26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ferdi, Derita Infeksi Kelenjar Tenggorokan karena Sering Makan Jajanan

Biasanya jajanan menjadi konsumsi pertama anak-anak di waktu pagi. Orangtua juga sering membujuk anak-anaknya yang sedang rewel dengan jajajanan. Padahal, dengan rutin mengkonsumsi jajanan diduga beresiko terhadap kesehatan.
Seperti apa?

Anita Sinuhaji-Medan

Sebagaimana diketahui, cukup banyak jajanan yang proses pengolahannya tidak higienis, bercampur pengawet, dan lain-lain. Hal inilah yang menyebabkan makanan jajanan perlu dihindari dan dikurangi konsumsinya.

CERIA: Ferdi, terlihat ceria saat ditemui di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM).//anita/sumut pos
CERIA: Ferdi, terlihat ceria saat ditemui di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM).//anita/sumut pos

Dampak yang terjadi dirasakan Ferdi Firdaus, bocah berusia 5 tahun asal Aceh. Diduga akibat sering makan-makanan jajanan ia menderita infeksi kelenjar tenggorokan sejak berusia 3 tahun. Gejala yang timbul, awalnya ada benjolan berukuran kecil di leher kanan atas Ferdi dan lama-kelamaan membesar.

“Saat ini Ferdi sudah menjalani terapi selama dua tahun. Dulu kami berpikir hanya benjolan biasa yang akan cepat sembuh. Bahkan, Ferdi sudah sempat mau dioperasi di RS Umum Aceh. Namun akhirnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik. Selama tiga kali therapy, rambutnya sudah habis,” cerita Idris A (42), ayah Ferdi yang memilih menumpang di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), selama menjalankan rawat jalan di RSUP H Adam Malik.

Idris dan istrinya Surniati (38), sudah sempat melakukan pengobatan umum kemana-mana di Aceh. Namun, karena pengahasilan yang minim dari jualan kelontong di rumahnya yang beralamat di Meulaboh, tepatnya di Perbatasan Naga Raya dengan Aceh Barat, akhirnya mengurus BPJS Kesehatan.

Kini yang dipikirkan keluarga ini untuk biaya transport yang tidak sedikit. Dengan menempuh 12 jam perjalanan ke Medan harus mengeluarkan biasa dua orang Rp400 ribu. Pulang pergi Rp800 ribu. Untuk saat ini melakukan rawat jalan 3 minggu sekali. Tapi bila kondisi Ferdi tiba-tiba drop maka harus rawat inap di rumah sakit.

“Biasanya karena HB-nya gak normal. Maka harus tranfusi darah. Alhamdulillah nggak pernah masalah dengan darah. Apalagi dari YOAM juga selalu membantu. Ferdi juga dalam 6 bulan sekali harus dicek jantungnya, karena ia mengkonsumsi obat keras untuk penyakitnya. Bila sudah masuk obat, Ferdi pasti demam karena saat masuk obat bisa sampai seminggu di rumah sakit. Makanya untuk makanannya sehari-hari sangat dijaga dan diatur,” terangnya terutama untuk minum jus buah-buahan.

Bahkan, Ferdi juga sering merasa kepanasan. Kemungkinan karena obat keras yang dikonsumsinya juga. “Yang penting kami terus berusaha demi kesehatan Ferdi. Apalagi di Aceh untuk jenis obat dari penyakit yang dideritanya hanya ada di sini. Untuk itu, kami selalu mengupayakan untuk Ferdi,” ucap bapak beranak empat ini serya berkata sudah banyak perubahan perubahan dari penyakit yang diderita anak bontonya tersebut. (nit/adz)

Biasanya jajanan menjadi konsumsi pertama anak-anak di waktu pagi. Orangtua juga sering membujuk anak-anaknya yang sedang rewel dengan jajajanan. Padahal, dengan rutin mengkonsumsi jajanan diduga beresiko terhadap kesehatan.
Seperti apa?

Anita Sinuhaji-Medan

Sebagaimana diketahui, cukup banyak jajanan yang proses pengolahannya tidak higienis, bercampur pengawet, dan lain-lain. Hal inilah yang menyebabkan makanan jajanan perlu dihindari dan dikurangi konsumsinya.

CERIA: Ferdi, terlihat ceria saat ditemui di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM).//anita/sumut pos
CERIA: Ferdi, terlihat ceria saat ditemui di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM).//anita/sumut pos

Dampak yang terjadi dirasakan Ferdi Firdaus, bocah berusia 5 tahun asal Aceh. Diduga akibat sering makan-makanan jajanan ia menderita infeksi kelenjar tenggorokan sejak berusia 3 tahun. Gejala yang timbul, awalnya ada benjolan berukuran kecil di leher kanan atas Ferdi dan lama-kelamaan membesar.

“Saat ini Ferdi sudah menjalani terapi selama dua tahun. Dulu kami berpikir hanya benjolan biasa yang akan cepat sembuh. Bahkan, Ferdi sudah sempat mau dioperasi di RS Umum Aceh. Namun akhirnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik. Selama tiga kali therapy, rambutnya sudah habis,” cerita Idris A (42), ayah Ferdi yang memilih menumpang di rumah singgah Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), selama menjalankan rawat jalan di RSUP H Adam Malik.

Idris dan istrinya Surniati (38), sudah sempat melakukan pengobatan umum kemana-mana di Aceh. Namun, karena pengahasilan yang minim dari jualan kelontong di rumahnya yang beralamat di Meulaboh, tepatnya di Perbatasan Naga Raya dengan Aceh Barat, akhirnya mengurus BPJS Kesehatan.

Kini yang dipikirkan keluarga ini untuk biaya transport yang tidak sedikit. Dengan menempuh 12 jam perjalanan ke Medan harus mengeluarkan biasa dua orang Rp400 ribu. Pulang pergi Rp800 ribu. Untuk saat ini melakukan rawat jalan 3 minggu sekali. Tapi bila kondisi Ferdi tiba-tiba drop maka harus rawat inap di rumah sakit.

“Biasanya karena HB-nya gak normal. Maka harus tranfusi darah. Alhamdulillah nggak pernah masalah dengan darah. Apalagi dari YOAM juga selalu membantu. Ferdi juga dalam 6 bulan sekali harus dicek jantungnya, karena ia mengkonsumsi obat keras untuk penyakitnya. Bila sudah masuk obat, Ferdi pasti demam karena saat masuk obat bisa sampai seminggu di rumah sakit. Makanya untuk makanannya sehari-hari sangat dijaga dan diatur,” terangnya terutama untuk minum jus buah-buahan.

Bahkan, Ferdi juga sering merasa kepanasan. Kemungkinan karena obat keras yang dikonsumsinya juga. “Yang penting kami terus berusaha demi kesehatan Ferdi. Apalagi di Aceh untuk jenis obat dari penyakit yang dideritanya hanya ada di sini. Untuk itu, kami selalu mengupayakan untuk Ferdi,” ucap bapak beranak empat ini serya berkata sudah banyak perubahan perubahan dari penyakit yang diderita anak bontonya tersebut. (nit/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/