MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memeringati Hari Proklamasi di Sumatera Utara yang jatuh pada 6 Oktober, Koalisi Masyarakat Sipil Medan-Sumut (KMS-MSU) Peduli Lapangan Merdeka, melaksanakan upacara kenaikan bendera Merah Putih di tengah Lapangan Merdeka Medan, Selasa (6/10) pagi.
Kegiatan diikuti sekitar 20 orang itu digelar sebagaimana upacara bendera pada umumnya. KMS menilai, pada 6 Oktober mestinya diperingati setiap tahun. Pasalnya pada tanggal itu Gubernur Sumut saat itu Teuku Muhammad Hasan didampingi Achmad Tahir, KI Soegondo Kartodiprojo serta pejuang rakyat Sumut pertama kali mengumumkan secara terbuka Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sekaligus mengambil alih kekuasaan dari tangan Pemerintah Jepang.
“Ada keterlambatan dua bulan memang dalam proklamasi karena setelah 17 Agustus, dia (Teuku Muhammad Hasan) ke Lampung, kemudian dari sana mereka ke Palembang terus ke Padang dan kemudian ke Sumut. Karena itu pada hari ini, kami kembali mengenang peristiwa itu, kalau tidak kita peringati maka peristiwa itu akan berlalu begitu saja padahal peristiwa itu begitu penting bagi kita,” ujar Koordinator KMS-MSU, Usman Pelly menjawab wartawan usai kegiatan.
KMS juga mengusulkan kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi agar setiap 6 Oktober dilaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih. Selain itu, mereka meminta agar fungsi Lapangan Merdeka kembali dijadikan sidik jari Proklamasi. “Kami bertujuan untuk mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka sebagai sidik jari Proklamasi. Kami juga berharap tanggal 6 Oktober ini bisa selalu diperingati secara resmi oleh pemprov dan Pemko Medan,” katanya.
Tak hanya itu, kepada pemerintah KMS pun meminta agar Jalan Palang Merah Medan diganti menjadi Jalan Mr Teuku Muhammad Hasan sebagaimana hasil rapat dengan DPRD Kota Medan dan LLAJR. Hal ini merupakan syarat agar Teuku Muhammad Hasan yang merupakan gubernur Sumut pertama itu dijadikan sebagai pahlawan nasional.
“Oleh karena itu, kami memohon dalam waktu dekat gubernur dan Pjs wali kota Medan bisa merealisasikan jalan yang sudah 14 tahun tertunda ini. Kami yakin peringatan Hari Pahlawan Nasional pada 10 November ini adalah waktu yang tepat,” pungkasnya.
Anggota KMS-MSU, Miduk Hutabarat menambahkan, aksi tersebut merupakan rangkaian dari agenda besar pihaknya yakni memerdekakan Lapangan Merdeka Medan. “Melalui peringatan kecil ini, kami ingin mengingatkan kembali tentang permohonan supaya luas tanah Lapang Merdeka dikembalikan kepada luas semula seluas 4,8 Ha, masuk di dalam Perda RTRW dan Perda RDTR Kota Medan, serta ditetapkan menjadi Situs Proklamasi,” tegasnya.
Mengingat di Lapangan Merdeka Medan (LMM) adalah tempat Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan, sambung Miduk, bahwa ditempat itu pulalah Gubernur Teuku Muhammad Hasan (sekarang Pahlawan Nasional) mengumumkan secara resmi dan terbuka perihal berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Karena itulah koalisi memperingatinya pada hari ini. Apalagi pada waktu itu, Medan adalah Ibukota Provinsi Sumatera, tepatnya di hari Sabtu tanggal 6 Oktober 1945, Gubernur Mr. Teuku Muhammad Hasan, bersama dengan Achmad Tahir, Kl Soegondo Kartodiprojo dan seluruh Barisan Pemuda Indonesia (BPI) serta pejuang rakyat Sumatera Timur, berhimpun di LMM ini melaksanakan upacara pengibaran Sang Kaka Merah Putih, dan setelah itu mengambil alih kekuasaan dari tangan pemerintahan Jepang ke Pemerintah Republik Indonesia di wilayah Sumatera,” tuturnya. (prn/ila)
TEKS FOTO
UPACARA: Suasana upacara bendera oleh KMS-MSU Peduli Lapangan Merdeka seraya menaikkan Bendera Merah Putih untuk mengenang dan menyampaikan “Maklumat Kemerdekaan Lapangan Merdeka di tengah Lapangan Merdeka Medan, Selasa (6/10). IST