Site icon SumutPos

Sudah Siap UN, Coret-coretlah…

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
CORET CORET SERAGAM SMP_Siswa Menegah Pertama (SMP) membubuhkan tanda tangan dibaju seragam temanya saat merayakan hari terakhir Ujian Nasional di Lapangan Merdeka Medan, Senin (8/5). Aksi coret-coret seregam sekolah kini menjadi rutinitas bagi sebagian pelajar di sekolah-sekolah, termasuk di tingkat atas maupun menengah. Fenomena tersebut sering terlihat di beberapa kota besar di Indonesia ketika proses ujian nasional sudah berakhir.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Coret-coret seragam sekolah setelah melaksanakan Ujian Nasional (UN) telah menjadi budaya pada diri pelajar di Indonesia, termasuk di Kota Medan. Bukan hanya siswa SMA/SMK, murid SMP pun tak mau ketinggalan. Para pelajar tersebut melakukan aksinya di Lapangan Merdeka Medan, Senin (8/5).

Berdasarkan pantauan di lapangan, para pelajar itu merupakan siswa SMP Negeri (SMPN) 18, SMPN 28 Medan, SMPN 7 Medan, dan SMPN 2 Medan. Sedangkan sekolah swasta, SMP Muhammadiyah 4, SMP Laksana Martadinata, SMP Budi Agung, dan SMP Darul Aman.

Setelah mengikuti UN dengan mata pelajaran IPA, mereka berangkat menggunakan kendaraan masing-masing baik itu motor maupun mobil dari sekolah menuju Lapangan Merdeka Medan. Bahkan, ada juga yang bonceng tiga satu motor hingga tanpa mengenakan helm.

Namun apes, sejumlah pelajar yang melanggar peraturan lalu lintas diberhentikan petugas Satlantas Polrestabes Medan. Ada sekitar belasan kendaraan yang ditilang, termasuk juga tak membawa kelengkapan surat-surat.

Di Lapangan Merdeka, pelajar yang jumlahnya mencapai ratusan itu berkumpul dan meluapkan kegembiraannya dengan mencoret hingga membuat tandatangan di seragamnya menggunakan pilox dan spidol.

Salah seorang siswa SMP Budi Agung, Dega mengaku, memang sudah merencanakan bersama temannya untuk melakukan aksi coret-coret seragam. Menurutnya, aksi tersebut merupakan ekspresi kegembiraannya setelah menyelesaikan ujian.”Sudah siap UN coret-coretlah, mengungkapkan rasa gembira kami. Masak anak SMA aja yang bisa coret-coret,” ucap Dega sedikit malu-malu yang kemudian pergi.

Siswa lainnya, Rifai menyebutkan, sebelum coret-coret dia bersama kawannya berkonvoi dengan sepeda motor berkeliling kota. Selanjutnya, baru menuju Lapangan Merdeka.”Keliling dulu kami, setelah itu baru ke Lapangan Merdeka. Yang penting hari ini (kemarin, Red) kami senang-senang meluapkan kegembiraan,” sebutnya.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
CORET CORET SERAGAM SMP_Siswa Menegah Pertama (SMP) membubuhkan tanda tangan dibaju seragam temanya saat merayakan hari terakhir Ujian Nasional di Lapangan Merdeka Medan, Senin (8/5). Aksi coret-coret seregam sekolah kini menjadi rutinitas bagi sebagian pelajar di sekolah-sekolah, termasuk di tingkat atas maupun menengah. Fenomena tersebut sering terlihat di beberapa kota besar di Indonesia ketika proses ujian nasional sudah berakhir.

Kepala SMPN 2 Medan, N Ginting menyatakan, pihak sekolah sebenarnya telah melarang siswa melakukan aksi coret seragam. Sebab, perbuatan itu tidak bermanfaat.

“Sudah diingatkan agar tidak mencoret seragam, karena hal itu tindakan kurang terpuji. Makanya, kita pun merazia barang-barang siswa sebelum mengikuti ujian. Bahkan, kita melarang mereka untuk membawa tas selain perlengkapan yang dibutuhkan untuk ujian,” ujarnya.

Sementara, menanggapi aksi para pelajar SMP tersebut, praktisi pendidikan dari Universitas Negeri Medan, M Rizal Hasibuan menilai, aksi itu seharusnya tidak terjadi lagi. Hal itu bisa dicegah dari kreativitas pihak sekolah.

“Ini kembali lagi kepada sekolah dan dituntut kreativitasnya untuk menyalurkan aksi coret-coret yang sudah membudaya. Misalnya, sekolah menyediakan spanduk kosong untuk digunakan coret-coret kepada seluruh siswanya yang telah melaksanakan UN,” ungkap Rizal.

Menurut dia, para pelajar yang melakukan aksi tersebut pada dasarnya mengikuti tradisi terdahulu. Karena itu, sekolah yang harus berperan menghilangkan budaya yang kurang bermanfaat dengan berbagai kegiatan positif.

“Saya pernah melihat di salah satu sekolah di Medan, dimana setelah ujian para siswanya memberikan seragamnya untuk disumbangkan. Ini tentunya suatu bentuk kegiatan positif dan patut ditiru,” ujarnya. (ris/ila)

 

Exit mobile version