25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Balita di Medan Johor Diduga Terserang Flu Singapura

flu singapura

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah balita di Medan Johor diduga terserang wabah penyakit Flu Singapura. Gejala terserang Flu Singapura yakni, bintik-bintik merah pada kulit si kecil, terutama di dalam atau sekitar mulut (lidah, gusi, pipi dalam), di telapak tangan dan kakinya, hingga di bagian bokong.

Firman (38), salah seorang warga Kelurahan Pangkalan Mansyur, Medan Johor mengaku, anaknya yang berusia 3 tahun terkena Flu Singapura. Kini, masih dalam perawatan di rumah.

“Sudah dibawa berobat ke dokter praktik di rumah sakit. Katanya terkena Flu Singapura. Saat ini, dirawat di rumah saja karena kondisinya sudah mulai membaik,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (9/7).

Tak jauh beda disampaikan Fina (35), warga Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor. Kata dia, seminggu lalu anaknya yang paling kecil terserang Flu Singapura. “Anak saya tiga, semuanya terkena demam. Namun, setelah diperiksa ke dokter ternyata yang dua demam biasa. Sedangkan seorang lagi terkena Flu Singapura dan saat ini sudah membaik,” ujarnya.

Begitu juga dengan Anita (30), warga Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor. Anaknya terserang Flu Singapura akibat tertular anak tetangganya sekitar sebulan lalu. “Anak saya dua, umurnya 3,5 tahun dan 2 tahun. Mereka tertular dari anak tetangga di dekat rumah sewaktu bermain bersama,” aku Anita.

Diutarakan dia, ketika terserang penyakit tersebut kedua anaknya mengalami panas yang cukup tinggi. Selain itu, telapak tangan dan kaki terdapat bintik merah semacam cacar air dalam jumlah banyak.

“Panas badan anak saya hingga 39 derajat celcius. Di telapak tangan dan kaki banyak bintik merah kayak cacar air. Selain itu, ada juga di mulut juga ada tapi tidak banyak,” terangnya.

Lantaran suhu panas badan kedua anaknya tinggi selama tiga hari, sambung Anita, dia membawa buah hatinya ke klinik bidan dekat rumah. “Sewaktu dibawa ke klinik, dinyatakan kena cacar air. Tapi, setelah saya cari tahu dari kawan yang anaknya kena penyakit yang sama, ternyata Flu Singapura. Itulah setelah berobat ke klinik, dua hari kemudian mulai baikan hingga sekarang,” ucapnya.

Hal yang sama disampaikan Farida (25), warga Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor. Ia mengungkapkan, anaknya yang berusia 1 tahun lebih, mengalami Flu Singapura selama sebulan lebih. “Anak saya tertular dari anak tetangga yang berkunjung ke rumah. Dua hari kemudian, suhu badan anak saya panas cukup tinggi. Kemudian, telapak tangan dan kaki ada bintik-bintik merah,” ungkapnya.

Sementara, terkait dengan penyebaran penyakit ini, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan (Dinkes Medan), dr Mutia menyatakan, belum ada menerima laporan pengaduan terkait ini.

“Belum ada laporan ke kita, jadi saya belum tahu. Kalau ada laporan dari rumah sakit, biasanya ditembuskan ke dinas, lalu kita telusuri. Kalau ada apa-apa, kami biasanya tanggapi, tapi ini belum ada pengaduan, belum ada laporan,” kata Mutia yang dihubungi.

Disinggung bagaimana antisipasi Dinkes Medan terhadap wabah penyakit tersebut, Mutia mengaku Flu Singapura belum termasuk kategori penyakit yang menjadi perhatian pihaknya karena belum ada menerima kasusnya.

Sekadar diketahui, Virus ini hidup di saluran pencernaan dan menyebar dari orang ke orang, biasanya dari tangan yang kotor dan permukaan yang terkontaminasi oleh tinja (feses). Tidak hanya itu, penyakit ini juga dapat menular melalui kontak dengan air liur, feses, cairan pada ruam kulit, atau sekresi pernapasan (batuk atau bersin) dari orang yang terinfeksi.

Flu Singapura adalah penyakit yang tidak berbahaya, tidak memerlukan perawatan spesifik, dan biasanya hilang dalam 2 minggu. Akan tetapi jika gejalanya dibiarkan dan pasien tidak mendapatkan perawatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, polio, dan bahkan kematian.

Flu Singapura adalah salah satu penyakit yang mudah menular. Anak Anda bisa saja langsung tertular virus dari orang lain yang masih sakit. Flu Singapura pada bayi dan anak awalnya ditandai dengan gejala flu umum. Misalnya anak yang merasa lemas/tidak enak badan, mengeluh sakit tenggorokan, dan demam ringan berkisar 38-39 derajat celcius.

Kemudian satu atau dua hari selanjutnya baru muncul ciri-ciri flu Singapura lainnya, yaitu mulai timbul ruam kemerahan di dalam dan/atau sekitar mulut (lidah, gusi, pipi dalam), di telapak tangan dan kaki, hingga bokong. Ruam kemerahan ini adalah ciri-ciri flu Singapura pada bayi dan anak yang paling khas terlihat lainnya.

