29 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Infeksi Kuman Nosokomial ke Pasien

MEDAN-Dokter spesialis dan konsultan penyakit tropik dan infeksi, Dr Umar Zein SpPD, KPTI memperkirakan, 10 persen pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS), khususnya pasien pasca operasi yang memakai alat seperti kateter, infus, selang untuk makan dan di ruang ICU rentan terkena infeksi nosokomial.

Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat/rumah sakit. Jadi, infeksi nososkomial dapat diartikan sebagai infeksi yang terjadi di rumah sakit. “Asal bakteri nosokomial dari rumah,” ujar dr Umar Zein.

Menurut Umar Zein, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi itu adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial itu sendiri dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh seseorang selama di rumah sakit.

“Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat,” paparnya.

Untuk menghindari nosokomial, lanjutnya, RS harus menggunakan alat dan ruangan yang steril, begitu juga tindakan dan ruangan yang dijaga tetap steril,  memetakan kuman dan membatasi orang yang masuk atau berkunjung. Memiliki ventilasi udara yang baik, pintu yang tertutup untuk diruangan ICU dan memakai baju yang steril.  “Untuk pencegahannya, rumah sakit harus mempunyai tim pengendalian infeksi yang secara reguler mengontrol di kamar bedah dan ruangan. Kuman-kuman yang ada mesti di kultur misalnya enam bulan sekali,” sarannya.

Selain itu, lanjutnya, RS juga harus mengatur jam berkunjung, menjaga pasien terutama di ICU atau ruangan yang rentan terkena infeksi nosokomial.  Sedangkan penanganan RS yang ada di Sumut, lanjutnya, belum maksimal, belum berfungsi secara baik karena fasilitas laboratorium  dan keahlian. “Kalau di Sumut, belum maksimal penanganannya, mungkin karena fasilitas lab dan ahli kita yang terbatas,” katanya.

Menanggapi hal ini, Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan dr Amran Lubis SpJP (K) mengatakan, infeksi nosokomial ini memang akan selalu ada di rumah sakit. Namun agar pasien dapat terhindar dari infeksi ini, sistem kebersihan harus dijaga. Di RSUD dr Pirngadi Medan, sistem hand scrub atau pembersihan tangan sebelum atau sesudah melakukan pemeriksaan bagi para dokter dan perawat sudah diterapkan. “Di tempat kita, semua ruangan perawatan dilengkapi hand scrub (pembersih tangan), yakni antiseptic yang telah diracik,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, manajemen rumah sakit juga melakukan pengendalian sampah medis seperti sampah jarum suntik yang langsung dimasukkan ke tempat pembuangannya yang tersendiri.

Sementara itu, pengamat kesehatan Destanul Aulia mengungkapkan, RSdi Kota Medan memang belum optimal menanganan nosokomial. Namun, dalam beberapa tahun ini, langkah yang dilakukan sudah mulai membaik, seperti yang dilakukan RSUD dr Pirngadi. (mag-13)

MEDAN-Dokter spesialis dan konsultan penyakit tropik dan infeksi, Dr Umar Zein SpPD, KPTI memperkirakan, 10 persen pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS), khususnya pasien pasca operasi yang memakai alat seperti kateter, infus, selang untuk makan dan di ruang ICU rentan terkena infeksi nosokomial.

Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat/rumah sakit. Jadi, infeksi nososkomial dapat diartikan sebagai infeksi yang terjadi di rumah sakit. “Asal bakteri nosokomial dari rumah,” ujar dr Umar Zein.

Menurut Umar Zein, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi itu adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi nosokomial itu sendiri dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh seseorang selama di rumah sakit.

“Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat,” paparnya.

Untuk menghindari nosokomial, lanjutnya, RS harus menggunakan alat dan ruangan yang steril, begitu juga tindakan dan ruangan yang dijaga tetap steril,  memetakan kuman dan membatasi orang yang masuk atau berkunjung. Memiliki ventilasi udara yang baik, pintu yang tertutup untuk diruangan ICU dan memakai baju yang steril.  “Untuk pencegahannya, rumah sakit harus mempunyai tim pengendalian infeksi yang secara reguler mengontrol di kamar bedah dan ruangan. Kuman-kuman yang ada mesti di kultur misalnya enam bulan sekali,” sarannya.

Selain itu, lanjutnya, RS juga harus mengatur jam berkunjung, menjaga pasien terutama di ICU atau ruangan yang rentan terkena infeksi nosokomial.  Sedangkan penanganan RS yang ada di Sumut, lanjutnya, belum maksimal, belum berfungsi secara baik karena fasilitas laboratorium  dan keahlian. “Kalau di Sumut, belum maksimal penanganannya, mungkin karena fasilitas lab dan ahli kita yang terbatas,” katanya.

Menanggapi hal ini, Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan dr Amran Lubis SpJP (K) mengatakan, infeksi nosokomial ini memang akan selalu ada di rumah sakit. Namun agar pasien dapat terhindar dari infeksi ini, sistem kebersihan harus dijaga. Di RSUD dr Pirngadi Medan, sistem hand scrub atau pembersihan tangan sebelum atau sesudah melakukan pemeriksaan bagi para dokter dan perawat sudah diterapkan. “Di tempat kita, semua ruangan perawatan dilengkapi hand scrub (pembersih tangan), yakni antiseptic yang telah diracik,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, manajemen rumah sakit juga melakukan pengendalian sampah medis seperti sampah jarum suntik yang langsung dimasukkan ke tempat pembuangannya yang tersendiri.

Sementara itu, pengamat kesehatan Destanul Aulia mengungkapkan, RSdi Kota Medan memang belum optimal menanganan nosokomial. Namun, dalam beberapa tahun ini, langkah yang dilakukan sudah mulai membaik, seperti yang dilakukan RSUD dr Pirngadi. (mag-13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/