26 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Soal Belasan Anak dan Pengasuh Panti Asuhan Terpapar Covid-19, PKPA Sumut: Perlu Diedukasi Kembali Soal Prokes

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pusat Kajian Perlindungan Anak Sumatera Utara (PKPA Sumut) prihatin, terhadap belasan anak dan pengasuh Panti Asuhan Gembira di Jalan Tembakau Raya, Perumnas Simalingkar, Medan Tuntungan, terpapar Covid-19.

SEPI: Kondisi Panti Asuhan Anak Gembira sepi dari aktivitas setelah sejumlah anak asuhnya dievakuasi untuk isolasi di Gedung P4TK.istimewa/sumutpos.

Mereka kini dibawa ke Gedung P4TK di Jalan Setia Budi, Medan Helvetia, untuk menjalani isolasi karena tidak bergejala berat.

Direktur Eksekutif PKPA Sumut, Keumala Dewi berharap, pemerintah daerah setempat tidak hanya memantau proses isolasi, namun juga dilakukan edukasi dan pengarahan kepada anak-anak serta pengurus panti asuhan lainnya, terkait penerapan protokol kesehatan (prokes). Di samping itu, dapat segera dilakukan vaksinasi Covid-19.

“Anak-anak panti asuhan sudah semestinya menjadi satu prioritas untuk vaksinasi, khususnya bagi anak. Karena itu, mereka bisa didata lebih dulu,” ungkap Keumala, Jumat (6/8).

Menurut Keumala, kejadian ini butuh penanganan dan perhatian serius oleh pejabat berwenang dan Satgas Covid-19. Artinya, perlu memberi perhatian khusus terhadap panti-panti asuhan lain di Sumut, apakah prokesnya sudah berjalan dengan benar. Misalnya, pengadaan tempat cuci tangan, persediaan masker, dan pendukung prokes lainnya.

“Jangan sampai anak-anak di panti asuhan tidak patuh pada prokes, utamanya memakai masker dan selalu cuci tangan. Makanya, sarana untuk cuci tangan perlu dipersiapkan juga secara khusus, sehingga upaya untuk tetap patuh terhadap 5M benar-benar terlaksana,” jelasnya.

Diketahui, sebanyak 15 anak dan pengasuh Panti Asuhan Gembira dinyatakan positif Covid-19. Mereka kemudian diperintahkan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dibawa ke Gedung P4TK, untuk menjalani isolasi, Kamis (5/8) lalu.

Penanggung Jawab Panti Asuhan Anak Gembira, Besri Ritonga menjelaskan, awalnya seorang anak yang usai berobat di RS Gigi dan Mulut melakukan swab antigen, dan hasilnya reaktif.

“Jumat (30/7) sore itu, sudah dapat hasilnya, positif. Tapi kan sudah bercampur semua kami di sini. Kami koordinasi dengan Puskesmas, mereka menyuruh untuk swab antigen. Semua kami, ada 24 orang diswab antigen, dan 11 di antaranya reaktif,” bebernya.

Karena belum yakin dengan hasil tes swab antigen, dia pun meminta agar dilakukan tes PCR kepada anak-anak panti asuhan dan juga pengasuh.

“Di situ saya masih merasa tidak yakin, jadi saya minta dilakukan tes PCR. Besoknya, Sabtu (31/7) pagi, jam 8, anak-anak datang ke rumah sakit untuk tes PCR. Hasilnya keluar Senin (2/8) dan 15 orang positif,” tutur Besri, seraya menyebutkan, dari total 15 orang yang positif, 3 di antaranya adalah pengasuh panti asuhan.

Menurut Besri, ada 3 anak yang merasakan demam satu hari, 2 orang lainnya mengalami diare, dan selebihnya tidak bergejala.

