MEDAN- Seratusan jamaah mengikuti pelaksanaan salat tarawih perdana di Rumah Dinas Wali Kota Medan, Jalan Sudirman, Medan, Selasa (9/7) malam. Bahkan, jamaah membludak hingga meluber ke pendopo yang terletak di samping rumah dinas tersebut.
Salat tarawih dengan imam Ustad Mutawali dan penceramah Ustad Anhar Nasution ini, selain dihadiri keluarga besar Wali Kota Medan nonaktif Rahudman Harahap, juga dihadiri sejumlah pimpinan SKPD di jajaran Pemko Medan, termasuk kepling, lurah dan camat.
Usai melaksanakan salat isya berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan salat tarawih bersama, Ustad Anhar Nasution memberikan tausiahnya kepada para jamaah. Dalam tausiahnya, Ustad Anhar Nasution membahas tentang makna berpuasa di bulan suci Ramadan. Dikatakannya, selama melaksanakan ibadah puasa, selain menahan haus dan lapar umat Islam juga dilatih melakukan pengendalian diri.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho pada salat tarawih tadi malam, memberikan tausiyahnya di hadapan ratusan jamaah di Mesjid Al Musabbihin, di Komplek Taman Setia Budi Indah.
Gatot yang mengenakan baju koko berwarna putih dengan kopiah berwarna hitam tersebut, menyampaikan kepada para jamaah kisah-kisah para sahabat Nabi Muhammad yang menjadi contoh dan untuk merenungkan kisah-kisah mereka. Sehingga kita mendapatkan suatu pelajaran, agar bisa bermanfaat.
“Salah satunya, ada sedikit pelajaran yakni duduk-duduk di masjid menjadi sunah. Yakni dengan duduklah sejenak untuk berbincang dengan berdiskusi sesama sehingga mendapatkan manfaat bagi kita. Di mana duduk di dalam masjid membuat hidup kebahagian yang hakiki dan diridahi oleh Allah. Jadi, ketika sedang duduk di mesjid merupakan salah satu penghuni surga,” katanya di hadapan para jamaah yang terlihat khusuk mendengarkan tausiyahnya.
Lanjutnya kepada para jamaah janganlah kita melihat orang melalui jabatannya ketika kita bertemu di masjid. Lalu, janganlah kita ikut berbincang dan mengomentari pembicaraan seseorang tanpa mengetahui kebenarannya dahulu.
“Islam itu indah, maka kita menampilkan pikiran yang bersih. Islam itu seindah taman hijau yang bermacam bunga. Maka kita harus memberikan contoh-contoh yang teladan kepada masyarakat yang ada di sekitar kita. Untuk itu, di awal Ramadan ini jadikanlah masjid sebagai tempat mendiskusikan akhlak kita. Sudah seberapa pantaskah kita menjadi penghuni surga,” ucapnya. (dya/nit)