26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Periksa 2.356 Spesimen Covid-19 per Hari, Sumut Lampaui Standart WHO

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemeriksaan jumlah spesimen Covid-19 di seluruh laboratorium yang ada di Sumatera Utara saat ini mencapai 2.356 spesimen per hari. Jumlah ini melebihi angka standarisasi yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), yakni 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu.

Ilustrasi.

“STANDARISASI WHO, targetnya sebesar 1.000 orang setiap 1 juta penduduk per pekan. Berarti kalau penduduk kita 14 juta lebih, setidaknya harus ada 2.100 spesimen yang harus kita periksa setiap hari. Per 30 Oktober 2020, rata-rata pemeriksaan laboratorium per hari di Sumatera Utara mencapai angka 2.356 per hari. Artinya kapasitas kita sudah melebihi itu (standar WHO),” ungkap Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Arsyad Lubis, saat mengikuti konferensi video bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, dari Rumah Dinas Gubernur, Medan, Jumat (6/11) sore,

Arsyad yang mewakili Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19—, mengatakan saat ini di Sumut telah tersedia sebanyak 21 laboratorium yang siap menangani spesimen Covid-19. “Dari 21 laboratorium tersebut, ada 7 yang tidak berbayar (gratis),” sebut Arsyad, didampingi Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Irman Oemar, dan Liaison Officer (LO) BNPB Wilayah Sumut, Dahlan Harahap.

Selain itu, agar pemeriksaan bisa berjalan cepat, maka sumber daya manusia (SDM) harus terpenuhi. Untuk itu, pihaknya mengambil kebijakan menempatkan staf dari Dinas Kesehatan provinsi di laboratorium. Terutama menangani administrasi, agar spesimen yang keluar masuk bisa berjalan baik.

“Selanjutnya kita pikirkan, bagaimana bahan habis pakainya itu terpenuhi semuanya. Supaya kapasitas yang tadi itu bisa terpenuhi setiap hari. Jadi harus cukup,” sebutnya.

Kemudian, ada pemberian insentif kepada petugas yang bekerja di laboratorium. Sehingga semuanya semangat bekerja meskipun pada hari libur, agar tidak terjadi penumpukan spesimen.

“Ini tadi yang dibahas di pusat, bagaimana bentuknya. Kemudian nanti untuk menambah SDM itu, bisa juga kita ambil dari relawan-relawan. Kita arahkan ke mahasiswa tingkat akhir, nanti kita beri pelatihan,” kata Arsyad.

Menko Marves memberikan apresiasi kepada Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, terkait keberadaan laboratorium dan penanganan Covid-19 melalui uji Swab/PCR. Menurut Luhut, kondisi pemeriksaan PCR/Swab di Sumut sudah baik dan perlu dipertahankan. Yakni mengenai peralatannya dan laboratoriumnya.

Sumut Tak Lagi Zona Merah

Sementara itu, Sumatera Utara (Sumut) tidak lagi menjadi wilayah dengan risiko tinggi atau zona merah ancaman penyebaran Covid-19. Kini, Sumut telah masuk kawasan risiko sedang atau zona oranye penyebaran Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id yang dilihat Sumut Pos pada Jumat (6/11) sore, peta zonasi risiko di Sumut dari 33 kabupaten/kota, sebanyak 31 wilayah masuk kawasan risiko sedang. Sementara, 2 wilayah lagi merupakan risiko rendah yaitu Nias dan Asahan.

Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya.

Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Berikutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, membenarkan saat ini zona merah sudah tidak ada lagi didapatkan di Sumut. “Peta zonasi risiko Covid-19 Sumut sudah menurun. Sekarang, sudah tidak ada lagi zona merah. Bahkan, berdasarkan hasil pemetaan risiko, kondisi sejak 25 Oktober 2020 secara umum, zonasi di Sumut berwarna oranye. Selain itu, didapatkan dua kabupaten dengan warna kuning (risiko rendah),” ungkap Aris.

Menurut dia, angka kematian akibat Covid-19 di Sumut, sesuai data yang didapatkan berada di atas rata-rata yakni 4%. Atau dari 13 ribuan kasus konfirmasi, jumlah kematiannya hanya berjumlah 500-an. “Rata-rata angka kematian dunia adalah 2% dan nasional 3%,” katanya.

Lanjut Aris, angka kematian umumnya juga didapatkan di atas usia produktif yang mempunyai komorbid (penyakit penyerta). “Memang kematian yang terjadi umumnya bukan murni karena Covid-19, walau Covid-19 dapat memperberat komorbidnya. Jadi, inilah yang perlu dipahami, bukan real karena Covid-19 tetapi diperberat (komorbid),” ujarnya.

