DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Jenazah korban yang mengalami insiden kapal tenggelam di perairan Selat Malaka akhirnya tiba di Terminal Kargo Kualanamu International Airport (KNIA), Senin (7/9) siang. Namun, keluarga korban yang telah menunggu kedatangan jenazah terpaksa juga harus menunggu kedatangan Plt Gubsu, T Erry Nuradi.
Pasalnya, keempat jenazah yang bertolak dari Malaysia mendarat di landasan pacu (runway) KNIA pukul 14.43 WIB. Sementara, Erry baru tiba di Terminal Kargo KNIA pukul 15.46 WIB dengan menggunakan mobil dinas plat merah BK 1 A.
Sebelum Erry datang, sejumlah pejabat di Pemprovsu juga telah hadir di Terminal Kargo KNIA. Seperti, Kadisnaker Sumut Bukit Tambunan, Kepala BP3TKI Sumut Syahrum dan bersama sejumlah stafnya.
Waktu keempat keluarga korban terpaksa harus terbuang untuk membawa jenazah ke rumah duka. Sebab, pejabat di Pemprovsu menyiapkan persiapan dengan mengarahkan keempat keluarga korban yang telah menunggu untuk menjemput jenazah.
Begitu Erry tiba, masing-masing keluarga korban duduk di depan kereta sorong beserta peti jenazah tersebut. Dalam hal ini, Erry juga menyempatkan untuk memberi kata sambutan terhadap keluarga korban yang berduka cita.
Erry mengatakan, turut berduka cita terhadap keluarga korban yang ditinggalkan. “Innalillahi wainnailaihi roijun. Segala sesuatu yang berasal dari Allah, tentu akan kembali ke Allah. Sesuatu yang bernyawa, pasti akan mati. Semoga keluarga tetap tabah dan sabar, mudah-mudahan ini menjadi pelajaran,” kata Erry dalam sambutannya.
Usai itu, Erry bersama sejumlah Pejabat Pemrovsu dan Pemkab Deliserdang yang diwakili oleh Syafrullah selaku Asissten I ini menyalami keluarga korban yang datang menjemput jenazah tersebut sembari mengucapkan turut berduka dan memberikan tali asih.
Menurut Erry, pihaknya akan memperketat pengawasan di perairan tikus sepertipPelabuhan di Tanjungbalai. Selain itu, Erry mengakui kalau pihaknya terkendala luas daerah perbatasan Provinsi Sumut yang berdampak banyak TKI keluar negeri melalui jalur tikus.Ia berharap, masyarakat sadar untuk yang akan berpergian ke luar negeri menjadi TKI dengan menggunakan dokumen resmi. “Hari ini, 4 jenazah yang dikembalikan ke pihak keluarga. Dihimbau seluruh masyarakat yang akan bekerja ke luar negeri tidak lagi menggunakan jalur pelabuhan tikus karena akan membahayakan keselamatan jiwa sendiri. Semua pihak diminta untuk melakukan pengawasan keberangkatan TKI Ilegal,” kata mantan bupati Serdang Bedagai ini.
Sementara, keempat keluarga korban telah datang menunggu kehadiran jenazah sejak siang. Keempat jenazah yang tiba di Terminal Kargo yakni Martha Berutu (45) warga Jalan Purwo Gang Melati Dusun 3 Desa Sukamakmur, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang; Mahrani (49) warga Tanjung Jati Kecamatan Binjai Selatan; Winda Manda Sari (26) warga Lingkungan 5 Perumahan Nelayan Indah Blok EE No 54 Kecamatan Medan Labuhan; dan Ismadani (29) warga Jalan Karya Wisata Ujung Gang Sidobakti, Kecamatan Medan Johor.
Hari Ini 2 Jenazah Dipulangkan
Keempat peti jenazah korban kapal tenggelam itu mendarat di landasan pacu (runway) KNIA dengan menggunakan Malaysia Airlines nomor penerbangan MH 864. Kepala BP3TKI Sumut, Syahrum menyatakan, dua lagi jenazah asal Sumut berhasil diidentifikasi. Keduanya itu yakni, Asminah dan Saniah. Namun, Syahrum tak dapat merincikan kedua jenazah tersebut asal mana. Syahrum mengaku, 2 jenazah yang sudah diidentifikasi itu dipulangkan ke Tanah Air, Selasa (8/9).
Menurut dia, kapal kayu berukuran 3×15 meter itu tenggelam di Perairan Sabah Berenam atau 10 mil dari Malaysia, Kamis (3/9) lalu karena over kapasitas. Artinya, kapal tongkang itu bermuatan 70 orang namun diisi dengan 100 orang.
“Informasi dari Kedutaan Besar RI, sampai saat ini korban selamat 20 orang dengan rincian 18 orang ditahan di Penjara Kelang Malaysia dan 2 orang dirawat di RS Kelang, Malaysia. Sedangkan yang meninggal ada 61 orang yang terdapat di 4 lokasi, pertama RS Kuala Lumpur 22 orang, RS Teluk Intan 6 orang, RS Ipoh 23 orang dan RS Sabah Berenam 10 orang,” jelasnya merinci.
Menurut dia, keempat jenazah yang tiba di Terminal Kargo KNIA tidak terdata di BP3TKI. Pasalnya, keempat korban itu tidak memiliki dokumen resmi dari pemerintah atau ilegal. Ditanya apa yang dilakukan pihaknya menyikapi marak TKI ilegal yang keluar dari tanah air melalui jalur tikus seperti Pelabuhan Tanjungbalai, menurut dia, pihaknya akan memperkuat sosialisasi kepada masyarakat.
Pun demikian, ia terkesan menyalahkan TKI yang ingin berangkat ke luar negeri. “Sistem sekarang sudah kita perbaiki. Tapi, tergantung orangnya karena terbujuk rayu oleh oknum. Dan, pengetahuannya juga masih kurang, mungkin dapat iming-iming selama ini kalau bisa nyampai 1 minggu,” pungkasnya. (ted/rbb)