31 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Melihat Semangat Pasien Nyoblos di TPS Keliling RS Dr Pirngadi

“Meskipun sakit, kami tetap punya suara. Sebagai warga negara Indonesia yang baik ya, kami kan harus ikut menyoblos juga,” ucap seorang pasien di atas kursi roda yang didorong oleh kerabatnya.

HAK: Seorang pasien RS Dr Pirngadi Medan  Jalan Perintis Kemerdekaan menggunakan hak suara  Pilkada   ruangan tempat dirinya dirawat, Kamis (7/3).
HAK: Seorang pasien RS Dr Pirngadi Medan di Jalan Perintis Kemerdekaan menggunakan hak suara dalam Pilkada di ruangan tempat dirinya dirawat, Kamis (7/3).

PESTA demokrasi memilih pemimpin Sumut lima tahun ke depan usai sudah. Kini masyarakat tinggal menunggu hasil resmi penghitungan dari KPUD Sumut. Meskipun begitu banyak cerita tersisa dalam hari pencoblosan pada Kamis (7/3). Dalam kondisi kurang sehat, para pasien Rumah Sakit Dr Pirngadi tetap semangat menggunakan hak suara untuk memilih gubernur dan wakil gubenur di Sumut.

Dr Abdul Rahman Lubis dan istrinya Ir Hj Aisyah Nasution, warga Mariendal, pasien penyakit tulang di RS dr Pirngadi lantai 6 Gedung Baru Tingkat 8 telah lama menanti Panitia pemungutan Suara (PPS). Dari 57 pendaftar hanya keluarga Abdul Rahman yang memenuhi ketentuan dengan menggunakan A8.

Surat mereka dudah disiapkan sejak kemarin, Rabu (6/3). “Sebagai warga negara Indonesia, meskipun sakit kita jugakan punya suara. Ya, kami harus memilih. Surat A8 sudah diurus sama anak, tadi malam diantar kemari karena kami dapat informasi kalau di sini akan ada TPS keliling,” ujarnya.
Meskipun bilik pencoblosan cuma dibuat dari kertas koran dan selimut, semangat pasangan suami istri ini memilih tak surut. Hanya sedikit kekecewaan karena panitia dan pihak RS telah menjanjikan datang pukul 11.00 WIB. “Janjinya jam 11 TPS sudah tiba tapi baru datang sekitar dua jam kemudian,” katanya.

Senada, Roy Markus Simare-mare (47), warga Medan Polonia, pasien di Gedung Askes, Paviliun mengaku sadar suara pemilih tetap berpengaruh dalam menentukan Sumut lima tahun ke depan. “Satu suarakan juga berpengaruh. Kami kan punya hak suara tentulah  sayang kalau tak digunakan,” katanya.
Dirut RS Pirngadi dr Amran Lubis SpJP mengatakan pihaknya sudah jauh-jauh hari berkoordinasi dengan Komisi Pemungutan  Suara (KPS). Apakah itu  Panitia Pemungutan Suara (PPS) atau Panitia Penyelenggara Kecamatan (PPK) yang membuka TPS berjalan di RS Pirngadi. ‘’Kami juga menyosialisasikan dan mendata jumlah pasien yang bisa mencoblos,’’ kata Amran.

Akan dikatakan pula, total ada pasien 391 orang dan yang memiliki hak suara 344 pasien. Tapi pagi tadi hanya 48 orang yang mendaftar dan sampai siang tadi ada yang datang sendiri mendaftar sehingga total keseluruhan ada 57 pemilih. ‘’Ada 5 pasien yang sudah pulang, jadi total suara ada 52,” katanya.
TPS keliling di RSU Pirngadi baru dimulai sekitar pukul 11.49 WIB dan ditangani langsung oleh TPS terdekat yakni TPS 1, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur. Pemungutan suara dilakukan dengan cara mendatangi para pasien ke ruangan masing-masing.

Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Medan Timur, OK Rizki Amrustian, mengatakan, khusus pasien di RS Pirngadi, ada diberikan penambahan waktu karena  panitia TPS juga melakukan pemungutan di TPS 1 yang berlokasi di belakang RS Pirngadi.

“Kami sudah sepakat dengan saksi-saksi akan ada penambahan waktu untuk pasien yang mau mencoblos di RS Pirngadi. Kami kan menjumpai pasien satu per satu. TPS keliling baru bisa datang jam 11 karena ke tempat lain dulu,” katanya.

Toh penambahan waktu setengah jam, dari pukul 13.30 menjadi 14.00 WIB itu membuat seorang saksi kesal. Sebab sesuai kesepakatan dia hanya menjadi saksi hingga pukul 13.00 WIB. “Masalahnya kami sudah lama. Honor kami pun tak ditambah. Jangankan makan, minum pun tak ada di sini,” kata Rusmala Dewi, seorang saksi di TPS keliling RS Pirngadi .

Pada pukul 13.50 WIB akhirnya TPS berjalan di RS Pirngadi selesai dilakukan dengan jumlah pemilih 52 orang dan 5 pasien yang batal menyoblos karena keburu meninggalkan lokasi TPS keliling. (mag-13)

“Meskipun sakit, kami tetap punya suara. Sebagai warga negara Indonesia yang baik ya, kami kan harus ikut menyoblos juga,” ucap seorang pasien di atas kursi roda yang didorong oleh kerabatnya.

HAK: Seorang pasien RS Dr Pirngadi Medan  Jalan Perintis Kemerdekaan menggunakan hak suara  Pilkada   ruangan tempat dirinya dirawat, Kamis (7/3).
HAK: Seorang pasien RS Dr Pirngadi Medan di Jalan Perintis Kemerdekaan menggunakan hak suara dalam Pilkada di ruangan tempat dirinya dirawat, Kamis (7/3).

PESTA demokrasi memilih pemimpin Sumut lima tahun ke depan usai sudah. Kini masyarakat tinggal menunggu hasil resmi penghitungan dari KPUD Sumut. Meskipun begitu banyak cerita tersisa dalam hari pencoblosan pada Kamis (7/3). Dalam kondisi kurang sehat, para pasien Rumah Sakit Dr Pirngadi tetap semangat menggunakan hak suara untuk memilih gubernur dan wakil gubenur di Sumut.

Dr Abdul Rahman Lubis dan istrinya Ir Hj Aisyah Nasution, warga Mariendal, pasien penyakit tulang di RS dr Pirngadi lantai 6 Gedung Baru Tingkat 8 telah lama menanti Panitia pemungutan Suara (PPS). Dari 57 pendaftar hanya keluarga Abdul Rahman yang memenuhi ketentuan dengan menggunakan A8.

Surat mereka dudah disiapkan sejak kemarin, Rabu (6/3). “Sebagai warga negara Indonesia, meskipun sakit kita jugakan punya suara. Ya, kami harus memilih. Surat A8 sudah diurus sama anak, tadi malam diantar kemari karena kami dapat informasi kalau di sini akan ada TPS keliling,” ujarnya.
Meskipun bilik pencoblosan cuma dibuat dari kertas koran dan selimut, semangat pasangan suami istri ini memilih tak surut. Hanya sedikit kekecewaan karena panitia dan pihak RS telah menjanjikan datang pukul 11.00 WIB. “Janjinya jam 11 TPS sudah tiba tapi baru datang sekitar dua jam kemudian,” katanya.

Senada, Roy Markus Simare-mare (47), warga Medan Polonia, pasien di Gedung Askes, Paviliun mengaku sadar suara pemilih tetap berpengaruh dalam menentukan Sumut lima tahun ke depan. “Satu suarakan juga berpengaruh. Kami kan punya hak suara tentulah  sayang kalau tak digunakan,” katanya.
Dirut RS Pirngadi dr Amran Lubis SpJP mengatakan pihaknya sudah jauh-jauh hari berkoordinasi dengan Komisi Pemungutan  Suara (KPS). Apakah itu  Panitia Pemungutan Suara (PPS) atau Panitia Penyelenggara Kecamatan (PPK) yang membuka TPS berjalan di RS Pirngadi. ‘’Kami juga menyosialisasikan dan mendata jumlah pasien yang bisa mencoblos,’’ kata Amran.

Akan dikatakan pula, total ada pasien 391 orang dan yang memiliki hak suara 344 pasien. Tapi pagi tadi hanya 48 orang yang mendaftar dan sampai siang tadi ada yang datang sendiri mendaftar sehingga total keseluruhan ada 57 pemilih. ‘’Ada 5 pasien yang sudah pulang, jadi total suara ada 52,” katanya.
TPS keliling di RSU Pirngadi baru dimulai sekitar pukul 11.49 WIB dan ditangani langsung oleh TPS terdekat yakni TPS 1, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur. Pemungutan suara dilakukan dengan cara mendatangi para pasien ke ruangan masing-masing.

Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Medan Timur, OK Rizki Amrustian, mengatakan, khusus pasien di RS Pirngadi, ada diberikan penambahan waktu karena  panitia TPS juga melakukan pemungutan di TPS 1 yang berlokasi di belakang RS Pirngadi.

“Kami sudah sepakat dengan saksi-saksi akan ada penambahan waktu untuk pasien yang mau mencoblos di RS Pirngadi. Kami kan menjumpai pasien satu per satu. TPS keliling baru bisa datang jam 11 karena ke tempat lain dulu,” katanya.

Toh penambahan waktu setengah jam, dari pukul 13.30 menjadi 14.00 WIB itu membuat seorang saksi kesal. Sebab sesuai kesepakatan dia hanya menjadi saksi hingga pukul 13.00 WIB. “Masalahnya kami sudah lama. Honor kami pun tak ditambah. Jangankan makan, minum pun tak ada di sini,” kata Rusmala Dewi, seorang saksi di TPS keliling RS Pirngadi .

Pada pukul 13.50 WIB akhirnya TPS berjalan di RS Pirngadi selesai dilakukan dengan jumlah pemilih 52 orang dan 5 pasien yang batal menyoblos karena keburu meninggalkan lokasi TPS keliling. (mag-13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/