Persatuan Diabetes Cabang Medan Kunjungi Graha Pena
MEDAN-Untuk mewadahi penderita diabetes (sakit gula), medis dan masyarakat peduli diabetes, telah dibentuk Persatuan Diabetes (Persadia) Cabang Medan yang dipimpin Drs H Syafruddin Ritonga MSi. Organisasi ini memberikan wadah berkomunikasi para penderita diabetes, penderita dengan medis dan penderita dengan masyarakat.
‘’Pengurus Persadia Cabang Medan dilantik pada 10 Maret 2012 dimana kami berharap Sumut Pos sebagai media yang memiliki pangsa pasar terbesar di Sumut dapat mempublikasikan keberadaan Persadia dan penanganan penyakit, sehingga masyarakat dapat memahami bagaimana mencegah tidak menderita diabetes,’’ kata Ketua Persadia Cabang Medan, Drs H Syafruddin Ritonga MSi, saat berkunjung di Graha Pena, Senin (9/4).
Dalam kunjungan silaturahmi ini, Ritonga didampingi dr Syaiful M Sitompul (Ketua Bidang Organisasi), dr M Aron Pose (Ketua Diklat), Riswansyah (Humas) dan Laxroi Juita S (anggota). Mereka disambut dua Wakil Pemimpin Umum Sumut Pos, Goldian Purba dan Affan Bey Hutasuhut, jajaran redaksi, periklanan, keuangan dan event organizer.
Ritonga, dosen yang telah 20 tahun menderita diabetes mengutarakan, pola hidup terutama pola makanan seseorang mempengaruhi jumlah penderita diabetes.
‘’Konsumsi makan dalam jumlah besar dan tidak teratur berisiko terkena penyakit diabetes. Karenanya, kita harus dapat atur pola makan dengan 3 J yakni jumlah, jadwal dan jenis makanan dan minuman yang akan dikonsumsi,’’ katanya.
Ketua Persadia ini mengatakan, organisasi yang dipimpinnya menggelar sejumlah kegiatan olahraga rutin terutama senam bersama yang diadakan setiap Selasa di RSU Haji Medan, Jumat di Jalan Katamso dan Sabtu di kantor Askes Medan.
‘’Kita juga akan menggelar jambore diabetes di Sibolangit pada 2-3 Juni 2012. Kita harap penderita diabetes untuk dapat bergabung dalam berbagai acara yang digelar Persadia,’’ katanya.
Direktur RSU Permata Bunda, dr Syaiful M Sitompul selaku Ketua Bidang Organisasi Persadia Cabang Medan mengatakan, dengan berhimpunya penderita, medis dan masyarakat dapat berperan di hulu dalam upaya pencegahan berkembangnya diabetes di Kota Medan dan membantu upaya rehabilitasi. Diakui Sitompul, penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan namun kadar gula darah harus dapat dijaga tidak melebihi kisaran 200. Ia menyangkal adanya tuak dapat digunakan dalam penyembuhan penyakit diabetes tersebut.
Riswansyah selaku Humas Persadia Cabang Medan menambahkan, kehadiran Persadia sudah dibentuk pada 90 cabang se-Indonesia termasuk di Medan, Sibolga, Rantau Prapat, Binjai dan Tebing Tinggi.
‘’Keberadaan organisasi ini semakin penting karena pada tahun 2025 diprediksi jumlah penderita diabetes mencapai 10 persen dari jumlah penduduk. Saat ini saja sudah ada 10 juta penderita diabetes yang mencatatkan Indonesia sebagai negara terbesar ke empat jumlah penderita diabetes di dunia,’’ ucapnya.
Sedangkan dr M Aron Pose, Ketua Diklat Persadia Cabang Medan menjelaskan keluhan khas penderita diabetes antara lain sering buang air kecil terutama di malam hari, sering haus, sering merasa lapar, penurunan berat badan drastis tanpa sebab.
‘’Ada juga keluhan badan terasa lemah, cepat lelah, mudah sakit, kaki dan tangan sering kesemutan, padangan kabur, disfungsi ereksi pada pria serta gatal-gatal pada daerah kemaluan.
Menanggapi berbagai harapan Persadia, Wakil Pemimpin Umum Sumut Pos Goldian Purba menaruh rasa empati terhadap kepedulian Persadia Cabang Medan dalam membina para penderita dan mencegah berkembangnya penyakit diabetes secara luas di Sumut. Goldian bahkan, siap membantu edukasi agar masyarakat Sumut dapat memahami penyakit diabetes sehingga tidak menambah jumlah penderita diabetes di Sumut. (dmp)