Jumlah pria yang menggunakan alat kontrasepsi di Sumatera Utara melebihi target. Namun, masih banyak anggapan di masyarakat bahwa Keluarga Berencana (KB) hanya urusan kaum perempuan saja. Kenapa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Farida Noris Ritonga dengan Kepala Sub Bagian Advokasi Pengembangan Informasi BKKBN Sumut, Anthony.
Kenapa masih banyak anggapan bahwa urusan ber-KB hanya perempuan saja?
Memang selama ini image yang berkembang dimasyarakat dalam ber-KB hanya perempuan saja. Padahal, itu tanggung jawab pria juga. Image yang berkembang itulah yang ingin kita geser bahwa pria harus ber-KB. Jadi kita juga memprioritaskan bagaimana merubah image pria bahwa KB itu bukan hanya dilakukan oleh perempuan saja. Namun, merupakan tanggung jawab dan kesadaran pria juga.
Untuk itu, peserta KB baru yang menggunakan alat kontrasespi kondom dan MOP sengaja dinaikkan. Jadi perlu sosialisasi yang lebih mendalam lagi terhadap kaum pria.
Berapa jumlah capaian pemakaian alat kontrasepsi pria?
Saat ini alat kontrasepsi untuk pria ada dua macam di antaranya MOP (Medis Operasi Pria) atau biasa disebut vasektomi dan kondom. Untuk MOP traget kita tahun lalu 2.088 orang, ternyata melebihi target mencapai 2.813 orang atau 134,72 persen. Sedangkan kondom target kita sebelumnya 60.000, ternyata melebihi target hingga 61673 orang atau 102,79 persen.
Kenapa capaian MOP lebih tinggi dari pada kondom?
Karena kondom alat KB pria yang mudah ditemukan baik melalui mandiri maupun melalui pelayanan KB gratis. Sedangkan MOP merupakan alat kontrasepsi pria melalui operasi kecil. Untuk itu, kita juga harus benar-benar mensosialisasikannya kepada masyarakat.
Berarti selama ini sosialisasi yang dilakukan BKKBN masih kurang?
Memang sosialisasi kita masih kurang. Karena dari 33 Kabupaten/Kota hanya 12 yang berkontribusi terhadap MOP. Selebihnya belum pernah kita sosialisasikan sama sekali dan belum sampai jangkauan kita.
Apa penyebabnya?
Karena jangkauan wilayahnya yang cukup luas. Jumlah petugas kalau ditinjau dari segi SDM juga masih kurang. Idealnya setiap desa harus ada satu orang petugas KB. Tapi petugas kita juga masih sangat kurang. Jadi kedepannya, kita akan berdayakan lagi program ‘Road To Village’ yang mana BKKBN Sumut akan langsung terjun untuk sosialisasi ke desa-desa.
Kota mana yang lebih tinggi tingkat pencapaian alat kontrasepsi pria?
Yang paling tinggi itu Kota Medan dan Deli Serdang. Karena kesadaran penduduknya untuk ber-KB cukup tinggi. Kita juga memprioritaskan penggunaan alat kontrasepsi pada keluarga prasejahtera dan difokuskan kedaerah-daerah yang penduduknya banyak seperti, Medan, Simalungun, Asahan, Langkat, Deli Serdang.
Apakah jenis alat kontrasepsi pria hanya MOP dan kondom saja?
Saat ini memang hanya dua alat kontrasepsi untuk pria. Tapi ada juga kontrasepsi untuk pria jenis pil. Namun saat ini belum disosialisasikan karena masih dalam tahap penelitian. Untuk kondom kita juga rutin mendistribusikannya ke beberapa kabupaten/kota, tapi tergantung permintaan masyarakat juga. (*)