“Kalau sakit sebenarnya enggak sakit, demamnya hanya demam biasa. Makan pagi kami beri vitamin C, sarapan bubur, olahraga main bola. Yang demam itu 3 orang, 2 mencret. Demamnya pun cuma satu hari. Kami sarankan minum (air putih), karena kami di sini ada terapi minum. Coba perbanyak minum sebelum datang pertolongan kata dokter,” pungkasnya. (ris/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pusat Kajian Perlindungan Anak Sumatera Utara (PKPA Sumut) prihatin, terhadap belasan anak dan pengasuh Panti Asuhan Gembira di Jalan Tembakau Raya, Perumnas Simalingkar, Medan Tuntungan, terpapar Covid-19.

SEPI: Kondisi Panti Asuhan Anak Gembira sepi dari aktivitas setelah sejumlah anak asuhnya dievakuasi untuk isolasi di Gedung P4TK.istimewa/sumutpos.

Mereka kini dibawa ke Gedung P4TK di Jalan Setia Budi, Medan Helvetia, untuk menjalani isolasi karena tidak bergejala berat.

Direktur Eksekutif PKPA Sumut, Keumala Dewi berharap, pemerintah daerah setempat tidak hanya memantau proses isolasi, namun juga dilakukan edukasi dan pengarahan kepada anak-anak serta pengurus panti asuhan lainnya, terkait penerapan protokol kesehatan (prokes). Di samping itu, dapat segera dilakukan vaksinasi Covid-19.

“Anak-anak panti asuhan sudah semestinya menjadi satu prioritas untuk vaksinasi, khususnya bagi anak. Karena itu, mereka bisa didata lebih dulu,” ungkap Keumala, Jumat (6/8).

Menurut Keumala, kejadian ini butuh penanganan dan perhatian serius oleh pejabat berwenang dan Satgas Covid-19. Artinya, perlu memberi perhatian khusus terhadap panti-panti asuhan lain di Sumut, apakah prokesnya sudah berjalan dengan benar. Misalnya, pengadaan tempat cuci tangan, persediaan masker, dan pendukung prokes lainnya.

“Jangan sampai anak-anak di panti asuhan tidak patuh pada prokes, utamanya memakai masker dan selalu cuci tangan. Makanya, sarana untuk cuci tangan perlu dipersiapkan juga secara khusus, sehingga upaya untuk tetap patuh terhadap 5M benar-benar terlaksana,” jelasnya.

Diketahui, sebanyak 15 anak dan pengasuh Panti Asuhan Gembira dinyatakan positif Covid-19. Mereka kemudian diperintahkan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dibawa ke Gedung P4TK, untuk menjalani isolasi, Kamis (5/8) lalu.

Penanggung Jawab Panti Asuhan Anak Gembira, Besri Ritonga menjelaskan, awalnya seorang anak yang usai berobat di RS Gigi dan Mulut melakukan swab antigen, dan hasilnya reaktif.

“Jumat (30/7) sore itu, sudah dapat hasilnya, positif. Tapi kan sudah bercampur semua kami di sini. Kami koordinasi dengan Puskesmas, mereka menyuruh untuk swab antigen. Semua kami, ada 24 orang diswab antigen, dan 11 di antaranya reaktif,” bebernya.

Karena belum yakin dengan hasil tes swab antigen, dia pun meminta agar dilakukan tes PCR kepada anak-anak panti asuhan dan juga pengasuh.

“Di situ saya masih merasa tidak yakin, jadi saya minta dilakukan tes PCR. Besoknya, Sabtu (31/7) pagi, jam 8, anak-anak datang ke rumah sakit untuk tes PCR. Hasilnya keluar Senin (2/8) dan 15 orang positif,” tutur Besri, seraya menyebutkan, dari total 15 orang yang positif, 3 di antaranya adalah pengasuh panti asuhan.

Menurut Besri, ada 3 anak yang merasakan demam satu hari, 2 orang lainnya mengalami diare, dan selebihnya tidak bergejala.

“Kalau sakit sebenarnya enggak sakit, demamnya hanya demam biasa. Makan pagi kami beri vitamin C, sarapan bubur, olahraga main bola. Yang demam itu 3 orang, 2 mencret. Demamnya pun cuma satu hari. Kami sarankan minum (air putih), karena kami di sini ada terapi minum. Coba perbanyak minum sebelum datang pertolongan kata dokter,” pungkasnya. (ris/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru