Site icon SumutPos

Sekeluarga Dibantai Tamu Misterius

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

SUMUTPOS.CO  – Pembunuhan sadis menewaskan satu keluarga menggerkan warga Kelurahan Mabar, Medan Deli, Minggu (9/4) pagi. Irianto (40), istrinya Sri Ariyani (35), dua anaknya Naya (14), dan Gilang Raksono (10), serta mertuanya Sumarni (60), ditemukan tewas bersimbah darah oleh warga. Beruntung Kinara, anak Irianto yang berusia 4 tahun ditemukan masih hidup dan langsung dibawa ke RSU Mitra Medika.

Suasana pagi itu di Jalan Mangaan, Gang Benteng, Lingkungan 11, Kelurahan Mabar, Medan Deli, yang awalnya tenang mendadak heboh. Teriakan Serimpi (54), mengundang warga sekitar berdatangan ke rumah permanen berukuran 8 x 10 meter berpagar hitam itu.

Serimpi yang berniat memberi tahu kalau lampu rumah masih menyala meski hari telah siang, malah dikagetkan dengan tubuh Irianto yang terlentang dan bersimbah darah di ruang tengah. Spontan, Nek Serimpi pun menjerit histeris.

Para tetangga yang mendengar jeritan itu, berduyun-duyun mendatangi rumah Irianto. Setelah dicek ke dalam rumah, ternyata Irianto tak Cuma Irianto yang tewas. Mertuanya, Sumarni ditemukan tewas di ruang dapur. Yani, istri Irianto serta kedua anaknya Naya dan Gilang, ditemukan bersimbah darah di atas tempat tidur. Saat diperiksa lagi, warga menemukan Kinara, anak Irianto yang masih hidup, di bawah tempat tidur, mengalami luka di bagian kepala. Bocah malang itu langsung dilarikan warga ke RSU Mitra Medika.

Kejadian itu langsung diberitahukan kepada kepala lingkungan setempat. Suasana di sekitar lokasi tampak heboh. Warga yang mendengar peristiwa pembunuhan sekeluarga itu beramai-ramai mendatangi rumah korban. Dari berbagai penjuru masyarakat memadati rumah korban yang terletak di lorong kecil. Tak berapa lama, petugas Polres Pelabuhan Belawan datang ke lokasi melakukan olah TKP.

“Tadi pagi yang pertama melihat Nek Serimpi, karena heran kenapa sudah pagi mereka tidak keluar rumah dan lampu masih hidup. Ketika dilihat ke dalam rumah, rupanya si Irianto sudah mati dibunuh. Makanya kami tetangga langsung heboh,” kata Suarman, tetangga korban.

Polisi yang tiba dilokasi langsung memerintahkan warga yang memadati lokasi untuk menjauhkan dan memasang garis Polisi. Tim identifikasi dari Polda Sumut, Dokkes Polri dan Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel beserta para pejabat Polda Sumut pun terlihat dating ke lokasi kejadian.

Dari olah TKP, para korban dibantai dengan benda tajam dan benturan ke dinding. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi. Sementara, sepeda motor Vario dan HP milik korban hilang. Selanjutnya, seluruh korban yang tewas dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Kapolda Sumut, Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, pihaknya masih melakukan olah TKP untuk mengumpulkan bukti dan informasi atas peristiwa yang terjadi. “Kita masih menyelidiki kasus ini, mudah-mudahan kasus ini cepat terungkap,” harap Kapolda.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

Diduga Berencana dan Orang Dekat

Sejumlah warga yang menetap di sekitar lingkungan tempat tinggal korban bertanya-tanya, siapa aktor di balik kematian pria yang bekerja sebagai Telli atau pencatat barang di kawasan pergudangan di Jalan Metal, Medan Deli serta keluarganya itu.

Warga menduga, pelaku orang dekat atau masih dikenal korban dan motifnya bukanlah perampokan. Pasalnya, pelaku tidak mengambil barang berharga perhiasan yang masih berada di tubuh korban. “Kami lihat tadi, tidak ada perhiasan istri dan mertuanya yang hilang, cuma sepeda motor saja yang dibawa. Bisa jadi pelakunya ini dikenal, sehingga semuanya dibunuh. Mungkin pelakunya sakit hati atau dendam,” kata warga di lokasi.

