32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Eldin: Selamat Jalan Saudaraku …

Seluruh masyarakat Kota Medan sangat berduka atas kepergian Drs H Zulhifzi Lubis atau yang akrab disapa Opunk Ladon pada Sabtu (5/10) malam. Banyak yang tidak percaya kalau Ketua Umum KONI Medan tersebut telah tiada. Sebab, sebelumnya dia masih terlihat sehat pada pembukaan Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan 2013 di Stadion Teladan, Sabtu (5/10) sore.

“Saya tidak percaya ini terjadi, karena Sabtu kemarin kami masih bersama-sama membuka Porkot Medan itu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin MSi, saat memberikan kata-kata perpisahan di rumah duka Jalan Santun No 40 Medan, Minggu (6/10).

DISALATKAN: Jenazah Drs H Zulhifzi Lubis atau Opunk Ladon saat disalatkan  Masjid Muslimin Jalan Turi, sebelum dikebumikan//aminoer rasyid/sumut pos
DISALATKAN: Jenazah Drs H Zulhifzi Lubis atau Opunk Ladon saat disalatkan di Masjid Muslimin Jalan Turi, sebelum dikebumikan//aminoer rasyid/sumut pos

Eldin tidak mampu menahan kesedihannya, sehingga matanya tampak berkaca-kaca. “Selamat jalan saudaraku. Sumbangsihmu sangat berarti untuk kemajuan olahraga di Kota Medan,” ucap Eldin dengan wajah sendu.

Kesedihan juga dialami Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho yang turut melayat ke rumah duka. “Saya tidak menyangka dia (almarhum,Red) pergi secepat ini. Saya terakhir kali bertemu almarhum saat pembukaan event otomotif yang diselenggarakan IMI Sumut,” kata Gatot.

Gatot sendiri mengaku menganggumi sosok Opunk Ladon. Opunk adalah sosok yang terus konsisten memajukan dunia olahraga di Kota Medan, bahkan Sumatera Utara. “Kepergiannya merupakan pukulan berat bagi dunia olahraga kita. Perjuangan almarhum semasa hidup belum ada yang bisa menyamainya,” jelas Gatot.

Kesedihan mendalam juga dialami Ketua Pengprov IMI Sumut Musa Rajeck Shah. Pria yang akrab dipanggil Ijeck tersebut sudah hadir ketika Opunk masuk ke Rumah Sakit Permata Bunda. Begitu juga ketika jenazah almarhum dibawa ke rumahnya, Ijeck tetap setia mendampingi almarhum.

Bahkan, ketika jenazah dibawa ke Masjid Muslimin Jalan Turi, Ijeck ikut memikul keranda dari rumah duka hingga masjid. Ijeck tidak bersedia digantikan meski terlihat letih memanggul kerenda tersebut.

“Baru kemarin saya menegur almarhum karena ada sedikit masalah pada Kejurnas Rally di Rambung Sialang. Namun sekarang dia telah tiada. Saya sangat berduka dan memohon maaf kepada beliau,” ungkapnya.

Ijeck menjelaskan, almarhum merupakan abang baginya. Sejak berusia 12 tahun, dia sudah mengenal Opunk Ladon. Bahkan, ketika dirinya sibuk bekerja di kantor, sosok Opunk Ladonlah satu-satunya orang berani masuk ke ruangannya untuk mengingatkan salat. “Ketika saya sibuk bekerja di kantor, almarhumlah yang berani masuk ke ruangan saya untuk mengingatkan Salat Jumat,” ucapnya.

Sebab itu, Ijeck mengaku sangat kehilangan. “Mungkin, ke depan tidak ada lagi orang yang selalu mengingatkan saya untuk Salat Jumat,” kata Ijeck dengan mata berkaca-kaca.

Usai disalatkan di Masjid Muslimin Jalan Turi, jenazah almarhum dibawa menggunakan ambulance untuk dimakamkan di TPU Muslim di Jalan Kemiri, Simpang Limun, Minggu (6/10) siang. Opunk Ladon meninggal pada usia tepat 50 tahun. Kebetulan, Sabtu (5/10) kemarin merupakan ulang tahun ke-50 dirinya.

Menurut seorang keluarga dekat, Vera Aziz, almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS Permata Bunda sekitar pukul 24.00 malam. Opunk dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sakit di bagian dada. “Opunk muntah malam itu di rumahnya. Tiba-tiba dia merasa sakit dada, sehingga istrinya mengusuk, tapi tidak pulih,” jelasnya.

