MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution berkunjung ke Warkop Jurnalis Medan, Jalan KH Agus Salim, Madras Hulu, Medan Polonia, Jumat (7/5) siang. Dalam kunjungan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) tersebut, Bobby disambut Ketua Forum Jurnalis Medan (FJM) Jonris Purba dan sejumlah wartawan media cetak, televisi dan online. Bobby didampingi Kadis Kominfo Zain Noval dan Kabag Humas Arrahman Pane.
Kedatangan Bobby kali ini adalah untuk melakukan klarifikasi permintaan maaf perseteruan yang selama ini mengganjal antara jurnalis dan Wali Kota Medan. Yakni, berkaitan dengan aksi protes yang dilakukan oleh FJM terhadap pengusiran jurnalis dari kantor Wali Kota Medan beberapa waktu lalu. Selain berbincang, menantu Presiden Jokowi ini juga mendengarkan persoalan yang memicu protes dari kalangan jurnalis, termasuk berbagai isu yang bermunculan seputar aksi protes tersebut.
“Terkait permintaan maaf sudah saya sampaikan sebelumnya, Intinya dari permintaan maaf ini, ketika kita berhubungan dengan teman, istri dan siapapun, yang terpenting tak mengulangi dan mengoreksi apa yang menjadi permasalahan. Kami rasa pemerintah Kota Medan selama ini, saya juga sudah meminta pada semuanya, pada Diskominfo, tim kreatif ini sudah kita koreksi keras,” kata Bobby saat berdialog dengan jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan.
Bobby juga menegaskan sekali lagi makna dari permintaan maaf yang dilakukannya sebagai pejabat publik yang selama ini terjadi terhadap rekan rekan media yang sangat kesulitan mendapatkan informasi darinya.
“Dan inilah makna dari minta maaf, inilah inti dari permintaan maaf tidak mengulangi yang kemarin menjadi kendala. Perbaiki sesuai apa yang diinginkan, yang menjalankan tugas tidak dihalang-halangi,” jelasnya.
Bobby mengatakan, bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan memastikan keberadaan kalangan wartawan sangat penting dalam rangka menunjang kinerja mereka memberi pelayanan kepada masyarakat. “Sejak saya dilantik saya sudah mengingatkan seluruh OPD bahwa dalam rangka melayani masyarakat kita perlu mengetahui kondisi di lapangan. Dan, itu semua bisa kita ketahui lewat informasi dari wartawan,” katanya.
Dia juga mengatakan, pada dasarnya sudah meminta agar ada perubahan baik oleh tim kreatif, pengamanan balai kota dan semuanya. “Saya ingin bertanya kepada kawan-kawan wartawan, kalau belum juga ada perubahan biar saya tegur lagi. Saya minta masukan dari kita di sini,” ucapnya.
Bobby menegaskan, apa yang terjadi antara tim pengamanan dan lainnya dengan rekan jurnalis sudah diperbaiki. “Saya koreksi keras langsung saat itu juga. Inti dari kesalahan itu sudah diperbaiki,” cetusnya.
Diutarakan Bobby, kedatangan rekan media hingga empat kali ke Balai Kota Medan memang tidak bertemu karena tidak berada di tempat. “Pernah, saya harus ke Jakarta dalam rangka pekerjaan. Satu kali, dari jadwal kedatangan kawan media pagi hari sudah saya tunggu tapi ternyata muncul siang hari. Di waktu yang sama, saya harus rapat bersama gubernur Sumatera Utar@. Meski tidak bertemu secara fisik, pesan yang disampaikan sudah diterima dan peristiwa tersebut saya koreksi keras,” terangnya.
Dia menyampaikan, jurnalis bekerja berpedoman undang-undang. Begitu juga Paspampres berpedoman pada standar operasional prosedur (SOP). “Saya tekankan, kalau wartawan terkesan mengancam, saya tidak setuju. Ketika ditanya lebih dalam, ternyata rekan media tidak mengenakan tanda pengenal. Yang jelas, kesalahan itu sudah diperbaiki. Kalau ada tata cara yang tidak tepat, silakan sampaikan langsung dan ini sudah saya sampaikan langsung ke tim supaya jangan menghalangi media bertugas. Kalau belum ada perubahan, sampaikan saran biar kami tegur. Kami pastikan pula, tidak ada istilah wartawan kawan Pemko atau wartawan pendemo. Termasuk kepada seluruh organisasi perangkat daerah harus lebih terbuka dan bersosialisasi kepada media,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua FJM Jonris Purba mengatakan, aksi protes yang dilakukan sebelumnya atas pengusiran wartawan semata karena tidak ingin kesulitan untuk bertemu dengan Bobby Nasution selaku Walikota Medan dalam rangka menjalankan tugas jurnalistik. Ia memastikan protes yang mereka sampaikan murni didasarkan keinginan agar semua pihak memahami tugas wartawan. “Kami tidak ingin dalam menjalankan tugas, kami kesulitan untuk bertemu Pak Wali Kota. Karena itu akan menghambat kerja kami, padahal kami hanya ingin mendapatkan konfirmasi dari Pak Wali, bukan hal yang lain,” kata Jonris.
Ia mengapresiasi kunjungan Bobby ke warkop jurnalis. “Kami sangat mengapresiasi adanya koreksi internal yang dilakukan Wali Kota Medan, termasuk kepada Paspampres dan tim kreatif di Pemko Medan,” tuturnya sembari menambahkan, ke depan kembali menjalankan fungsi pers dan masalah sebelumnya sudah selesai.
Salah seorang jurnalis senior, Agus Supratman meminta Bobby agar tim kreatifnya tidak terlalu menghalang-halangi media saat liputan dan wawancara. Sebab, jurnalis televisi butuh gambar bergerak dan wawancara. “Selama ini selalu ada upaya menghentikan wawancara dengan kode-kode bahasa tubuh, mencolek tubuh kami atau ucapan ucapan terima kasih. Kami mohon itu tidak terulang kembali,” pintanya.
Seperti yang diberitakan, sebelumnya, puluhan jurnalis di Kota Medan bebarapa kali melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Medan, sejak Kamis (15/4) hingga Rabu (21/4).
Aksi ini merupakan tuntutan jurnalis Kota Medan terkait tindakan pengusiran dan larangan wawancara yang merupakan tindakan arogansi sejumlah Paspampres, Satpol PP dan Polisi terhadap wartawan di Pemko Medan.(ris/ila)