MEDAN. SUMUTPOS.CO – Pasien yang sembuh dari Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) setelah dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, terus bertambah. Setelah sebelumnya dua pasien dinyatakan sembuh dan boleh pulang, Selasa (7/4) kemarin, 6 pasien corona lainnya juga dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan klinis serta dua kali pemeriksaan swab dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Fakta ini membuat tim medis yang menangani merasa bahagia, terharu, sekaligus bersemangat.
“RASA BAHAGIA bercampur haru terpancar dari wajah tim medis yang selama ini menangani pasien. Mereka sangat berbahagia dengan hasil laboratorium yang baru diterima hari ini. Alhamdulillah, kita memulangkan kembali 6 orang pasien yang sembuh dari Covid-19. Dengan demikian, total yang sembuh menjadi 8 pasien,” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik, dr Zainal Safri, SpPD-KKV SpJP (K), Selasa (7/4).
Disebutkan dr Zainal, 6 pasien yang dinyatakan sembuh terdiri dari 4 perempuan dan 2 laki-laki. Namun ia tidak menjelaskan asal daerah para pasien tersebut. I juga menolak menjelaskan riwayat perjalanan dan penyakit yang dialami, serta proses penularan virus corona terhadap para pasien.
Namun ia membenarkan, anggota DPRD Sumut, M Aulia Rizky Aqsa (Aulia Agsa), termasuk salahsatu dari pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sebelumnya, ayah Aulia, Agustama, membenarkan anaknya sudah dinyatakan sembuh oleh pihak RS pada 3 April lalu. Namun ia meminta anaknya tetap diisolasi di rumah sakit, sampai hasil test dari Balitbang Kemenkes keluar.
Karena itu, 2 pasien sembuh lebih dulu dipulangkan dari Aulia, yaitu dokter berinisial M (44) yang bertugas di RSUP H Adam Malik, dan Ory Kurniawan (ajudan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajeckshah alias Ijeck). Dokter berinisial M dipulangkan pada Sabtu (4/4), sedangkan Ory Kurniawan (25) dipulangkan pada Senin (6/4).
dr Zainal memastikan, ke-8 pasien yang sembuh itu telah dinyatakan negatif Covid-19, sesuai hasil pemeriksaan swab dengan metode PCR di Laboratorium Balitbangkes Jakarta.
Direktur Umum dan Operasional RSUP HAM, dr Mardianto SpPD-KEMD, menambahkan kesembuhan 8 pasien Covid-19 ini membuat semua tenaga medis yang terlibat, semakin bersemangat.
Ia mengakui, jumlah pasien terindikasi Covid-19 yang setiap hari datang atau dirujuk ke RSUP H Adam Malik, terus meningkat. Hal ini berdampak pada ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD). “Meski demikian, berkat donasi dan bantuan dari berbagai pihak, RSUP H Adam Malik mampu memberikan pelayanan terbaik bagi pasien Covid-19. Kami bangga untuk semua tim,” ujarnya.
Kasubbag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa), mengatakan dengan pemulangan 6 pasien positif Covid-19 yang sembuh, maka hingga Selasa sore jumlah pasien positif yang dirawat di sana berkurang menjadi 6 orang. Sebelumnya berjumlah 12 orang.
“Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat sebanyak 11 orang, atau bertambah 6 orang dibandingkan hari Senin (6/4) berjumlah 5 orang,” katanya.
Terpisah, Aulia Agsa mengaku bersyukur atas kesembuhan dirinya dari Covid-19. Aulia pun berterima kasih kepada seluruh tenaga medis di rumah sakit rujukan utama Covid-19 di Sumut, terkhusus yang telah merawatnya.
“Alhamdulillah saya sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Saya ucapkan terima kasih kepada semua tenaga medis, terutama di ruang isolasi RSUP H Adam Malik. Mereka merawat dengan tulus dan ikhlas. Mereka juga pahlawan negara karena berjuang untuk menyembuhkan orang-orang yang terpapar virus corona. Jaga kesehatan dan tetap di rumah mengikuti imbauan pemerintah,” ujar Aulia, dalam video yang diunggah akun resmi instagram milik RSUP H Adam Malik.
