29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Haruskah Ada Pertumpahan Darah?

Pembangunan Sekolah
Nanyang Dikawal Aparat Bersenjata

MEDAN-Pembangunan gedung baru Sekolah Nanyang Zhi Hui Modern Indonesian School di Jalan Abdullah Lubis, simpang Jalan Sriwijaya, Kelurahan Darat, Kecamatan Medan Baru, terus dilakukan dengan pengawalan personel Brimob Polda Sumut bersenjata lengkap.

“Kami betul-betul panas dibuat Nanyang yang tidak berprikemanusiaan. Untuk membangun saja kenapa harus menurunkan personel Brimob bersenjata lengkap sampai satu truk. Ada apa ini? Apakah masyarakat hanya untuk dijadikan korban dari keganasan orang-orang berduit. Kami minta keadilan dari pemerintah yang sudah tutup mata terhadap warga,” kata Lansia, seorang warga saat melakukan orasi di depan Sekolah Nanyang bersama warga lainnya, Selasa (6/12).

Dengan terus memutar lagu kebangsaan ditambah lagi dengan jeritan seluruh warga yang melakukan aksi meminta kepada ketua yayasan dan kepala sekolah untuk keluar dari sekolah Nanyang dan bertemu dengan warga.

“Keluar kau yang punya Sekolah Nanyang, kami mau berbicara dengan kau langsung. Kenapa kau bersembunyi di balik gedung itu. Apakah kau bukan manusia yang tidak mau bertemu dengan masyarakat,” jerit warga memakai toa.

Selain itu, warga juga melakukan aksi dengan menahan seluruh truk pengangkut bahan material untuk pembangunan Sekolah Nanyang. Namun, supir truk yang awalnya mengikuti saran untuk tidak masuk ke dalam sekolah Nanyang tidak memperdulikan warga karena adanya personel Brimob bersenjata lengkap.

“Kami hanya turun ke lapangan untuk menahan seluruh truk pengangkut bahan material agar tidak masuk ke dalam agar pembangunan tersebut ditunda. Tetapi, dengan jumlah masa yang kecil saja, Nanyang langsung menurunkan personel Brimob bersenjata lengkap untuk menghadang aksi warga. Kami warga tidak ada melakukan anarkis, kenapa harus dihadang dengan senjata laras panjang,” cetusnya.

Menurut warga, bila tidak ada kepedulian pemerintah terhadap warga sekitar pembangunan Sekolah Nanyang, warga akan terus melakukan aksi hingga harus ada pertumpahan darah. “Bila pembangunan terus berlanjut dan pemerintah tidak memperdulikan warga, kami akan terus melakukan perjuangan sampai titik darah penghabisan dengan tumpah darah,” ujar Pelita, warga lainnya.

Dikatakan Pelita, pembangunan sekolah Nanyang seperti siluman yang tiba-tiba sudah berdiri. “Kalau saja warga lengah dengan pembangunan tersebut, bangunan langsung berdiri. Mereka seperti siluman saja yang secara diam-diam melakukan pembangunan. Padahal jelas bangunan yang sudah menyalah dan dibongkar Dinas TRTB dibangun kembali oleh mereka,” ucapnya.

Ketua Komisi D DPRD Medan, Parlaungan Simangungsong yang dikonfirmasi wartawan koran ini menjelaskan kalau pembangunan Sekolah Nanyang tetap berlanjut dengan mendirikan bangunan di atas bangunan yang menyalah dari Dinas TRTB. Itu membuktikan kalau Sekolah Nanyang sudah melakukan perlawanan terhadap DPRD Kota Medan.

“Itu sudah tidak betul lagi, Nanyang sudah melawan terhadap rekomendasi yang diberikan DPRD Medan. Dinas TRTB Medan harus membawa permasalahn ini ke proses pengadilan bersama masyarakat agar dapat diselesaikan,” tambahnya.

