30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Harus Bersaing dengan Tukang Botot

Kisah Korban Kebakaran Jelang Cap Go Meh di Jl AR Hakim Medan

Sudah tiga hari kebakaran di Jalan AR Hakim Gang Bakung Lingkungan XII Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area, namun kesedihan belum juga sirna. Bagaimana tidak, kejadian itu menimpa sebagian besar warga etnis Tionghoa yang seharusnya bersuka ria.

Bagus dan Adlansyah, Medan

Selain rumah, peralatan rumah tangga, hingga pakaian ludes terbakar. Karena itu, pemandangan di lokasi kebakaran cukup menyedihkan. Beberapa warga terlihat tidak peduli dengan sekeliling, mereka fokus mencari benda-benda yang masih bisa dimanfaatkan di tempat bekas rumah mereka.

Tidak itu saja, sisa bangunan yang masih bisa dipakai pun mereka selamatkan. Tentu, mereka tak ingin benda-benda yang telah gosong itu dikutip para pemulung. “saya bang kalau tidak diambil ini, dari pada diambil orang entar, saya tambah rugilah,” ungkap Angkun sambil menunjukkan besi sisa jendala rumah yang ludes terbakar.

Ya, di kawasan itu memang sudah banyak terlihat para pengutip barang bekas atau istilah Medannya tukang botot. Para pengutip ini ikut bergabung dengan warga yang mencari sisa barang di bekas rumah yang terbakar. Tak pelak, hal ini memunculkan sedikit masalah. Tentu warga merasa semua barang yang terbakar masih milik mereka. Sementara sang pengutip malah berpikir sebaliknya. Beruntungan, kericuhan tidak terjadi.

Seperti Angkun, Aci Khon (32) pun terlihat fokus mengais puing-puing rumahnya yang ludes terbakar. Dia terlihat begitu konsentrasi. “Bukan rumahku saja yang habis, surat-surat berharga juga tak sempat diselamatkan. Ijazahku ikut terbakar juga,” katanya.

Lain lagi dengan Herman (60). Dalam mengais sisa rumahnya yang terbakar, dia dibantu anggota keluarganya. “Cuma ini yang bisa saya lakukan mencari harta benda saya yang bisa digunakan kembali, karena rumah dengan isinya ludes terbakar sudah,” urainya.

Soal kericuhan juga nyaris terjadi di posko bantuan. Warga yang antre menanti bantuan sembako terkesan tak sabar. Apalagi setelah diketahui ada bantuan baju baru dari dermawan. Mereka pun saling dorong. Sekali lagi beruntung, kesigapan petugas mampu menahan aksi itu agar tidak menjadi kericuhan yang lebih besar.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan telah menyelesaikan pendataan korban kebakaran. Jumlah korban kebakaran dipastikan sebanyak 124 KK atau sebanyak 542 jiwa dan rumah yang terbakar sebanyak 88 unit. “Kita sudah menuntaskan pendataan baik dari jumlah korban kebakaran juga rumah yang terbakar,” kata Camat Medan Area, Khoiruddin Rangkuti.

Sedangkan untuki bantuan, lanjut Khoiruddin, hingga saat ini masih terus terkendali. Bantuan mengalir dari pihak ketiga. Khusus untuk bantuan anak-anak dan balita juga sejauh ini sudah disalurkan.

Untuk jumlah balita, jelas Khoiruddin ada sebanyak 43 orang, untuk anak SD 37 orang, SMP, 33 orang dan SMA 30 orang. “Bantuan untuk balita dan anak-anak berupa susu dan popok dan makanan pendamping juga sudah disalurkan,” kata Khoiruddin.

Hal yang sama juga dikatakan oleh  Plt Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan, Hannalore Simanjutak. Dikatakannya, saat ini pendataan korban yang dilakukan sudah tuntas. Untuk bantuan yang diberikan sudah disalurkan dengan baik dan Pemko Medan bekerjasama dengan pihak ketiga.

“Hingga saat ini kita pastikan tidak ada korban yang kekurangan bantuan untuk makanan dan keperluan lainnya. Termasuk untuk kebutuhan anak-anak dan balita,” jelas Hannalore.

