27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Terkait Penderita Kanker Payudara Meninggal Dalam Kondisi Lebam, RSUPH Adam Malik Sebut Akibat Hipoalbumin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum Pusat Haji (RSUPH) Adam Malik mengklarifikasi berbagai informasi yang beredar di media online dan media sosial, terkait penderita kanker payudara disebut meninggal dalam kondisi lebam dan lecet terutama di bagian wajah serta mata sebelah kanan. Penyebab lebam dan lecet pada pasien bernama Nurmala Tambun tersebut, bukan akibat penganiayaan.

Dirut RSUPH Adam Malik dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) bersama tim dokter saat memberikan keterangan pers terkait penderita kanker payudara yang meninggal dunia, Senin (9/8). (M IDRIS)

Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, kanker payudara yang diderita pasien sudah Stadium 4 dan menyebar ke beberapa organ tubuhnya, termasuk salah satunya mata. “Kondisi kanker payudara yang diderita pasien sudah Stadium 4, dan dipastikan ada metastase (penyebaran sel kanker) ke bola matanya,” Zainal didampingi tim dokter yang menangani pasien saat memberikan keterangan pers, Senin (9/8).

Zainal menjelaskan, lebam dan lecet di bagian wajah akibat bola mata pasien mengalami Hipoalbumin (kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal sehingga menyebabkan pembengkakan). “Tidak ada yang menganiaya pasien. Bengkak atau lecet pada wajah pasien akibat Hipoalbumin, bukan ditusuk atau dianiaya,” tegasnya.

Zainal menyebutkan, pasien tersebut sudah rutin berobat ke RSUPH Adam Malik. Setelah kemoterapi keenam kalinya, kondisi pasien lemas dan sesak napas. Karena itu, tim medis yang merawat memutuskan agar pasien dilakukan rawat inap. Selanjutnya, pasien menjalani screening Covid-19, swab antigen, foto thorax hingga PCR, sebelum dilakukan tindakan medis lebih lanjut. Hasilnya, pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kita sangat menyayangkan ada kabar yang tendensius, bahwa kita mengambil bola matanya. Untuk apa bola matanya sama kita? Kita tidak mungkin menganiaya pasien, apalagi kita (dokter) sudah diambil sumpah. Pasien juga sudah 1,5 tahun menjalani perawatan, untuk apa kami mencongkel bola matanya,” kesal Zainal.

Terkait keluarga pasien membawa persoalan ini ke ranah hukum, Zainal menyatakan mempersilakan dan pihaknya siap menghadapi. “Kita tunggulah prosesnya, apalagi yang mau disampaikan. Padahal, kita sudah jelaskan secara detail kepada mereka tetapi tetap tidak terima,” pungkas dia.

Diketahui, sekelompok ormas mengatasnamakan Pemuda Batak Bersatu (PBB) bersama keluarga Nurmala Tambun mendatangi RSUPH Adam Malik, Sabtu (7/8) malam. Mereka menanyakan dugaan kejanggalan kematian Nurmala Tambun karena pada jenazahnya lebam-lebam.

Awalnya, si pasien bernama Nurmala Tambun selama satu minggu menjalani perawatan di RSUPH Adam Malik dan menjalani kemoterapi kanker payudara. Namun, saat akan menjalani kemoterapi keenam sekira satu minggu lalu, Nurmala Tambun dalam kondisi lemas dan demam. Kemudian pihak rumah sakit menyatakan reaktif Covid-19 sehingga dirawat di ruangan isolasi.

Setelah menjalani perawatan di ruang isolasi, pada Sabtu (7/8) sekira pukul 17.00 WIB, Nurmala Tambun dinyatakan meninggal dunia. Pihak keluarga merasa tidak terima lantaran ada yang janggal terhadap kematian korban. Terlebih, jenazah korban dalam kondisi lebam-lebam. (ris/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum Pusat Haji (RSUPH) Adam Malik mengklarifikasi berbagai informasi yang beredar di media online dan media sosial, terkait penderita kanker payudara disebut meninggal dalam kondisi lebam dan lecet terutama di bagian wajah serta mata sebelah kanan. Penyebab lebam dan lecet pada pasien bernama Nurmala Tambun tersebut, bukan akibat penganiayaan.

Dirut RSUPH Adam Malik dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) bersama tim dokter saat memberikan keterangan pers terkait penderita kanker payudara yang meninggal dunia, Senin (9/8). (M IDRIS)

Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, kanker payudara yang diderita pasien sudah Stadium 4 dan menyebar ke beberapa organ tubuhnya, termasuk salah satunya mata. “Kondisi kanker payudara yang diderita pasien sudah Stadium 4, dan dipastikan ada metastase (penyebaran sel kanker) ke bola matanya,” Zainal didampingi tim dokter yang menangani pasien saat memberikan keterangan pers, Senin (9/8).

Zainal menjelaskan, lebam dan lecet di bagian wajah akibat bola mata pasien mengalami Hipoalbumin (kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal sehingga menyebabkan pembengkakan). “Tidak ada yang menganiaya pasien. Bengkak atau lecet pada wajah pasien akibat Hipoalbumin, bukan ditusuk atau dianiaya,” tegasnya.

Zainal menyebutkan, pasien tersebut sudah rutin berobat ke RSUPH Adam Malik. Setelah kemoterapi keenam kalinya, kondisi pasien lemas dan sesak napas. Karena itu, tim medis yang merawat memutuskan agar pasien dilakukan rawat inap. Selanjutnya, pasien menjalani screening Covid-19, swab antigen, foto thorax hingga PCR, sebelum dilakukan tindakan medis lebih lanjut. Hasilnya, pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kita sangat menyayangkan ada kabar yang tendensius, bahwa kita mengambil bola matanya. Untuk apa bola matanya sama kita? Kita tidak mungkin menganiaya pasien, apalagi kita (dokter) sudah diambil sumpah. Pasien juga sudah 1,5 tahun menjalani perawatan, untuk apa kami mencongkel bola matanya,” kesal Zainal.

Terkait keluarga pasien membawa persoalan ini ke ranah hukum, Zainal menyatakan mempersilakan dan pihaknya siap menghadapi. “Kita tunggulah prosesnya, apalagi yang mau disampaikan. Padahal, kita sudah jelaskan secara detail kepada mereka tetapi tetap tidak terima,” pungkas dia.

Diketahui, sekelompok ormas mengatasnamakan Pemuda Batak Bersatu (PBB) bersama keluarga Nurmala Tambun mendatangi RSUPH Adam Malik, Sabtu (7/8) malam. Mereka menanyakan dugaan kejanggalan kematian Nurmala Tambun karena pada jenazahnya lebam-lebam.

Awalnya, si pasien bernama Nurmala Tambun selama satu minggu menjalani perawatan di RSUPH Adam Malik dan menjalani kemoterapi kanker payudara. Namun, saat akan menjalani kemoterapi keenam sekira satu minggu lalu, Nurmala Tambun dalam kondisi lemas dan demam. Kemudian pihak rumah sakit menyatakan reaktif Covid-19 sehingga dirawat di ruangan isolasi.

Setelah menjalani perawatan di ruang isolasi, pada Sabtu (7/8) sekira pukul 17.00 WIB, Nurmala Tambun dinyatakan meninggal dunia. Pihak keluarga merasa tidak terima lantaran ada yang janggal terhadap kematian korban. Terlebih, jenazah korban dalam kondisi lebam-lebam. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/