MEDAN- Keberadaan Sampah di depan SMK PAB III di Jalan Masjid Dusun I, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan. sudah sangat memperihatinkan.
Tumpukan sampah yang berada persis di depan sekola sudah sangat menganggu aktivitas belajar mengajar siswa, karena aroma busuk yang keluar dari tumpukan sampah membuat pelajar tidak konsentrasi saat belajar.
Menurut Amaluddin, Kepala Sekolah SMK PAB III, keberadaan sampah di depan sekolah sangat menggangu aktivitas belajar mengajar, karena sering tercium bau yang tidak sedap dari tumpukan sampah itu. Sehingga banyak murid yang mengeluh mengenai keberadaan sampah serta berpengaruh kepada pencitraan sekolah.
“Pihak sekolah sudah memasang sepanduk agar tidak membuang sampah di sini, akan tetapi sampai saat ini masih banyak orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah di depan sekolah kami, “ kesalnya.
Sudah sering dilakukan gotong royong untuk mengangkut sampah di sini, dan sempat juga dikerahkan alat berat untuk mengangkat sampah itu, namun sampah-sampah itu tetap menumpuk di depan sekolah. “Entah siapa yang membuah sampah di depan sekolah kami ini,” ujarnya.
Menurut pantauan Sumut Pos (9/2), ada sekitar 50 meter pinggiran jalan digunakan untuk tempat pembuangan sampah. Sampai saat ini, sampah-sampah itu masih terlihat jelas berserakan di pinggir ruas jalan tanpa ada penindakan dari instansi terkait.
Kepling Dusun I, P. Lubis menjelaskan, pihaknya sudah mengusulkan pengangkutan sampah itu saat musrembang berlangsung. (mag-8)
MEDAN- Keberadaan Sampah di depan SMK PAB III di Jalan Masjid Dusun I, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan. sudah sangat memperihatinkan.
Tumpukan sampah yang berada persis di depan sekola sudah sangat menganggu aktivitas belajar mengajar siswa, karena aroma busuk yang keluar dari tumpukan sampah membuat pelajar tidak konsentrasi saat belajar.
Menurut Amaluddin, Kepala Sekolah SMK PAB III, keberadaan sampah di depan sekolah sangat menggangu aktivitas belajar mengajar, karena sering tercium bau yang tidak sedap dari tumpukan sampah itu. Sehingga banyak murid yang mengeluh mengenai keberadaan sampah serta berpengaruh kepada pencitraan sekolah.
“Pihak sekolah sudah memasang sepanduk agar tidak membuang sampah di sini, akan tetapi sampai saat ini masih banyak orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah di depan sekolah kami, “ kesalnya.
Sudah sering dilakukan gotong royong untuk mengangkut sampah di sini, dan sempat juga dikerahkan alat berat untuk mengangkat sampah itu, namun sampah-sampah itu tetap menumpuk di depan sekolah. “Entah siapa yang membuah sampah di depan sekolah kami ini,” ujarnya.
Menurut pantauan Sumut Pos (9/2), ada sekitar 50 meter pinggiran jalan digunakan untuk tempat pembuangan sampah. Sampai saat ini, sampah-sampah itu masih terlihat jelas berserakan di pinggir ruas jalan tanpa ada penindakan dari instansi terkait.
Kepling Dusun I, P. Lubis menjelaskan, pihaknya sudah mengusulkan pengangkutan sampah itu saat musrembang berlangsung. (mag-8)