannya dapat menerima bantuan tersebut. “Sampai beras tersebut dapat tersalurkan secara merata,” ujarnya.

Bila pada akhirnya stok beras yang disalurkan, yakni sebanyak 980 ton ternyata masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan beras tersebut, kata Endar, Pemko Medan akan menambahkan stok berasnya hingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin belum mendapatkan bantuan tersebut. “Kalau kurang ya akan kita tambah, sampai terpenuhi,” katanya. (map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/