26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Optimis, 2014 Medan Dipimpin Orang Bersih

Sahur Bersama Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Ikrimah Hamidy

Memasuki seminggu Ramadan, tim ‘Sahur Bersama Tokoh Harian Sumut Pos’ pun berkesempatan untuk sahur bersama Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Ikrimah Hamidy Lubis. Kesunyian Senin (8/8) subuh itu pun menjadi saksi perjalanan penuh canda.

INDRA JULI, Medan

Dengan kawalan forejders, tim tiba di sebuah rumah satu lantai berwarna putih dibatasi pagar coklat. Tampak satu unit mobil Toyota Inova dengan nomor polisi BK 1638 K terparkir di garasi yang terbuka.
Beberapa buah mangga bergantungan dari dahan yang terjulur keluar. Satu buah bahkan terjatuh seakan salam selamat datang kepada rombongan.

Tak menunggu lama, terdengar suara pintu terbuka disusul oleh Ikhrimah mengenakan baju koko lengan pendek putih dan celana keeper hitam. Membuka kan gerbang dan menyalami seluruhn rombongan sebelum mempersilahkan masuk dengan senyum dan dalam suasana bersahabat. Tak ada jarak seperti pada wakil-wakil rakyat kebanyakan.

Tampak deretan tanaman bonsai di pekarangan tertata dengan apik. Dipadu dengan beberapa jenis perdu dilengkapi dengan air terjun mini. Dua kursi santai dari kayu di beranda dan kokok ayam kampong yang bertengger di antara cabang pohon mangga juga dari arah belakang rumah membawa nuansa kesederhanaan ala pedesaan.

“Saya memang suka ngebonsai, dari dulu malah. Hanya satu yang saya beli, selebihnya saya buat sendiri. Saya juga senang mendengar suara ayam kampung, apalagi kalau lagi berkokok pagi itu. Bantu membangunkan. Di belakang masih ada tiga ekor ayam kampung,” tutur Ikhrimah.

Pembicaraan singkat tadi berlanjut ke ruang tamu yang terasa begitu Islami. Kaligrafi dapat dilihat di dinding, jam dinding, juga di ruang keluarga dimana terdapat juga lemari berisi buku-buku keislaman. Tak lupa foto bersama keluarga tercinta terpajang di situ.

Dengan lepas, Ikhrimah bertutur mengenai keluarga dan kampung halaman di masa kecil sebelum berangkat ke Kota Medan dan bekerja sebagai guru.

Pukul 04.30 WIB, tampak putra kedua Ahmad Hilmy Lubis (7) keluar dari kamar yang disusul putri ke empat Khaulah Asy Syifa Lubis (3). Dibantu keduanya, Ikhrimah menyiapkan menu berbuka yang juga memperlihatkan kesederhanaan. Teh manis yang diletakkan di atas nampan, diikuti nasi putih di dalam nampan aluminium. Begitu juga dengan lauk seperti telur dadar, udang, ikan asin, dengan buah jeruk dan buah kurma sebagai penutup.
“Tidak ada yang special. Yang penting enak dimakan. Paling telur dadar. Sebenarnya ada dibuat tadi malam, tapi dihabisin sama anak-anak. Ya tinggal ini saja yang ada,” tutur sang istri Dessy Irawaty usai mempersiapkan menu sahur di ruang makan.

Setelah putra sulungnya Abdul Haqi Alfaruqi (8) bergabung, sahur keluarga itu pun dimulai dalam ketenangan. Setiap suap makanan yang dihantar masuk ke dalam mulut selalu dilambari ucapan syukur yang tampak dari cara masing-masing anggota keluarga menikmatinya.