Hal yang membedakan ruam kemerahan karena gejala Flu Singapura pada anak dengan penyakit lainnya adalah ruam yang mucul tidak gatal. Mulanya ruam ini muncul sebagai bentol merah, kecil, datar, yang berubah menjadi bintil atau sariawan. (ris/ila)

flu singapura

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah balita di Medan Johor diduga terserang wabah penyakit Flu Singapura. Gejala terserang Flu Singapura yakni, bintik-bintik merah pada kulit si kecil, terutama di dalam atau sekitar mulut (lidah, gusi, pipi dalam), di telapak tangan dan kakinya, hingga di bagian bokong.

Firman (38), salah seorang warga Kelurahan Pangkalan Mansyur, Medan Johor mengaku, anaknya yang berusia 3 tahun terkena Flu Singapura. Kini, masih dalam perawatan di rumah.

“Sudah dibawa berobat ke dokter praktik di rumah sakit. Katanya terkena Flu Singapura. Saat ini, dirawat di rumah saja karena kondisinya sudah mulai membaik,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (9/7).

Tak jauh beda disampaikan Fina (35), warga Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor. Kata dia, seminggu lalu anaknya yang paling kecil terserang Flu Singapura. “Anak saya tiga, semuanya terkena demam. Namun, setelah diperiksa ke dokter ternyata yang dua demam biasa. Sedangkan seorang lagi terkena Flu Singapura dan saat ini sudah membaik,” ujarnya.

Begitu juga dengan Anita (30), warga Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor. Anaknya terserang Flu Singapura akibat tertular anak tetangganya sekitar sebulan lalu. “Anak saya dua, umurnya 3,5 tahun dan 2 tahun. Mereka tertular dari anak tetangga di dekat rumah sewaktu bermain bersama,” aku Anita.

Diutarakan dia, ketika terserang penyakit tersebut kedua anaknya mengalami panas yang cukup tinggi. Selain itu, telapak tangan dan kaki terdapat bintik merah semacam cacar air dalam jumlah banyak.

“Panas badan anak saya hingga 39 derajat celcius. Di telapak tangan dan kaki banyak bintik merah kayak cacar air. Selain itu, ada juga di mulut juga ada tapi tidak banyak,” terangnya.

Lantaran suhu panas badan kedua anaknya tinggi selama tiga hari, sambung Anita, dia membawa buah hatinya ke klinik bidan dekat rumah. “Sewaktu dibawa ke klinik, dinyatakan kena cacar air. Tapi, setelah saya cari tahu dari kawan yang anaknya kena penyakit yang sama, ternyata Flu Singapura. Itulah setelah berobat ke klinik, dua hari kemudian mulai baikan hingga sekarang,” ucapnya.

Hal yang sama disampaikan Farida (25), warga Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor. Ia mengungkapkan, anaknya yang berusia 1 tahun lebih, mengalami Flu Singapura selama sebulan lebih. “Anak saya tertular dari anak tetangga yang berkunjung ke rumah. Dua hari kemudian, suhu badan anak saya panas cukup tinggi. Kemudian, telapak tangan dan kaki ada bintik-bintik merah,” ungkapnya.

Sementara, terkait dengan penyebaran penyakit ini, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan (Dinkes Medan), dr Mutia menyatakan, belum ada menerima laporan pengaduan terkait ini.

“Belum ada laporan ke kita, jadi saya belum tahu. Kalau ada laporan dari rumah sakit, biasanya ditembuskan ke dinas, lalu kita telusuri. Kalau ada apa-apa, kami biasanya tanggapi, tapi ini belum ada pengaduan, belum ada laporan,” kata Mutia yang dihubungi.

Disinggung bagaimana antisipasi Dinkes Medan terhadap wabah penyakit tersebut, Mutia mengaku Flu Singapura belum termasuk kategori penyakit yang menjadi perhatian pihaknya karena belum ada menerima kasusnya.

Sekadar diketahui, Virus ini hidup di saluran pencernaan dan menyebar dari orang ke orang, biasanya dari tangan yang kotor dan permukaan yang terkontaminasi oleh tinja (feses). Tidak hanya itu, penyakit ini juga dapat menular melalui kontak dengan air liur, feses, cairan pada ruam kulit, atau sekresi pernapasan (batuk atau bersin) dari orang yang terinfeksi.

Flu Singapura adalah penyakit yang tidak berbahaya, tidak memerlukan perawatan spesifik, dan biasanya hilang dalam 2 minggu. Akan tetapi jika gejalanya dibiarkan dan pasien tidak mendapatkan perawatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, polio, dan bahkan kematian.

Flu Singapura adalah salah satu penyakit yang mudah menular. Anak Anda bisa saja langsung tertular virus dari orang lain yang masih sakit. Flu Singapura pada bayi dan anak awalnya ditandai dengan gejala flu umum. Misalnya anak yang merasa lemas/tidak enak badan, mengeluh sakit tenggorokan, dan demam ringan berkisar 38-39 derajat celcius.

Kemudian satu atau dua hari selanjutnya baru muncul ciri-ciri flu Singapura lainnya, yaitu mulai timbul ruam kemerahan di dalam dan/atau sekitar mulut (lidah, gusi, pipi dalam), di telapak tangan dan kaki, hingga bokong. Ruam kemerahan ini adalah ciri-ciri flu Singapura pada bayi dan anak yang paling khas terlihat lainnya.

Hal yang membedakan ruam kemerahan karena gejala Flu Singapura pada anak dengan penyakit lainnya adalah ruam yang mucul tidak gatal. Mulanya ruam ini muncul sebagai bentol merah, kecil, datar, yang berubah menjadi bintil atau sariawan. (ris/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/