Terkait update data kasus Covid-19 di Sumut, Aris membeberkan, hingga Jumat (6/11) sore masih terjadi penambahan kasus positif sebanyak 78 orang sehingga totalnya saat ini menjadi 13.589 orang. Selain itu, kasus suspek bertambah 47 orang dan jumlahnya menjadi 714 orang. Selanjutnya, meninggal dunia tambah 4 orang menjadi 560 orang. “Kendati demikian, penambahan juga diikuti dari kasus sembuh sebanyak 60 orang. Kini, jumlahnya 11.118 orang,” beber Aris.

Disebutkan dia, akumulasi kasus positif tertinggi, Kota Medan menduduki peringkat pertama dengan jumlah 6.989 orang. Posisi kedua Kabupaten Deli Serdang 1.646 orang. Peringkat ketiga Simalungun 435 orang, keempat Siantar 385 orang, dan kelima Binjai 290 orang.

“Untuk kasus sembuh, jumlah terbanyak juga Kota Medan 5.984. Disusul Deliserdang 1.334 orang, Simalungun 375 orang, Siantar 292 orang, dan Binjai 226 orang,” sambung Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut ini.

Tetap Disiplin 3M

Dengan demikian, Aris menambahkan, pandemi corona di Sumut belum berakhir. Oleh karena itu, harus membiasakan hidup berdampingan dengan virus corona dan tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19 atau perilaku 3M. Yaitu, memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan.

“Pencegahan menjadi paling penting untuk saat ini dengan membiasakan perilaku 3M. Selain itu, makan makanan bernutrisi tinggi seperti sayur dan buah, berolahraga teratur, tidur yang cukup serta tidak merokok atau mengonsumsi alkohol,” imbuhnya.

Senada, Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Irman Oemar, juga mengimbau masyarakat agar tetap menjaga disiplin protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari kontak fisik dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan. Sebab laboratorium yang ada adalah untuk memastikan kondisi seseorang sekaligus mengidentifikasi penyebaran Covid-19.

“Jadi upaya Satgas Penanganan Covid-19 memaksimalkan laboratorium berikut jumlah spesimennya perhari, juga didukung dengan sikap disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan. Dengan begitu, satu upaya identifikasi berjalan, upaya pencegahannya juga tetap dijaga melalui disiplin protokol kesehatan,” kata Irman, yang juga Kadis Kominfo Sumut. (prn/ris/mea)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemeriksaan jumlah spesimen Covid-19 di seluruh laboratorium yang ada di Sumatera Utara saat ini mencapai 2.356 spesimen per hari. Jumlah ini melebihi angka standarisasi yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), yakni 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu.

Ilustrasi.

“STANDARISASI WHO, targetnya sebesar 1.000 orang setiap 1 juta penduduk per pekan. Berarti kalau penduduk kita 14 juta lebih, setidaknya harus ada 2.100 spesimen yang harus kita periksa setiap hari. Per 30 Oktober 2020, rata-rata pemeriksaan laboratorium per hari di Sumatera Utara mencapai angka 2.356 per hari. Artinya kapasitas kita sudah melebihi itu (standar WHO),” ungkap Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Arsyad Lubis, saat mengikuti konferensi video bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, dari Rumah Dinas Gubernur, Medan, Jumat (6/11) sore,

Arsyad yang mewakili Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19—, mengatakan saat ini di Sumut telah tersedia sebanyak 21 laboratorium yang siap menangani spesimen Covid-19. “Dari 21 laboratorium tersebut, ada 7 yang tidak berbayar (gratis),” sebut Arsyad, didampingi Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Irman Oemar, dan Liaison Officer (LO) BNPB Wilayah Sumut, Dahlan Harahap.

Selain itu, agar pemeriksaan bisa berjalan cepat, maka sumber daya manusia (SDM) harus terpenuhi. Untuk itu, pihaknya mengambil kebijakan menempatkan staf dari Dinas Kesehatan provinsi di laboratorium. Terutama menangani administrasi, agar spesimen yang keluar masuk bisa berjalan baik.

“Selanjutnya kita pikirkan, bagaimana bahan habis pakainya itu terpenuhi semuanya. Supaya kapasitas yang tadi itu bisa terpenuhi setiap hari. Jadi harus cukup,” sebutnya.

Kemudian, ada pemberian insentif kepada petugas yang bekerja di laboratorium. Sehingga semuanya semangat bekerja meskipun pada hari libur, agar tidak terjadi penumpukan spesimen.

“Ini tadi yang dibahas di pusat, bagaimana bentuknya. Kemudian nanti untuk menambah SDM itu, bisa juga kita ambil dari relawan-relawan. Kita arahkan ke mahasiswa tingkat akhir, nanti kita beri pelatihan,” kata Arsyad.