Pria berkulit hitam manis ini lalu bergabung dengan tim yang tengah menikmati segarnya udara di beranda. Penjelasan beberapa koleksi yang ada pun berlanjut menjadi diskusi ringan dengan topic yang berkembang. Dari prinsip yang dijalankan juga keinginannya untuk kembali mengajar siswa di sekolah. Bagaimana Ikhrimah selalu berusaha menjalankan tugas dan perannya sebaik mungkin untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Seperti dalam memastikan produk legislasi yang ada memang menjadi jalan bagi kemakmuran masyarakat Kota Medan. Meskipun semua itu masih menemui hambatan pada Peraturan Daerah (Perda) yang masih belum optimal. Salah satunya pengembangan UMKM yang dapat dilakukan dengan menyediakan ruang di pasar-pasar modern seperti mall dan plaza yang tersebar di Kota Medan.

“Semua itu butuh payung hukum juga pengawasan anggaran yang sebenarnya sudah ada meskipun masih lemah (kalau tidak mau dibilang tidak ada, Red). Tingkat pendidikan dan kekuatan ekonomi masyarakat juga sangat menentukan. Karena dalam satu artikel yang pernah saya baca, kondisi kita saat ini disebut seperti Jepang pada 1965,” paparnya.
Begitu pun, mantan Ketua KAMMI Sumut ini optimis akan terwujudnya Kota Medan yang lebih baik. Sesuai dengan keyakinannya akan siklus hidup yang didukung dengan kesadaran masyarakat Kota Medan dalam memilih pemimpinnya pada Pilkada di masa yang akan datang. Sosok pemimpin yang tidak dikenal dari jumlah uang yang disebar pada Pilkada melainkan dari kontribusi terhadap kebutuhan utama masyarakatnya.
“2014 itu akan menjadi masa transisi menuju Kota Medan yang lebih bersih. Karena untuk dua periode ke depan saya yakin akan lahir tokoh-tokoh muda yang tidak terkontaminasi dengan system yang ada saat ini. Karena bagaimana pun masyarakat juga sudah mulai sadar akan sosok pemimpin yang mereka inginkan,” pungkasnya.
Kumandang azan pun mengakhiri pembicaraan untuk bersama melaksanakan salat di masjid yang terletak tak jauh dari kediaman Ikrimah. (*)

Sahur Bersama Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Ikrimah Hamidy

Memasuki seminggu Ramadan, tim ‘Sahur Bersama Tokoh Harian Sumut Pos’ pun berkesempatan untuk sahur bersama Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, Ikrimah Hamidy Lubis. Kesunyian Senin (8/8) subuh itu pun menjadi saksi perjalanan penuh canda.

INDRA JULI, Medan

Dengan kawalan forejders, tim tiba di sebuah rumah satu lantai berwarna putih dibatasi pagar coklat. Tampak satu unit mobil Toyota Inova dengan nomor polisi BK 1638 K terparkir di garasi yang terbuka.
Beberapa buah mangga bergantungan dari dahan yang terjulur keluar. Satu buah bahkan terjatuh seakan salam selamat datang kepada rombongan.

Tak menunggu lama, terdengar suara pintu terbuka disusul oleh Ikhrimah mengenakan baju koko lengan pendek putih dan celana keeper hitam. Membuka kan gerbang dan menyalami seluruhn rombongan sebelum mempersilahkan masuk dengan senyum dan dalam suasana bersahabat. Tak ada jarak seperti pada wakil-wakil rakyat kebanyakan.

Tampak deretan tanaman bonsai di pekarangan tertata dengan apik. Dipadu dengan beberapa jenis perdu dilengkapi dengan air terjun mini. Dua kursi santai dari kayu di beranda dan kokok ayam kampong yang bertengger di antara cabang pohon mangga juga dari arah belakang rumah membawa nuansa kesederhanaan ala pedesaan.

“Saya memang suka ngebonsai, dari dulu malah. Hanya satu yang saya beli, selebihnya saya buat sendiri. Saya juga senang mendengar suara ayam kampung, apalagi kalau lagi berkokok pagi itu. Bantu membangunkan. Di belakang masih ada tiga ekor ayam kampung,” tutur Ikhrimah.

