26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Satu Hidran Rp43 Juta

Medan-Ketersediaan hidran di Medan memang minim. Hal ini semakin diperkuat dengan keterangan dari pihak PDAM Tirtanadi. Menurut data, hanya 91 unit hidran yang masih aktif. Masalah biaya ternyata dijadikan alasan soal penyediaan fasilitas pemadam kebakaran tersebut.

“Hidran kita memang hanya 150 (data Dinas Pemadam  Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Medan 141 unit, Red), yang aktif 91 unit. Kita berupaya untukn melakukan pengadaannya tapi terganjal kepada anggaran juga sebab untuk pengadaan hidran ini membutuhkan biaya yang banyak,” kata Kepala Bidang Publikasi PDAM Tirtanadi Medan, Jumirin, kepada Sumut Pos, Kamis (9/2).

Berdasarkan data dari PDAM Tirtanadi, di Medan kota hanya ada 25 unit hidran. Sedangkan di Belawan hanya ada 1 unit (lainnya lihat grafis). “Satu unit hidran itu harganya Rp9,5 juta tapi untuk satu set yang lengkap bisa mencapai Rp43 juta. Selama ini kita juga terus melakukan perawatan setiap bulannya. Dan sering mengganti gate valve atau tutup yang biayanya juga tinggi sekitar Rp1 juta per satu gate valve,” terang Jumirin.

Dikatakan Jumirin, kalau gate valve tidak diganti, maka akan terjadi kebocoran yang merugikan bagi PDAM. “Selama ini kita terus melakukan monitor terhadap hidran yang ada di Medan, kalau gate valve nya rusak maka kita ganti, perawatan tetap kita lakukan,” kata Jumirin.

Disinggung soal minimnya hidrant, Jumirin menyebutkan untuk pengadaan hidran memang pihaknya masih terganjal kepada anggaran yang ada. “Keterbatasan anggaran kita, tapi kita upayakan untuk membuat pengadaannya secara bertahap. Jadi untuk anggaran seluruhnya tidak bisa diberikan karena tak bisa dirinci dan sudah tergabung semuanya, dari perawatan, pembelian sekalian untuk rehab,” terang Jumirin.

Sebelumnya, kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (P2K), Marihot Tampubolon mengatakan hidran yang ada di Medan ini masih sangat minim dan mengakibatkan petugas pemadam sulit untuk mendapatkan akses air. “Hidran yang ada di Medan itu hanya 30 persen yang bagus.

Kondisi ini jelas sangat menyulitkan bagi kita untuk segera mengantisipasi kebakaran. Kalau hidran tidak tersedia dengan baik di daerah lokasi kebakaran, maka akses air terpaksa kita ambil kembali dari kantor dan itu memakan waktu, dan terkadang mengakibatkan api yang sudah mereda kembali membesar. Inilah yang sering kami alami,” kata Marihot.

Menangapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy menegaskan, kondisi hidran di Medan ini harus segera diantisipasi. Caranya, dengan menyerahkan atau menghibahkan hidrant yang ada ke Pemko Medan. Dengan begitu, maka Pemko Medan bisa melakukan perawatan terhadap hidrant yang ada di Medan.

“Mungkin nanti akan dilakukan perawatannya oleh Dinas Perkim atau Dinas P2K,” terang Ikhrimah.

Politisi dari fraksi PKS ini juga menilai, jumlah hidran di Medan itu masih sangat minim. Terutama di beberapa kecamatan juga masih belum tersedia hidran “Seharusnya memang perlu ditambah lagi hidran terutama di kecamatan-kecamatan yang selama ini belum ada hidran yang mencukupi. Selain itu, tentu saja debit air juga harus ada. Jangan nanti ada hidran tapi airnya menetes, bagaimana mau mengantisipasi kebakaran kalau seperti itu,” terang Ikrimah. (adl)

Medan-Ketersediaan hidran di Medan memang minim. Hal ini semakin diperkuat dengan keterangan dari pihak PDAM Tirtanadi. Menurut data, hanya 91 unit hidran yang masih aktif. Masalah biaya ternyata dijadikan alasan soal penyediaan fasilitas pemadam kebakaran tersebut.

“Hidran kita memang hanya 150 (data Dinas Pemadam  Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Medan 141 unit, Red), yang aktif 91 unit. Kita berupaya untukn melakukan pengadaannya tapi terganjal kepada anggaran juga sebab untuk pengadaan hidran ini membutuhkan biaya yang banyak,” kata Kepala Bidang Publikasi PDAM Tirtanadi Medan, Jumirin, kepada Sumut Pos, Kamis (9/2).

Berdasarkan data dari PDAM Tirtanadi, di Medan kota hanya ada 25 unit hidran. Sedangkan di Belawan hanya ada 1 unit (lainnya lihat grafis). “Satu unit hidran itu harganya Rp9,5 juta tapi untuk satu set yang lengkap bisa mencapai Rp43 juta. Selama ini kita juga terus melakukan perawatan setiap bulannya. Dan sering mengganti gate valve atau tutup yang biayanya juga tinggi sekitar Rp1 juta per satu gate valve,” terang Jumirin.

Dikatakan Jumirin, kalau gate valve tidak diganti, maka akan terjadi kebocoran yang merugikan bagi PDAM. “Selama ini kita terus melakukan monitor terhadap hidran yang ada di Medan, kalau gate valve nya rusak maka kita ganti, perawatan tetap kita lakukan,” kata Jumirin.

Disinggung soal minimnya hidrant, Jumirin menyebutkan untuk pengadaan hidran memang pihaknya masih terganjal kepada anggaran yang ada. “Keterbatasan anggaran kita, tapi kita upayakan untuk membuat pengadaannya secara bertahap. Jadi untuk anggaran seluruhnya tidak bisa diberikan karena tak bisa dirinci dan sudah tergabung semuanya, dari perawatan, pembelian sekalian untuk rehab,” terang Jumirin.

Sebelumnya, kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (P2K), Marihot Tampubolon mengatakan hidran yang ada di Medan ini masih sangat minim dan mengakibatkan petugas pemadam sulit untuk mendapatkan akses air. “Hidran yang ada di Medan itu hanya 30 persen yang bagus.

Kondisi ini jelas sangat menyulitkan bagi kita untuk segera mengantisipasi kebakaran. Kalau hidran tidak tersedia dengan baik di daerah lokasi kebakaran, maka akses air terpaksa kita ambil kembali dari kantor dan itu memakan waktu, dan terkadang mengakibatkan api yang sudah mereda kembali membesar. Inilah yang sering kami alami,” kata Marihot.

Menangapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy menegaskan, kondisi hidran di Medan ini harus segera diantisipasi. Caranya, dengan menyerahkan atau menghibahkan hidrant yang ada ke Pemko Medan. Dengan begitu, maka Pemko Medan bisa melakukan perawatan terhadap hidrant yang ada di Medan.

“Mungkin nanti akan dilakukan perawatannya oleh Dinas Perkim atau Dinas P2K,” terang Ikhrimah.

Politisi dari fraksi PKS ini juga menilai, jumlah hidran di Medan itu masih sangat minim. Terutama di beberapa kecamatan juga masih belum tersedia hidran “Seharusnya memang perlu ditambah lagi hidran terutama di kecamatan-kecamatan yang selama ini belum ada hidran yang mencukupi. Selain itu, tentu saja debit air juga harus ada. Jangan nanti ada hidran tapi airnya menetes, bagaimana mau mengantisipasi kebakaran kalau seperti itu,” terang Ikrimah. (adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/