Menko Marves memberikan apresiasi kepada Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, terkait keberadaan laboratorium dan penanganan Covid-19 melalui uji Swab/PCR. Menurut Luhut, kondisi pemeriksaan PCR/Swab di Sumut sudah baik dan perlu dipertahankan. Yakni mengenai peralatannya dan laboratoriumnya.

Sumut Tak Lagi Zona Merah

Sementara itu, Sumatera Utara (Sumut) tidak lagi menjadi wilayah dengan risiko tinggi atau zona merah ancaman penyebaran Covid-19. Kini, Sumut telah masuk kawasan risiko sedang atau zona oranye penyebaran Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id yang dilihat Sumut Pos pada Jumat (6/11) sore, peta zonasi risiko di Sumut dari 33 kabupaten/kota, sebanyak 31 wilayah masuk kawasan risiko sedang. Sementara, 2 wilayah lagi merupakan risiko rendah yaitu Nias dan Asahan.

Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya.

Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Berikutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, membenarkan saat ini zona merah sudah tidak ada lagi didapatkan di Sumut. “Peta zonasi risiko Covid-19 Sumut sudah menurun. Sekarang, sudah tidak ada lagi zona merah. Bahkan, berdasarkan hasil pemetaan risiko, kondisi sejak 25 Oktober 2020 secara umum, zonasi di Sumut berwarna oranye. Selain itu, didapatkan dua kabupaten dengan warna kuning (risiko rendah),” ungkap Aris.

Menurut dia, angka kematian akibat Covid-19 di Sumut, sesuai data yang didapatkan berada di atas rata-rata yakni 4%. Atau dari 13 ribuan kasus konfirmasi, jumlah kematiannya hanya berjumlah 500-an. “Rata-rata angka kematian dunia adalah 2% dan nasional 3%,” katanya.

Lanjut Aris, angka kematian umumnya juga didapatkan di atas usia produktif yang mempunyai komorbid (penyakit penyerta). “Memang kematian yang terjadi umumnya bukan murni karena Covid-19, walau Covid-19 dapat memperberat komorbidnya. Jadi, inilah yang perlu dipahami, bukan real karena Covid-19 tetapi diperberat (komorbid),” ujarnya.

Terkait update data kasus Covid-19 di Sumut, Aris membeberkan, hingga Jumat (6/11) sore masih terjadi penambahan kasus positif sebanyak 78 orang sehingga totalnya saat ini menjadi 13.589 orang. Selain itu, kasus suspek bertambah 47 orang dan jumlahnya menjadi 714 orang. Selanjutnya, meninggal dunia tambah 4 orang menjadi 560 orang. “Kendati demikian, penambahan juga diikuti dari kasus sembuh sebanyak 60 orang. Kini, jumlahnya 11.118 orang,” beber Aris.

Disebutkan dia, akumulasi kasus positif tertinggi, Kota Medan menduduki peringkat pertama dengan jumlah 6.989 orang. Posisi kedua Kabupaten Deli Serdang 1.646 orang. Peringkat ketiga Simalungun 435 orang, keempat Siantar 385 orang, dan kelima Binjai 290 orang.

“Untuk kasus sembuh, jumlah terbanyak juga Kota Medan 5.984. Disusul Deliserdang 1.334 orang, Simalungun 375 orang, Siantar 292 orang, dan Binjai 226 orang,” sambung Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut ini.

Tetap Disiplin 3M

Dengan demikian, Aris menambahkan, pandemi corona di Sumut belum berakhir. Oleh karena itu, harus membiasakan hidup berdampingan dengan virus corona dan tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19 atau perilaku 3M. Yaitu, memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak dan hindari kerumunan.

“Pencegahan menjadi paling penting untuk saat ini dengan membiasakan perilaku 3M. Selain itu, makan makanan bernutrisi tinggi seperti sayur dan buah, berolahraga teratur, tidur yang cukup serta tidak merokok atau mengonsumsi alkohol,” imbuhnya.

Senada, Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Irman Oemar, juga mengimbau masyarakat agar tetap menjaga disiplin protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari kontak fisik dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan. Sebab laboratorium yang ada adalah untuk memastikan kondisi seseorang sekaligus mengidentifikasi penyebaran Covid-19.

“Jadi upaya Satgas Penanganan Covid-19 memaksimalkan laboratorium berikut jumlah spesimennya perhari, juga didukung dengan sikap disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan. Dengan begitu, satu upaya identifikasi berjalan, upaya pencegahannya juga tetap dijaga melalui disiplin protokol kesehatan,” kata Irman, yang juga Kadis Kominfo Sumut. (prn/ris/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/