Pembicaraan singkat tadi berlanjut ke ruang tamu yang terasa begitu Islami. Kaligrafi dapat dilihat di dinding, jam dinding, juga di ruang keluarga dimana terdapat juga lemari berisi buku-buku keislaman. Tak lupa foto bersama keluarga tercinta terpajang di situ.

Dengan lepas, Ikhrimah bertutur mengenai keluarga dan kampung halaman di masa kecil sebelum berangkat ke Kota Medan dan bekerja sebagai guru.

Pukul 04.30 WIB, tampak putra kedua Ahmad Hilmy Lubis (7) keluar dari kamar yang disusul putri ke empat Khaulah Asy Syifa Lubis (3). Dibantu keduanya, Ikhrimah menyiapkan menu berbuka yang juga memperlihatkan kesederhanaan. Teh manis yang diletakkan di atas nampan, diikuti nasi putih di dalam nampan aluminium. Begitu juga dengan lauk seperti telur dadar, udang, ikan asin, dengan buah jeruk dan buah kurma sebagai penutup.
“Tidak ada yang special. Yang penting enak dimakan. Paling telur dadar. Sebenarnya ada dibuat tadi malam, tapi dihabisin sama anak-anak. Ya tinggal ini saja yang ada,” tutur sang istri Dessy Irawaty usai mempersiapkan menu sahur di ruang makan.

Setelah putra sulungnya Abdul Haqi Alfaruqi (8) bergabung, sahur keluarga itu pun dimulai dalam ketenangan. Setiap suap makanan yang dihantar masuk ke dalam mulut selalu dilambari ucapan syukur yang tampak dari cara masing-masing anggota keluarga menikmatinya.

Pria berkulit hitam manis ini lalu bergabung dengan tim yang tengah menikmati segarnya udara di beranda. Penjelasan beberapa koleksi yang ada pun berlanjut menjadi diskusi ringan dengan topic yang berkembang. Dari prinsip yang dijalankan juga keinginannya untuk kembali mengajar siswa di sekolah. Bagaimana Ikhrimah selalu berusaha menjalankan tugas dan perannya sebaik mungkin untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Seperti dalam memastikan produk legislasi yang ada memang menjadi jalan bagi kemakmuran masyarakat Kota Medan. Meskipun semua itu masih menemui hambatan pada Peraturan Daerah (Perda) yang masih belum optimal. Salah satunya pengembangan UMKM yang dapat dilakukan dengan menyediakan ruang di pasar-pasar modern seperti mall dan plaza yang tersebar di Kota Medan.

“Semua itu butuh payung hukum juga pengawasan anggaran yang sebenarnya sudah ada meskipun masih lemah (kalau tidak mau dibilang tidak ada, Red). Tingkat pendidikan dan kekuatan ekonomi masyarakat juga sangat menentukan. Karena dalam satu artikel yang pernah saya baca, kondisi kita saat ini disebut seperti Jepang pada 1965,” paparnya.
Begitu pun, mantan Ketua KAMMI Sumut ini optimis akan terwujudnya Kota Medan yang lebih baik. Sesuai dengan keyakinannya akan siklus hidup yang didukung dengan kesadaran masyarakat Kota Medan dalam memilih pemimpinnya pada Pilkada di masa yang akan datang. Sosok pemimpin yang tidak dikenal dari jumlah uang yang disebar pada Pilkada melainkan dari kontribusi terhadap kebutuhan utama masyarakatnya.
“2014 itu akan menjadi masa transisi menuju Kota Medan yang lebih bersih. Karena untuk dua periode ke depan saya yakin akan lahir tokoh-tokoh muda yang tidak terkontaminasi dengan system yang ada saat ini. Karena bagaimana pun masyarakat juga sudah mulai sadar akan sosok pemimpin yang mereka inginkan,” pungkasnya.
Kumandang azan pun mengakhiri pembicaraan untuk bersama melaksanakan salat di masjid yang terletak tak jauh dari kediaman Ikrimah. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/