Dengan begitu, lanjut Parlaungan, akan melakukan pengecekan ke lapangan setelah dijadwalkan oleh Komisi D DPRD Medan. “Secepatnya, Komisi D DPRD Medan akan melakukan pengecekan ke lapangan sesuai dengan jadwal yang akan dijadwalkan secepatnya. Setelah itu dewan akan melakukan pemanggilan terhadap Dinas TRTB dan Sekolah Nanyang,” bebernya.(adl)

Pembangunan Sekolah
Nanyang Dikawal Aparat Bersenjata

MEDAN-Pembangunan gedung baru Sekolah Nanyang Zhi Hui Modern Indonesian School di Jalan Abdullah Lubis, simpang Jalan Sriwijaya, Kelurahan Darat, Kecamatan Medan Baru, terus dilakukan dengan pengawalan personel Brimob Polda Sumut bersenjata lengkap.

“Kami betul-betul panas dibuat Nanyang yang tidak berprikemanusiaan. Untuk membangun saja kenapa harus menurunkan personel Brimob bersenjata lengkap sampai satu truk. Ada apa ini? Apakah masyarakat hanya untuk dijadikan korban dari keganasan orang-orang berduit. Kami minta keadilan dari pemerintah yang sudah tutup mata terhadap warga,” kata Lansia, seorang warga saat melakukan orasi di depan Sekolah Nanyang bersama warga lainnya, Selasa (6/12).

Dengan terus memutar lagu kebangsaan ditambah lagi dengan jeritan seluruh warga yang melakukan aksi meminta kepada ketua yayasan dan kepala sekolah untuk keluar dari sekolah Nanyang dan bertemu dengan warga.

“Keluar kau yang punya Sekolah Nanyang, kami mau berbicara dengan kau langsung. Kenapa kau bersembunyi di balik gedung itu. Apakah kau bukan manusia yang tidak mau bertemu dengan masyarakat,” jerit warga memakai toa.

Selain itu, warga juga melakukan aksi dengan menahan seluruh truk pengangkut bahan material untuk pembangunan Sekolah Nanyang. Namun, supir truk yang awalnya mengikuti saran untuk tidak masuk ke dalam sekolah Nanyang tidak memperdulikan warga karena adanya personel Brimob bersenjata lengkap.

“Kami hanya turun ke lapangan untuk menahan seluruh truk pengangkut bahan material agar tidak masuk ke dalam agar pembangunan tersebut ditunda. Tetapi, dengan jumlah masa yang kecil saja, Nanyang langsung menurunkan personel Brimob bersenjata lengkap untuk menghadang aksi warga. Kami warga tidak ada melakukan anarkis, kenapa harus dihadang dengan senjata laras panjang,” cetusnya.

Menurut warga, bila tidak ada kepedulian pemerintah terhadap warga sekitar pembangunan Sekolah Nanyang, warga akan terus melakukan aksi hingga harus ada pertumpahan darah. “Bila pembangunan terus berlanjut dan pemerintah tidak memperdulikan warga, kami akan terus melakukan perjuangan sampai titik darah penghabisan dengan tumpah darah,” ujar Pelita, warga lainnya.

Dikatakan Pelita, pembangunan sekolah Nanyang seperti siluman yang tiba-tiba sudah berdiri. “Kalau saja warga lengah dengan pembangunan tersebut, bangunan langsung berdiri. Mereka seperti siluman saja yang secara diam-diam melakukan pembangunan. Padahal jelas bangunan yang sudah menyalah dan dibongkar Dinas TRTB dibangun kembali oleh mereka,” ucapnya.

Ketua Komisi D DPRD Medan, Parlaungan Simangungsong yang dikonfirmasi wartawan koran ini menjelaskan kalau pembangunan Sekolah Nanyang tetap berlanjut dengan mendirikan bangunan di atas bangunan yang menyalah dari Dinas TRTB. Itu membuktikan kalau Sekolah Nanyang sudah melakukan perlawanan terhadap DPRD Kota Medan.

“Itu sudah tidak betul lagi, Nanyang sudah melawan terhadap rekomendasi yang diberikan DPRD Medan. Dinas TRTB Medan harus membawa permasalahn ini ke proses pengadilan bersama masyarakat agar dapat diselesaikan,” tambahnya.

Dengan begitu, lanjut Parlaungan, akan melakukan pengecekan ke lapangan setelah dijadwalkan oleh Komisi D DPRD Medan. “Secepatnya, Komisi D DPRD Medan akan melakukan pengecekan ke lapangan sesuai dengan jadwal yang akan dijadwalkan secepatnya. Setelah itu dewan akan melakukan pemanggilan terhadap Dinas TRTB dan Sekolah Nanyang,” bebernya.(adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/