Selain itu, Sabtu (8/4) pukul 22.00 WIB, tetangga yang tinggal bersebelahan dengan rumah korban, Suarman sempat mendengar ada tamu yang datang ke rumah tersebut. “Malam itu aku dengar ada yang datang naik sepeda motor. Aku sempat dengar si Irianto bilang, mau datang kenapa tidak menelpon dulu, itulah yang aku dengar,” kata Suarman.

Dibeberkan pria berusia 46 tahun ini, tamu yang datang ke rumah korban diketahui dua orang naik sepeda motor Mio. “Ada yang lihat anak sini, katanya yang datang dua orang naik motor Mio, tapi saya tidak lihat, saya cuma dengar suara dari luar saja,” ungkap Suarman.

Dengan kedatangan tamu itu, Suarman menduga pelakunya kenal dengan korban. “Mungkin pelaku ini kawan atau orang dekat korban, karena mereka sempat bicara di teras rumah dan masuk ke rumah,” beber Suarman lagi.

Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel juga mengakui kalau pelaku merupakan orang yang dikenal korban. Namun, ia belum dapat menyimpulkan apa motif dari pembunuhan itu. “Dugaan kita sementara, pembunuhan ini sudah direncanakan oleh pelaku, untuk dugaan perampokan masih kecil, karena pelaku hanya mengambil sepeda motor dan HP yang diduga digunakan untuk melarikan diri,” ungkap jenderal bintang dua ini.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

Lima Saksi Diperiksa

Sementara, lima orang diperiksa sebagai saksi atas kasus tewasnya Irianto dan keluarganya. Kelima saksi yang dimintai keterangan adalah Nek Serimpi (54), bersama suaminya Sutikno (58), Suarman (43) bersama istrinya Sahria (35), dan anaknya Yadi Adri Nugraha alias Yadi (14). Seluruh saksi merupakan tetangga di sekitar rumah korban. Namun hingga Minggu (9/4) sore, aparat kepolisian belum dapat menyimpulkan siapa pelaku dan motif pembunuhan sadis tersebut.

“Tiga orang tetangga persis di sebelah rumah korban, dua lagi saksi yang menemukan jasad para korban,” jelas Kapolsek Medan Labuhan, Kompol H Yasir Ahmadi.

Yasir mengaku, pihaknya masih terus mendalami kasus pembunuhan itu untuk mencari tahu siapa pelaku yang menyebabkan kelima orang korban satu keluarga tewas mengenaskan. “Kami belum bisa memastikan berapa pelakunya, begitu juga motif dari kejadian ini. Karena penyelidikan sedang berlangsung,” sebut, Yasir.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Poldasu AKBP Faisal Florentinus Napitupulu juga mengaku belum bisa memastikan apa motif pelaku menghabisi korban dan keluarganya. “Kita belum tahu, bukan juga perampokan,” kata Faisal kepada Sumut Pos, kemarin malam.

Dia menerangkan tim gabungan sedang melakukan penyelidikan. “Kita dari Poldasu diminta membackup, semoga cepat terungkap. Doain aja ya,” pungkas mantan Kapolsek Sunggal ini.

Serimpi, seorang saksi saat berada di Polsek Medan Labuhan menuturkan, dirinya merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad para korban. Awalnya, saat hendak belanja menuju warung, ia melintas persis di depan rumah korban.

“Sekitar jam setengah 10 pagi itu. Karena lampunya depan masih menyala dan jendala tertutup, aku menghampiri rumah korban,” ujar Serimpi.

Saksi yang tinggal sekitar 30 meter dari rumah korban ini mengaku, dirinya tidak menyangka jika keluarga Irianto yang telah dianggapnya seperti keluarga sendiri, tewas dibunuh.

“Karena pintu dapur terbuka, akupun masuk. Tapi, si Irianto sudah tergeletak di lantai, di situ aku langsung menjerit, nggak lama warga berdatangan,” ungkapnya.

