31 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Dirjen Perhubungan Harus Proaktif

Jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan PT Nusantara Buana Air (NBA) jenis Cassa 212-200 menjadi pelajaran berharga bagi dunia penerbangan kita. Karenanya, pemerintah diminta proaktif memeriksa kelayakan pesawat yang hendak terbang. Hal ini dikatakan Dosen Fakultas Hukum Univ HKBP Nommensen yang juga Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM), August P Silaen SH MH kepada wartawan Sumut Pos Jhonson P Siahaan, beberapa hari lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, jatuhnya pesawat Cassa 212-200 kesalahan siapa?
Menurut saya itu kesalahan dari pilotnya, karena pilot seharusnya lebih teliti dan lebih hati-hati dalam mengemudikan pesawat. Sudah jelas cuaca buruk, tapi masih saja mengambil rute atau jalur itu juga. Jika sudah ada pemberitahuan cuaca sedang buruk, pilot harusnya mengambil rute lain, bukannya terbang melewati rute itu lagi.

Mengenai jumlah korban yang tewas, menurut Anda bagaimana?
Menurut saya, seharusnya tidak banyak korban yang jatuh, karena tidak ada ledakan dan pesawat tidak jatuh ke tanah. Seharusnya, masih ada korban yang bisa tertolong. Tapi, itu semua harus dikaji ulang kenapa bisa begitu?

Pendapat Anda terhadap kinerja Dirjen Perhubungan terkait jatuhnya pesawat ini bagaimana?
Menurut saya, Dirjen Perhubungan yang menangani pesawat dan penerbangan harus lebih serius lagi. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus lebih proaktif mengawasi dunia penerbangan ini. Begitu juga dengan pesawat yang ada, pemerintah harus menata ulang semua pesawat agar layak terbang dan dilakukan pembenahan. Ini menjadi pelajaran buat pemerintah agar lebih teliti lagi.

Saran Anda terkait peristiwa jatuhnya pesawat Cassa 212-200 ini?
Ya, saran saya, maskapai penerbangan agar melakukan seleksi lebih ketat terhadap pilotnya dan SDM nya juga harus lebih ditingkatkan lagi. Para pilot juga harus diberikan pelatihan dan pendidikan bertaraf internasional dan nasional agar memiliki kualitas dan kuantitas pilot yang siap pakai.
Untuk masyarakat, soal kematian itu takdir dan bisa dimana saja kalau memang sudah takdir. Tapi jangan hanya karena peristiwa seperti ini masyarakat menjadi takut menggunakan pesawat terbang.(*)

Jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan PT Nusantara Buana Air (NBA) jenis Cassa 212-200 menjadi pelajaran berharga bagi dunia penerbangan kita. Karenanya, pemerintah diminta proaktif memeriksa kelayakan pesawat yang hendak terbang. Hal ini dikatakan Dosen Fakultas Hukum Univ HKBP Nommensen yang juga Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM), August P Silaen SH MH kepada wartawan Sumut Pos Jhonson P Siahaan, beberapa hari lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, jatuhnya pesawat Cassa 212-200 kesalahan siapa?
Menurut saya itu kesalahan dari pilotnya, karena pilot seharusnya lebih teliti dan lebih hati-hati dalam mengemudikan pesawat. Sudah jelas cuaca buruk, tapi masih saja mengambil rute atau jalur itu juga. Jika sudah ada pemberitahuan cuaca sedang buruk, pilot harusnya mengambil rute lain, bukannya terbang melewati rute itu lagi.

Mengenai jumlah korban yang tewas, menurut Anda bagaimana?
Menurut saya, seharusnya tidak banyak korban yang jatuh, karena tidak ada ledakan dan pesawat tidak jatuh ke tanah. Seharusnya, masih ada korban yang bisa tertolong. Tapi, itu semua harus dikaji ulang kenapa bisa begitu?

Pendapat Anda terhadap kinerja Dirjen Perhubungan terkait jatuhnya pesawat ini bagaimana?
Menurut saya, Dirjen Perhubungan yang menangani pesawat dan penerbangan harus lebih serius lagi. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus lebih proaktif mengawasi dunia penerbangan ini. Begitu juga dengan pesawat yang ada, pemerintah harus menata ulang semua pesawat agar layak terbang dan dilakukan pembenahan. Ini menjadi pelajaran buat pemerintah agar lebih teliti lagi.

Saran Anda terkait peristiwa jatuhnya pesawat Cassa 212-200 ini?
Ya, saran saya, maskapai penerbangan agar melakukan seleksi lebih ketat terhadap pilotnya dan SDM nya juga harus lebih ditingkatkan lagi. Para pilot juga harus diberikan pelatihan dan pendidikan bertaraf internasional dan nasional agar memiliki kualitas dan kuantitas pilot yang siap pakai.
Untuk masyarakat, soal kematian itu takdir dan bisa dimana saja kalau memang sudah takdir. Tapi jangan hanya karena peristiwa seperti ini masyarakat menjadi takut menggunakan pesawat terbang.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/