MEDAN, SUMUTPOS.CO – Serapan APBD Kota Medan Tahun Anggaran (TA) 2022 di Dinas Pariwisata Kota Medan, terbilang masih sangat rendah dan jauh dari harapan. Per triwulan kedua 2022, atau hingga akhir Juni lalu, serapan anggaran dinas yang dipimpin Agus Suriyono itu, baru mencapai 27,9 persen.
Dari total anggaran 2022 yang mencapai Rp28.207.489.670, Dinas Pariwisata Kota Medan hanya mampu menyerap anggaran sebesar Rp7.870.309.680. Hal ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi 3 DPRD Medan dengan Dinas Pariwisata Kota Medan dan Dinas PMPTSP Kota Medan di Gedung DPRD Medan, baru-baru ini.
Menanggapi laporan pada rapat yang diikuti para anggota Komisi 3 DPRD Medan, seperti Mulia Syahputra Nasution, Dhiyaul Hayati, Irwansyah, dan Sahat Simbolon, Ketua Komisi 3 DPRD Medan, Afif Abdillah mengaku miris, dengan capaian Dinas Pariwisata Kota Medan tersebut.
“Sudah lewat triwulan kedua, tapi serapan anggaran di Dinas Pariwisata bahkan belum sampai 30 persen. Bagaimana pariwisata di Medan bisa bangkit kalau seperti ini?” tegas Afif kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Agus Suriyono, yang hadir pada rapat itu.
Afif juga mengatakan, selain punya pekerjaan rumah untuk mengejar target realisasi anggaran, Komisi 3 DPRD Medan juga meminta Dinas Pariwisata Kota Medan untuk punya berbagai terobosan dalam meningkatkan pariwisata di Kota Medan.
Sementara itu, Anggota Komisi 3 DPRD Medan, Dhiyaul Hayati berharap, seluruh program di Dinas Pariwisata Kota Medan bukan hanya program-program seremonial. Pasalnya, banyak kegiatan di dinas tersebut yang dinilai hanya seremonial, namun tidak memberikan dampak apapun dalam meningkatkan pariwisata di Kota Medan.
“Anggaran habis, tapi outputnya tidak ada dalam meningkatkan pariwisata di Medan. Harusnya anggaran yang dikeluarkan sejalan dengan meningkatnya pariwisata di kota ini. Tapi yang kami lihat, banyak kegiatan di Dinas Pariwisata hanya seremonial,” tuturnya.
Dia pun mengingatkan, agar Dinas Pariwisata Kota Medan dapat membangkitkan ekonomi kreatif. Karena banyak pelaku ekonomi kreatif yang merasa ditelantarkan oleh pemerintah.
Anggota Komisi 3 DPRD Medan yang lain, Mulia Syahputra Nasution, pun mempertanyakan adanya program peningkatan daya tarik destinasi pariwisata.
“Apa bentuk kegiatannya? Di dalamnya ada belanja jasa kontribusi asosiasi. Total DPA program peningkatan daya tarik destinasi pariwisata Rp1.227.640.000. Sayangnya, anggaran ini juga belum bisa berjalan maksimal,” jelasnya.
Atas masukan Komisi 3 DPRD Medan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono mengakui masih rendahnya realisasi anggaran tersebut. Dia mengatakan, sebenarnya pihaknya memiliki target kegiatan 40 persen sampai akhir triwulan kedua. Namun faktanya, realisasi hanya tercapai 27,9 persen.
“Banyak kegiatan besar yang tidak kami lakukan. Lalu ada kegiatan besar yang tidak direalisasikan, karena tidak bisa dilaksanakan, misalnya PRSU yang belum bisa direalisasikan pada triwulan kedua lalu,” bebernya.
Dia pun menjelaskan, pihaknya akan terus berusaha untuk mengikuti rincian alur kas yang ditetapkan.
“Ada kegiatan yang tidak dilakukan di triwulan pertama dan kedua, maka akan kami lakukan di triwulan ketiga dan keempat. Lalu misalnya, seperti Medan Heritage Fun Bike, ini tidak bisa dilaksanakan karena keterbatasan pagu anggaran,” pungkas Agus. (map/saz)