Dikatakannya, keperluan korban kebakaran mulai dari makanan, susu hingga keperluan lainnya seperti selimut, odol sudah terpenuhi. “Untuk bantuan sudah kita pastikan tersalurkan dengan baik, itu memang berkat kerja sama Pemko dengan pihak ketiga. Kita pastikan tidak ada korban yang kelaparan,” terang Hannalore. (*)

Kisah Korban Kebakaran Jelang Cap Go Meh di Jl AR Hakim Medan

Sudah tiga hari kebakaran di Jalan AR Hakim Gang Bakung Lingkungan XII Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area, namun kesedihan belum juga sirna. Bagaimana tidak, kejadian itu menimpa sebagian besar warga etnis Tionghoa yang seharusnya bersuka ria.

Bagus dan Adlansyah, Medan

Selain rumah, peralatan rumah tangga, hingga pakaian ludes terbakar. Karena itu, pemandangan di lokasi kebakaran cukup menyedihkan. Beberapa warga terlihat tidak peduli dengan sekeliling, mereka fokus mencari benda-benda yang masih bisa dimanfaatkan di tempat bekas rumah mereka.

Tidak itu saja, sisa bangunan yang masih bisa dipakai pun mereka selamatkan. Tentu, mereka tak ingin benda-benda yang telah gosong itu dikutip para pemulung. “saya bang kalau tidak diambil ini, dari pada diambil orang entar, saya tambah rugilah,” ungkap Angkun sambil menunjukkan besi sisa jendala rumah yang ludes terbakar.

Ya, di kawasan itu memang sudah banyak terlihat para pengutip barang bekas atau istilah Medannya tukang botot. Para pengutip ini ikut bergabung dengan warga yang mencari sisa barang di bekas rumah yang terbakar. Tak pelak, hal ini memunculkan sedikit masalah. Tentu warga merasa semua barang yang terbakar masih milik mereka. Sementara sang pengutip malah berpikir sebaliknya. Beruntungan, kericuhan tidak terjadi.

Seperti Angkun, Aci Khon (32) pun terlihat fokus mengais puing-puing rumahnya yang ludes terbakar. Dia terlihat begitu konsentrasi. “Bukan rumahku saja yang habis, surat-surat berharga juga tak sempat diselamatkan. Ijazahku ikut terbakar juga,” katanya.

Lain lagi dengan Herman (60). Dalam mengais sisa rumahnya yang terbakar, dia dibantu anggota keluarganya. “Cuma ini yang bisa saya lakukan mencari harta benda saya yang bisa digunakan kembali, karena rumah dengan isinya ludes terbakar sudah,” urainya.

Soal kericuhan juga nyaris terjadi di posko bantuan. Warga yang antre menanti bantuan sembako terkesan tak sabar. Apalagi setelah diketahui ada bantuan baju baru dari dermawan. Mereka pun saling dorong. Sekali lagi beruntung, kesigapan petugas mampu menahan aksi itu agar tidak menjadi kericuhan yang lebih besar.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan telah menyelesaikan pendataan korban kebakaran. Jumlah korban kebakaran dipastikan sebanyak 124 KK atau sebanyak 542 jiwa dan rumah yang terbakar sebanyak 88 unit. “Kita sudah menuntaskan pendataan baik dari jumlah korban kebakaran juga rumah yang terbakar,” kata Camat Medan Area, Khoiruddin Rangkuti.

Sedangkan untuki bantuan, lanjut Khoiruddin, hingga saat ini masih terus terkendali. Bantuan mengalir dari pihak ketiga. Khusus untuk bantuan anak-anak dan balita juga sejauh ini sudah disalurkan.

Untuk jumlah balita, jelas Khoiruddin ada sebanyak 43 orang, untuk anak SD 37 orang, SMP, 33 orang dan SMA 30 orang. “Bantuan untuk balita dan anak-anak berupa susu dan popok dan makanan pendamping juga sudah disalurkan,” kata Khoiruddin.

Hal yang sama juga dikatakan oleh  Plt Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan, Hannalore Simanjutak. Dikatakannya, saat ini pendataan korban yang dilakukan sudah tuntas. Untuk bantuan yang diberikan sudah disalurkan dengan baik dan Pemko Medan bekerjasama dengan pihak ketiga.

“Hingga saat ini kita pastikan tidak ada korban yang kekurangan bantuan untuk makanan dan keperluan lainnya. Termasuk untuk kebutuhan anak-anak dan balita,” jelas Hannalore.

Dikatakannya, keperluan korban kebakaran mulai dari makanan, susu hingga keperluan lainnya seperti selimut, odol sudah terpenuhi. “Untuk bantuan sudah kita pastikan tersalurkan dengan baik, itu memang berkat kerja sama Pemko dengan pihak ketiga. Kita pastikan tidak ada korban yang kelaparan,” terang Hannalore. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/