Karena tidak pulih, maka dipanggil tukang kusuk yang telah menjadi langganan. Setelah dikusuk, bukannya sembuh, tapi bertambah sakit. Bahkan, almarhum sempat menjerit minta tolong karena tidak tahan dengan rasa rakit itu. “Tolong, sakit kali dadaku ini,” ucap Vera menirukan ucapan korban.

Keluarga lalu memutuskan untuk membawa korban ke RS Permata Bunda. Tiba di RS itu, Opunk sempat meminta kepada dokter untuk bertindak cepat. “Cepat dok, anakku masih kecil,” pinta Opunk. Namun, setelah itu dia tidak sadarkan diri. Tim dokter pun berusaha menyelamatkan nyawa korban dengan cara memompa selama 1 jam. Sayang, nyawa korban tidak tertolong lagi.

Opunk Ladon begitu dia sering disapa, tutup usia ketika menginjak usia setengah abad atau genap 50 tahun. Almarhum selama ini begitu giatnya menggerakkan kegiatan olahraga dengan target akan menjadikan Kota Medan sebagai kota atlit.
Opunk Ladon meninggalkan satu orang istri dan tiga orang anak. Istri bernama Erlina SH, serta tiga orang anak bernama Nia Novita Lubis (16), Faisal Farhan Lubis (13) dan Fikri Al Faiz Lubis (8).

Semasa hidupnya, beliau merupakan tokoh masyarakat yang aktif, tokoh pemuda, tokoh olahraga, tokoh pendidikan dan pilitikus, sederatan kepemimpinan beliau antaranya, sebagai staf pengajar di Fak Fisip UISU, Sekretaris Pengprov IMI Sumut, Pengurus harian MPM Pemuda Pancasila, Wakil ketua Golkar Medan, Ketua Daerah 02 RAPI Sumut, pemilik olahraga otomotif Anugrah Road, pemilik Pendidikan Sepak Bola Opunk ladon, pengurus Karatedo, Ketua Koni Medan dan jabatan lainnya. (dek/don/dik)

Seluruh masyarakat Kota Medan sangat berduka atas kepergian Drs H Zulhifzi Lubis atau yang akrab disapa Opunk Ladon pada Sabtu (5/10) malam. Banyak yang tidak percaya kalau Ketua Umum KONI Medan tersebut telah tiada. Sebab, sebelumnya dia masih terlihat sehat pada pembukaan Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan 2013 di Stadion Teladan, Sabtu (5/10) sore.

“Saya tidak percaya ini terjadi, karena Sabtu kemarin kami masih bersama-sama membuka Porkot Medan itu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin MSi, saat memberikan kata-kata perpisahan di rumah duka Jalan Santun No 40 Medan, Minggu (6/10).

DISALATKAN: Jenazah Drs H Zulhifzi Lubis atau Opunk Ladon saat disalatkan  Masjid Muslimin Jalan Turi, sebelum dikebumikan//aminoer rasyid/sumut pos
DISALATKAN: Jenazah Drs H Zulhifzi Lubis atau Opunk Ladon saat disalatkan di Masjid Muslimin Jalan Turi, sebelum dikebumikan//aminoer rasyid/sumut pos

Eldin tidak mampu menahan kesedihannya, sehingga matanya tampak berkaca-kaca. “Selamat jalan saudaraku. Sumbangsihmu sangat berarti untuk kemajuan olahraga di Kota Medan,” ucap Eldin dengan wajah sendu.

Kesedihan juga dialami Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho yang turut melayat ke rumah duka. “Saya tidak menyangka dia (almarhum,Red) pergi secepat ini. Saya terakhir kali bertemu almarhum saat pembukaan event otomotif yang diselenggarakan IMI Sumut,” kata Gatot.

Gatot sendiri mengaku menganggumi sosok Opunk Ladon. Opunk adalah sosok yang terus konsisten memajukan dunia olahraga di Kota Medan, bahkan Sumatera Utara. “Kepergiannya merupakan pukulan berat bagi dunia olahraga kita. Perjuangan almarhum semasa hidup belum ada yang bisa menyamainya,” jelas Gatot.

