30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

BWSS II Masih Mapping Sungai

Ia melanjutkan, untuk pembangunan Bendungan Lau Simeme pada 2015 dimana dimulai dari pembebasan tanah dengan tujuan utama menambah kapasitas banjir Kota Medan 40 tahunan, untuk pembangkit listrik 2,5 MW, air baku 3.000 L/detik dan wisata. “Saat ini pembebasan tanah belum selesai, tapi terkait pemindahan penduduk penduduk untuk APL sudah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup. Dan Kota Medan telah melaksanakan revitalisasi drainase dihampir seluruh wilayah Kota Medan melalui dana dari Prancis,” katanya.

Solusi lain atas pengendalian banjir Kota Medan, katanya melalui langkah identifikasi semua sungai penyebab banjir dengan melibatkan tenaga ahli banjir, pendampingan TNI/Polri dan sipil secara teknokratik dan partisipatif. Selanjutnya pemetaan semua hulu dan hilir sungai-sungai yang mengancam kehidupan perekonomian masyarakat, permukiman perumahan, infrastruktur dan bangunan.

“Lalu akan dilakukan pemetaan dan pengecekan lahan-lahan kritis (hutan) pada DAS normalisasi sungai (pendalaman, pelebaran, penanaman pohon), penanganan teknis outlet-outlet pengendali banjir sungai, dan penataan kembali tata ruang sempadan sungai,” katanya.

Pemprovsu juga ikut mendorong peraturan daerah yang mengatur perlunya sumur resapan atau bak penampung air pada setiap rumah tangga dan bangunan, pengalokasian anggaran prioritas pengendalian banjir pada masing-masing wilayah kabupaten/kota, mengusulkan anggaran ke Kementerian PUPR yang menjadi kewenangan pusat, dan mengantisipasi dampak banjir bagi masyarakat dalam mencukupi kebutuhan selama bencana.

“Seperti ketersediaan air minum, evakuasi dan penanganan darurat. Selain itu, secara kelembagaan segera aktifkan fungsi forum DAS Deli dan forum DAS Sumut, serta mendetailkan dan memberdayakan fungsi kelembagaan perkotaan Mebidangro sesuai Pergubsu No.5/2016,” pungkasnya.

Sementara Gubsu Edy Rahmayadi menyatakan semua pihak harus serius menangani permasalahan banjir di Kota Medan dan sekitarnya. “Saya sudah perintahkan semuanya untuk segera cari solusi banjir ini. Jangan hanya menyalahkan Tuhan, masa Tuhan mau dilawan karena turunkan hujan. Saya perintahkan kepada mereka untuk selesaikan dalam waktu satu minggu cari solusinya,” tegasnya dalam silaturahmi bersama insan pers belum lama ini.

Ia melanjutkan, untuk pembangunan Bendungan Lau Simeme pada 2015 dimana dimulai dari pembebasan tanah dengan tujuan utama menambah kapasitas banjir Kota Medan 40 tahunan, untuk pembangkit listrik 2,5 MW, air baku 3.000 L/detik dan wisata. “Saat ini pembebasan tanah belum selesai, tapi terkait pemindahan penduduk penduduk untuk APL sudah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup. Dan Kota Medan telah melaksanakan revitalisasi drainase dihampir seluruh wilayah Kota Medan melalui dana dari Prancis,” katanya.

Solusi lain atas pengendalian banjir Kota Medan, katanya melalui langkah identifikasi semua sungai penyebab banjir dengan melibatkan tenaga ahli banjir, pendampingan TNI/Polri dan sipil secara teknokratik dan partisipatif. Selanjutnya pemetaan semua hulu dan hilir sungai-sungai yang mengancam kehidupan perekonomian masyarakat, permukiman perumahan, infrastruktur dan bangunan.

“Lalu akan dilakukan pemetaan dan pengecekan lahan-lahan kritis (hutan) pada DAS normalisasi sungai (pendalaman, pelebaran, penanaman pohon), penanganan teknis outlet-outlet pengendali banjir sungai, dan penataan kembali tata ruang sempadan sungai,” katanya.

Pemprovsu juga ikut mendorong peraturan daerah yang mengatur perlunya sumur resapan atau bak penampung air pada setiap rumah tangga dan bangunan, pengalokasian anggaran prioritas pengendalian banjir pada masing-masing wilayah kabupaten/kota, mengusulkan anggaran ke Kementerian PUPR yang menjadi kewenangan pusat, dan mengantisipasi dampak banjir bagi masyarakat dalam mencukupi kebutuhan selama bencana.

“Seperti ketersediaan air minum, evakuasi dan penanganan darurat. Selain itu, secara kelembagaan segera aktifkan fungsi forum DAS Deli dan forum DAS Sumut, serta mendetailkan dan memberdayakan fungsi kelembagaan perkotaan Mebidangro sesuai Pergubsu No.5/2016,” pungkasnya.

Sementara Gubsu Edy Rahmayadi menyatakan semua pihak harus serius menangani permasalahan banjir di Kota Medan dan sekitarnya. “Saya sudah perintahkan semuanya untuk segera cari solusi banjir ini. Jangan hanya menyalahkan Tuhan, masa Tuhan mau dilawan karena turunkan hujan. Saya perintahkan kepada mereka untuk selesaikan dalam waktu satu minggu cari solusinya,” tegasnya dalam silaturahmi bersama insan pers belum lama ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/