26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tudingan Pembohong Bukti PDIP Terus Zalimi RE

MEDAN – Pernyataan Budiman Nadapdap yang menyebut RE Nainggolan sebagai pembohong besar dinilai membuktikan Koordinator Tim Kampanye Merah Putih itu kurang dewasa berpolitik. PDIP selaku partai yang mengamini pernyataan Budiman itu juga dinilai tak henti menzalimi mantan Sekdaprovsu yang tercatat sebagai orang pertama yang mendaftar sebagai balon gubsu di PDIP.

“Itu sesuatu yang tidak etis, tidak elok, dan menunjukkan dia kurang dewasa dalam berpolitik. Dia harusnya sadar, RE Nainggolan sudah menjadi kompetitor dalam pilgubsu. Kan tidak elok menyerang kompetitor. Katanya mau pilkada yang santun, beradab, damai dan sebagainya,” ujar Pengamat Politik USU, Ahmad Taufan Damanik.

Menurut Taufan, pernyataan yang cenderung ofensif itu terasa makin kurang elok karena RE Nainggolan tidak memiliki kesempatan untuk mengklarifikasi karena dia memang tidak hadir di acara itu. “Kan tidak mungkin RE Nainggolan diundang atau datang sendiri ke acara itu untuk mengklarifikasi. Jadi itu sama saja menjelek-jelekkan orang di belakang punggungnya. Sekali lagi itu tidak etis,” ujarnya.

Dosen Fisip USU ini menambahkan, di sisi lain sangat mungkin justru RE Nainggolan yang sebenarnya merasa dibohongi oleh PDIP, termasuk Budiman Nadapdap sendiri, karena sampai detik-detik terakhir semua orang tahu bahwa kandidat yang mengerucut sebagai calon PDIP itu adalah RE.
“Tetapi tiba-tiba muncul nama Efendi Simbolon yang tidak pernah mendaftar apalagi mengikuti proses seleksi. Saya kira sangat wajar kalau justru Pak RE yang sesungguhnya merasa dibohongi PDIP,” katanya. (val)

MEDAN – Pernyataan Budiman Nadapdap yang menyebut RE Nainggolan sebagai pembohong besar dinilai membuktikan Koordinator Tim Kampanye Merah Putih itu kurang dewasa berpolitik. PDIP selaku partai yang mengamini pernyataan Budiman itu juga dinilai tak henti menzalimi mantan Sekdaprovsu yang tercatat sebagai orang pertama yang mendaftar sebagai balon gubsu di PDIP.

“Itu sesuatu yang tidak etis, tidak elok, dan menunjukkan dia kurang dewasa dalam berpolitik. Dia harusnya sadar, RE Nainggolan sudah menjadi kompetitor dalam pilgubsu. Kan tidak elok menyerang kompetitor. Katanya mau pilkada yang santun, beradab, damai dan sebagainya,” ujar Pengamat Politik USU, Ahmad Taufan Damanik.

Menurut Taufan, pernyataan yang cenderung ofensif itu terasa makin kurang elok karena RE Nainggolan tidak memiliki kesempatan untuk mengklarifikasi karena dia memang tidak hadir di acara itu. “Kan tidak mungkin RE Nainggolan diundang atau datang sendiri ke acara itu untuk mengklarifikasi. Jadi itu sama saja menjelek-jelekkan orang di belakang punggungnya. Sekali lagi itu tidak etis,” ujarnya.

Dosen Fisip USU ini menambahkan, di sisi lain sangat mungkin justru RE Nainggolan yang sebenarnya merasa dibohongi oleh PDIP, termasuk Budiman Nadapdap sendiri, karena sampai detik-detik terakhir semua orang tahu bahwa kandidat yang mengerucut sebagai calon PDIP itu adalah RE.
“Tetapi tiba-tiba muncul nama Efendi Simbolon yang tidak pernah mendaftar apalagi mengikuti proses seleksi. Saya kira sangat wajar kalau justru Pak RE yang sesungguhnya merasa dibohongi PDIP,” katanya. (val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/