Sudah dua tahun Surti Dahlia Simanjuntak (50) tidak pulang ke Medan. Padahal, biasanya warga negara Belanda ini selalu pulang setiap tahun. Dan, kepulangannya tahun ini ternyata sebuah sinyal. Ya, hingga kemarin, dia dan Pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang ditumpanginya belum juga ditemukan.
Amos Simanungkalit-M Idris, Medan
Sebelumnya Surti berlibur kerumah abang kandungnya, Nominhot, yang beralamat di Jalan Cangkir No44 Medan. “Dia seminggu berlibur di sinin
karena sudah 2 tahun tidak pulang,” kata Nominhot Simanjuntak, abang Surti, kemarun.
Surti berangkat dari Bandara Kualanamu ke Kuala Lumpur, Jumat (7/3) sore. Selanjutnya dia menumpang Malaysia Airlines ke Amsterdam transit di Tiongkok. “Seharusnya tadi pagi sudah sampai di Amsterdam. Tapi, kami sudah kehilangan kontak,” ucap Nominhot.
Surti merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara itu. Sejak 1981 Surti menikah dengan warga negara Belanda di saat ia masih duduk di kelas dua di SMA Negeri 1 Medan.
Setelah menikah, Surti kemudian melanjutkan pendidikannya di Amsterdam, Belanda. Perempuan yang kini sudah berusia 50 tahun itu tergolong cerdas sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana dengan beasiswa.
Meskipun kini ia sudah berpisah dengan suaminya dan belum dikarunia keturunan, Surti terus melanjutkan hidup dan bekerja di Amsterdam. Hampir setiap tahun Surti Dahlia Simanjuntak pulang ke kampung halamannya di Medan untuk berjumpa dengan saudaranya. Namun, setelah dua tahun terakhir Surti tidak pernah pulang.
Selama seminggu di Medan, Surti menunjukkan gelagat yang lain dari kebiasaannya. Dia terus berfoto dengan siapa pun keluarga yang dijumpainya. Ia juga mengabadikan momen-momen bersama keluarga untuk dipajang di sosial media facebook miliknya. Padahal menurut Nominhot, Surti tidak suka difoto sejak kecil. “Tak seperti seperti biasanya. Biasanya tak ‘pede’ kalau difoto. Tapi kemarin sebelum pulang, kerjanya foto-foto saja. Sampai di Bandara Kualanamu sebelum berangkat pun masih foto-foto,” ujar Nominhot.
Nominhot mengaku, gelagat lain adiknya sebelum pulang, adalah ketika Surti membeli tiket transit. Nominhot pun sempat bertanya mengapa adiknya itu membeli tiket transit. Namun kala itu Surti mengaku salah membeli tiket.
“Diakan bukan baru kali ini saja pulang. Tidak biasanya dia beli tiket transit seperti kemarin. Waktu ditanyakan alasannya salah beli. Tapi katanya tidak apa-apa. Biar bisa jalan-jalan di Beijing,” ujarnya.
Pada Sabtu pagi, keluarga di Medan malah mendengar kabar pesawat yang ditumpangi Surti hilang dan belum ditemukan. Pihak keluarga pun terus mencari kabar tentang Surti yang ternyata memang ada dalam deretan nama penumpang pesawat dengan nomor bangku 50. Keluarga Surti yang ada di Medan tetap berdoa dan berharap ada mukjizat bahwa Surti bersama penumpang lainnya berhasil diselamatkan.
“Semoga ada mukjizat tentang kondisi Surti selamat bersama penumpang lainnya,” harapnya.
Di tempat terpisah, suasana duka tidak terlalu tergambarkan di kediaman pasangan suami istri (pasutri) warga Medan yang ikut menumpang pesawat Malaysia Airlines, di Jalan Bilal Gang Idris No 65, Kecamatan Medan Timur, Minggu (9/3) petang.
Rumah bertingkat dua lantai dengan cat putih itu, suasananya terlihat seperti biasa saja. Namun, beberapa kerabat pasutri itu banyak yang datang untuk berkunjung dan juga para tetangga di lingkungan rumahnya.
Pasangan Sugianto Lo dan Vinny Chynthya Tio memiliki tiga orang anak, dua putra, Antonio Nugroho (17) dan Candra Sulistyo Nugroho (15), serta seorang putri, Ayu Sulistia (12). Dua putranya masih duduk di bangku kelas I dan kelas III SMA, sedangkan putrinya masih kelas 1 SMP.
Kepada Sumut Pos, Minggu (9/3) petang sekira pukul 18.00 WIB, salah seorang kerabat perempuan pasutri yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan, anak sulung pasangan ini sempat pingsan setelah mendengar kabar bahwa pesawat yang dinaiki kedua orangtuanya hilang.
“Dia (Antonio Nugroho alias A Chien) sempat pingsan setelah melihat kabar di televisi bahwa pesawat yang membawa orangtuanya jatuh di laut,” ucapnya.
Joni Taslim, sahabat Sugianto mengatakan, sebenarnya dirinya hendak ikut bersama sahabat dan istrinya itu untuk berlibur ke Tiongkok. Namun, ia mengurungkan niatnya karena cuaca di Tiongkok masih musim dingin.
“Sugianto Lo dan Vinny Chynthya Tio berangkat dari Bandara Kualanamu, Jumat (7/3) siang. Mereka terbang ke Tiongkok dengan pesawat Malaysia Airlines yang transit di Kuala Lumpur. Mereka ke Tiongkok mau jalan-jalan karena belum pernah ke sana. Mereka ingin lihat Great Wall dan Lapangan Tianamen,” katanya.
Sementara itu, rumah toko (ruko) milik Sugianto lo dan Vinny Chynthya Tio terpantau sepi. Tidak terlihat aktivitas di depan ruko yang terletak di Jalan Diamond Blok B-14 Komplek Kota Baru Kelurahan Titipapan Kecamatan Medan Deli. Pintu ruko berlantai dua ini tampak tertutup, Minggu (9/3) kemarin.
“Yang saya tahu keluarga pak Sugianto jarang menetap di sini,tapi alamat persisnya di mana kami tidak tahu,” ujar Wenny, seorang warga disekitar Komplek Kota Baru Kelurahan Titipapan.
Dia menyebutkan, selama berada di kawasan Ruko Komplek Kota Baru korban dikenal sebagai sosok seorang pria yang ramah, serta terkadang bersosialiasi dengan masyarakat sekitar.”Belakangan ini mereka jarang terlihat kumpul dengan warga di sini, terakhir kami dapat kabar pesawat yang ditumpanginya hilang,” ungkapnya.
Ruko yang dibeli korban sejak 3 tahun lalu itu lanjut, Wenny diketahui digunakan sebagai lokasi gudang penyimpanan alat-alat penangkal petir yang menjadi bisnis usaha korban bersama isterinya.”Bisnis dia bergerak dibidang pemasangan alat penangkal petir untuk bangunan,” ucap Wenny.(rul/rbb)