Wajib Kenakan Masker
Diutarakan dia, kebijakan ‘wajib menggunakan masker’ diterapkan seiring penerapan status tanggap darurat di Sumut. Masyarakat diharapkan dapat mengenakan masker dari kain 3 lapis, sembari tetap menjalankan prosedur pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak minimal 2 meter, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tidak berkerumun.
“Sikap yang tidak disiplin dalam menerapkan hal ini akan membuat upaya memutus mata rantai penyebaran corona sulit berhasil,” cetusnya.
Terkait jumlah donasi uang yang terkumpul atas sumbangan dari berbagai pihak, Whiko mengaku, saat ini tercatat jumlahnya sebanyak Rp 265.340.000. “Kepada masyarakat yang ingin menyumbang bisa transfer ke rekening donasi yang telah dibuat Pemerintah Provinsi Sumut,” ucapnya.
Hingga saat ini, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut belum ada menerima penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari kabupaten/kota di Sumut. Bahkan, kebijakan PSBB di wilayah Sumut sendiri masih dalam pembahasan. “Kendalanya, kesiapan dari masyarakat terhadap pelaksanaan PSBB di wilayah masing-masing. Termasuk juga kesiapan dari pemerintah daerah setempat,” imbuhnya.
Pastikan Ketersediaan Pangan
Terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menekankan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah beserta pihak lain, dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19. Kata Tito, perlu adanya arus mobilisasi secara nasional.
“Pusat tidak bekerja sendiri, di mana kewenangan kepala daerah cukup besar. Sehingga penanganan Covid-19 ini perlu mobilisasi arus nasional yaitu kerja sama antara pusat dan daerah,” kata Tito, dalam video conference terkait bidang perindustrian, perdagangan dan pangan, dengan para pejabat daerah terkait penanganan Covid-19, Selasa (7/4).
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina mengikuti video conference tersebut di Lantai 6 Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Medan. Selain Mendagri, turut hadir Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia beserta para Sekdaprov, bupati dan walikota se-Indonesia.
Menurut Tito, ada beberapa hal yang harus diperhatikan daerah dalam menjaga daerahnya. Di antaranya mencukupi ketersediaan sarana dan prasarana ataupun alat kesehatan, serta menjaga kesiapan pangan. “Karena apabila pangan tidak cukup akan menimbulkan gangguan sosial dan lain-lain,” kata Tito.
Tito juga menyampaikan strategi yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan dalam negeri. Antara lain produksi alat kesehatan dimaksimalkan dan tidak diekspor. Harus diprioritaskan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. “Dan industri lain yang berhubungan bisa diubah untuk memproduksi alat kesehatan,” kata Tito.
Selain itu, masing-masing daerah diharapkan dapat melakukan inovasi menjaga ketersediaan alat kesehatan masing-masing, sekaligus menghidupkan ekonomi mikro dan makro. “Memenuhi kebutuhan dalam negeri ini sebenarnya peluang bisnis yang baik,” kata Tito.
Agar industri tetap bertahan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengharapkan kepala daerah agar memberikan keleluasaan pada industri. Tidak hanya yang memproduksi alat kesehatan melainkan juga industri lain.
“Kami mohon kepada kepala daerah paling tidak bisa memberikan keleluasaan kepada industri, bukan hanya yang terkait alat kesehatan tapi industri yang punya keinginan tetap berproses produksi, ini kita jaga,” kata Agus.
Senada dengan Mendagri, Sekdaprov Sumut R Sabrina mengatakan sinergi dengan pemerintah pusat dalam menangani penyebaran Covid-19 sangat penting dilakukan. Tidak hanya pemerintah, pihak terkait seperti pengusaha hingga masyarakat juga perlu dilibatkan.
Sekda berjanji akan berkoordinasi dengan seluruh OPD Pemprov Sumut dan pihak terkait, dengan arahan menteri yang disampaikan pada video conference tersebut. (ris/prn)