Kesedihan mendalam juga dialami Ketua Pengprov IMI Sumut Musa Rajeck Shah. Pria yang akrab dipanggil Ijeck tersebut sudah hadir ketika Opunk masuk ke Rumah Sakit Permata Bunda. Begitu juga ketika jenazah almarhum dibawa ke rumahnya, Ijeck tetap setia mendampingi almarhum.

Bahkan, ketika jenazah dibawa ke Masjid Muslimin Jalan Turi, Ijeck ikut memikul keranda dari rumah duka hingga masjid. Ijeck tidak bersedia digantikan meski terlihat letih memanggul kerenda tersebut.

“Baru kemarin saya menegur almarhum karena ada sedikit masalah pada Kejurnas Rally di Rambung Sialang. Namun sekarang dia telah tiada. Saya sangat berduka dan memohon maaf kepada beliau,” ungkapnya.

Ijeck menjelaskan, almarhum merupakan abang baginya. Sejak berusia 12 tahun, dia sudah mengenal Opunk Ladon. Bahkan, ketika dirinya sibuk bekerja di kantor, sosok Opunk Ladonlah satu-satunya orang berani masuk ke ruangannya untuk mengingatkan salat. “Ketika saya sibuk bekerja di kantor, almarhumlah yang berani masuk ke ruangan saya untuk mengingatkan Salat Jumat,” ucapnya.

Sebab itu, Ijeck mengaku sangat kehilangan. “Mungkin, ke depan tidak ada lagi orang yang selalu mengingatkan saya untuk Salat Jumat,” kata Ijeck dengan mata berkaca-kaca.

Usai disalatkan di Masjid Muslimin Jalan Turi, jenazah almarhum dibawa menggunakan ambulance untuk dimakamkan di TPU Muslim di Jalan Kemiri, Simpang Limun, Minggu (6/10) siang. Opunk Ladon meninggal pada usia tepat 50 tahun. Kebetulan, Sabtu (5/10) kemarin merupakan ulang tahun ke-50 dirinya.

Menurut seorang keluarga dekat, Vera Aziz, almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS Permata Bunda sekitar pukul 24.00 malam. Opunk dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sakit di bagian dada. “Opunk muntah malam itu di rumahnya. Tiba-tiba dia merasa sakit dada, sehingga istrinya mengusuk, tapi tidak pulih,” jelasnya.

Karena tidak pulih, maka dipanggil tukang kusuk yang telah menjadi langganan. Setelah dikusuk, bukannya sembuh, tapi bertambah sakit. Bahkan, almarhum sempat menjerit minta tolong karena tidak tahan dengan rasa rakit itu. “Tolong, sakit kali dadaku ini,” ucap Vera menirukan ucapan korban.

Keluarga lalu memutuskan untuk membawa korban ke RS Permata Bunda. Tiba di RS itu, Opunk sempat meminta kepada dokter untuk bertindak cepat. “Cepat dok, anakku masih kecil,” pinta Opunk. Namun, setelah itu dia tidak sadarkan diri. Tim dokter pun berusaha menyelamatkan nyawa korban dengan cara memompa selama 1 jam. Sayang, nyawa korban tidak tertolong lagi.

Opunk Ladon begitu dia sering disapa, tutup usia ketika menginjak usia setengah abad atau genap 50 tahun. Almarhum selama ini begitu giatnya menggerakkan kegiatan olahraga dengan target akan menjadikan Kota Medan sebagai kota atlit.
Opunk Ladon meninggalkan satu orang istri dan tiga orang anak. Istri bernama Erlina SH, serta tiga orang anak bernama Nia Novita Lubis (16), Faisal Farhan Lubis (13) dan Fikri Al Faiz Lubis (8).

Semasa hidupnya, beliau merupakan tokoh masyarakat yang aktif, tokoh pemuda, tokoh olahraga, tokoh pendidikan dan pilitikus, sederatan kepemimpinan beliau antaranya, sebagai staf pengajar di Fak Fisip UISU, Sekretaris Pengprov IMI Sumut, Pengurus harian MPM Pemuda Pancasila, Wakil ketua Golkar Medan, Ketua Daerah 02 RAPI Sumut, pemilik olahraga otomotif Anugrah Road, pemilik Pendidikan Sepak Bola Opunk ladon, pengurus Karatedo, Ketua Koni Medan dan jabatan lainnya. (dek/don/dik)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/