29 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Akreditasi Prodi Ditangani LAM

MEDAN- Ketua APTISI Pusat diwakili Sekjen, Prof Dr Suyatno mengatakan, mulai Agustus 2013 mendatang, penilaian akreditasi Program Studi (Prodi) tidak lagi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Peguruan Tinggi (BAN PT). Kedepannya bilang Suyatno, penilaian akreditasi prodi tersebut akan dilakukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). Sedangkan BAN PT hanya bertugas mengakreditasi institusi perguruan tinggi.

PUKUL GONG: Sekjen APTISI Pusat, Prof Suyatno memukul gong tanda dibukanya workshop manajemen PTS, Sabtu (8/6) sore  Medan.//istimewa
PUKUL GONG: Sekjen APTISI Pusat, Prof Suyatno memukul gong tanda dibukanya workshop manajemen PTS, Sabtu (8/6) sore di Medan.//istimewa

Suyatno juga mengakui jika jumlah prodi saat ini berjumlah 18 ribu se-Indonesia.

“Mulai Agustus pemerintah membagi  tugas penilaian akreditasi. Untuk Prodi dilakukan oleh LAM dan akreditasi PT dilakukan oleh BAN PT,” ungkap Suyatno saat menghadiri pembukaan Workshop Manajemen Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IA Sumut, kemarin.

Menurut, Prof Suyatno, pembentukan LAM diatur dalam UU No 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi. Pada UU itu akreditasi prodi  dinilai LAM yang dibentuk  oleh masyarakat. Karena itu dia meminta APTISI Sumut untuk segera membuat pelatihan asessor dan peningkatan sumber daya para dosen. “Saat ini ada 3.150 PTS yang melebihi kapasitas PTN. Jumlah mahasiswa PTS juga sangat luar biasa sekitar 65 persen dari mahasiswa PTN,” katanya.

Sekjen APTISI Pusat ini mengakui saat ini masih banyak perguruan tinggi yang sedang mengalami konflik. Konflik terbesar pertama berasal dari konflik yayasan dan kedua, konflik perguruan tinggi. Konflik yang terjadi sangat merugikan perguruan tinggi itu sendiri, karena lama kelamaan akan ditinggalkan masyarakat.

Untuk itu, tegasnya pemerintah akan mengambil sikap tidak akan mengakui perguruan tinggi yang berkonflik, sebab akan membingungkan  masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia workshop Prof Ilmi Abdullah MSc Phd  mengatakan perguruan tinggi (PT) memiliki peran strategis yang luar biasa untuk meningkatkan daya saing bangsa secara berkesinambungan, mengembangkan Iptek, menghasilkan kelompok intelektual yang profesioanal.

Pada pembukaan turut hadir Sekretaris Panitia, Akwanul Akmal SP MSi yang juga Direktur LP3I Medan. Rektor UMSU, Drs Agussani M.AP. (uma)

MEDAN- Ketua APTISI Pusat diwakili Sekjen, Prof Dr Suyatno mengatakan, mulai Agustus 2013 mendatang, penilaian akreditasi Program Studi (Prodi) tidak lagi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Peguruan Tinggi (BAN PT). Kedepannya bilang Suyatno, penilaian akreditasi prodi tersebut akan dilakukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM). Sedangkan BAN PT hanya bertugas mengakreditasi institusi perguruan tinggi.

PUKUL GONG: Sekjen APTISI Pusat, Prof Suyatno memukul gong tanda dibukanya workshop manajemen PTS, Sabtu (8/6) sore  Medan.//istimewa
PUKUL GONG: Sekjen APTISI Pusat, Prof Suyatno memukul gong tanda dibukanya workshop manajemen PTS, Sabtu (8/6) sore di Medan.//istimewa

Suyatno juga mengakui jika jumlah prodi saat ini berjumlah 18 ribu se-Indonesia.

“Mulai Agustus pemerintah membagi  tugas penilaian akreditasi. Untuk Prodi dilakukan oleh LAM dan akreditasi PT dilakukan oleh BAN PT,” ungkap Suyatno saat menghadiri pembukaan Workshop Manajemen Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IA Sumut, kemarin.

Menurut, Prof Suyatno, pembentukan LAM diatur dalam UU No 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi. Pada UU itu akreditasi prodi  dinilai LAM yang dibentuk  oleh masyarakat. Karena itu dia meminta APTISI Sumut untuk segera membuat pelatihan asessor dan peningkatan sumber daya para dosen. “Saat ini ada 3.150 PTS yang melebihi kapasitas PTN. Jumlah mahasiswa PTS juga sangat luar biasa sekitar 65 persen dari mahasiswa PTN,” katanya.

Sekjen APTISI Pusat ini mengakui saat ini masih banyak perguruan tinggi yang sedang mengalami konflik. Konflik terbesar pertama berasal dari konflik yayasan dan kedua, konflik perguruan tinggi. Konflik yang terjadi sangat merugikan perguruan tinggi itu sendiri, karena lama kelamaan akan ditinggalkan masyarakat.

Untuk itu, tegasnya pemerintah akan mengambil sikap tidak akan mengakui perguruan tinggi yang berkonflik, sebab akan membingungkan  masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia workshop Prof Ilmi Abdullah MSc Phd  mengatakan perguruan tinggi (PT) memiliki peran strategis yang luar biasa untuk meningkatkan daya saing bangsa secara berkesinambungan, mengembangkan Iptek, menghasilkan kelompok intelektual yang profesioanal.

Pada pembukaan turut hadir Sekretaris Panitia, Akwanul Akmal SP MSi yang juga Direktur LP3I Medan. Rektor UMSU, Drs Agussani M.AP. (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/