Sementara, Yadi saksi lainnya menuturkan, ia sempat melihat ada tiga pria menumpangi mobil Avanza warna hitam berihenti persis di depan gang menuju rumah korban. Dari ketiga pria tersebut, dua diantaranya memakai baju kaos warna hitam serta abu-abu. “Orangnya agak tinggi, mereka jalan kaki keluar gang menuju mobil sambil menelepon pakai HP. Kalau tak salah, itu sekitar jam 12 malam,” tutur pelajar SMP.

Yadi, yang rumahnya persis di sebelah rumah korban mengatakan, pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB ia sempat melihat, Naya, putri sulung korban yang juga ikut tewas, bermain dengan teman sebayanya. “Tadi malam (Sabtu), Naya masih ku lihat bermain sama kawannya. Cuma jam berapa dia pulang aku tak tahu,” tambah Yadi.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Anggota keluarga korban pembunuhan satu keluarga mengangis ketika mendatangi lokasi kejadian di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

Ada Sinyal Bagi Polisi

Kriminolog di Sumut, Redianto Sidi SH menilai, dengan adanya seorang korban yang masih hidup dan kini dirawat di rumah sakit, bisa menjadi ‘sinyal’ bagi Polisi untuk mengungkap siapa pelakunya.

“Sinyal bagi polisi untuk bisa mengungkap kasusnya ada. Sebab, masih ada korban yang hidup,” kata, Redianto.

Melihat dari rangkaian kejadiannya, pelaku lebih dari satu orang telah lebih dulu mempelajari situasi di sekitar TKP, sebelum melakukan perbuatan jahat pembunuhan. “Kemungkinan pelaku orang dekat atau dikenal korban. Untuk menghilangkan jejak satu unit sepeda motor dibawa kabur, agar terindikasi perampokan,” terangnya.

Menurut, Redianto dari rangkaian peristiwa yang ada, bisa jadi pelakunya telah berencana untuk menghabisi nyawa para korban. Dalam artian, kasus ini bisa saja bermotif dendam ataupun sakit hati.

“Dari segi ekonomi, korban biasa saja. Pekerjaannya hanya buruh teli di gudang. Ada indikasi pelaku orang dekat dari pihak keluarga atau teman korban,” pungkas Redianto.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Anggota keluarga korban pembunuhan satu keluarga mengangis ketika mendatangi lokasi kejadian di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

Tak Pernah Punya Masalah

Tewasnya Irianto bersama keluarga dan mertunya membuat para warga sekitar seakan tak percaya. Karena, pria yang telah memiliki 3 orang anak selama ini dikenal bermasyarakat dan tidak pernah punya masalah.

Dengan kesehariannya sebagai kepala gudang atau penanggung jawab pencatat barang, Irianto selalu rajin mengikuti kegiatan sosial di tempat tinggalnya. “Selama ini Irianto ini rajin ikut wirid dan tak pernah membuat onar di lingkungan. Setahu kami dia baik. Makanya kami terkejut melihat kejadian ini,” kata tetangga korban, Suarman.

Begitu juga diakui ibu kandung Irianto, Murni yang tak kuasa melihat pembunuhan tragsi itu mengaku, selama ini Irianto tidak pernah ada mengeluh masalah di luar maupun di keluarga. “Anak saya itu baik, dia itu tak pernah ikut organisasi apapun kecuali ikut wirid di lingkungan. Kemarin saya sempat cerita sama istrinya, mau ada acara pesta, nanti sama kita pergi. Rupanya mereka sudah kayak gini,” ungkap Murni dengan linangan air mata.Dikenang Murni, selama ini, dirinya sangat sayang dengan cucunya ikut tewas, sebelum tewas, Gilang pulang sekolah selalu diberikan es untuk dibawa ke rumah. “Padahal semalam si Gilang sempat saya kasih es, setiap hari selalu minta es, Nek ada es, saya kasih, sedih kali saya, sekarang mereka sudah tidak ada lagi,” tangis Murni.

Hal itu dibenarkan Kepling 11, Setiawan Budiono mengatakan, selama dirinya menjabat sebagai kepala lingkungan, Irianto tidak pernah buat masalah, bahkan Irianto rajin mengikuti perwiridan.

“Selama ini dia bagus di lingkungan sini, kalau sudah kerja pulangnya nanti keluar ngumpul di lingkungan, tidak pernah ada buat aneh di lingkungan,” kata Setiawan. (fac/rul/mag-1/adz)

Exit mobile version