28 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Poldasu: Tembak di Tempat

Penembakan Toke Ikan

MEDAN- Tiga tim yang ditugaskan memburu 4 eksekutor dan 3 membantu perencanaan penembakan pasutri toke ikan A Wie dan Dora Halim belum kembali ke Polresta Medan. Dimana, Tim pemburu Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diterjunkan untuk menyisir ke luar Pulau Sumatera sangat profesional.

“Jadi tiga tim yang yang memburu DPO tidak akan kembali sebelum membawa mereka ke posko di Polresta Medan untuk diperiksa,” ujar Pejabat Sementara Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heri Subiansaori, Minggu (10/4) siang.
Dikatakan Heri, selain menurunkan tim yang profesional, Poldasu juga sudah membuat dan mengeluarkan Red Notice (Catatan Merah, Red) dalam membantu pencarian terhadap tujuh DPO tersebut.

“Kita juga dibantu Interpol yang sudah dikirim ke Malaysia dan Singapore. Jadi seluruh informasi yang didapat akan dilaporkan kepada Interpol yang akan diteruskan,” ucap Heri lagi.

Seluruh kejahatan, lanjut Heri, tidak ada yang sempurna, pasti akan meninggalkan jejak. Dengan itu, Polri akan lebih profesional dalam mengungkap para pelaku. “Dalam penyelidikannya kita yang kembali ke TKP (Tempat Kejdian Perkara, Red) akan lebih profesional dalam mengungkap pelaku. Dengan itu, kita berpedoman dengan ilmu pengetahuan investigasi kriminal,” ungkapnya.

Saat disinggung dengan sikap tembak di tempat terhadap para eksekutor yang diketahui membawa senpi. Poldasu sudah memberikan perintah tersebut terkait menggangu keamanan negara. “Bila melawan akan ada upaya hukum yang akan melakukan tembak di tempat karena sudah mengancam keamnan negara, “ cetusnya.

Diketahui, kematian A Wie dan istrinya Dora Halim diduga karena dendam persaingan bisnis perikanan di Pelabuhan Belawan serta pelelangan kapal asing hasil tangkapan nelayan Malaysia. Diduga, Kejaksaan Tinggi Belawan ikut terlibat dalam permainan pelelangan kapal asing hasil tangkapan nelayan Malaysia.

Seorang sumber mengatakan, diduga ada permainan kepada beberapa pengusaha ikan atas pelelangan kapal ikan asing tersebut, sehingga Awi selalu memenangkan lelang. “Awi sering mendatangi kantor aparat tertentu untuk mengurus masalah kapal yang mau dilelang,” ujarnya.

Lebih lanjut, sumber menambahkan, sudah pernah dilakukan pelelangan dan dimenangkan Awi. “Setahu saya pernah sekali dilakukan pelelangan kapal, dan itu dimenangkan Sarwo, yang sebelumnya Sarwo sudah melakukan negoisasi kepada pihak kejaksaan,” tambahnya.

Setelah, Awi mendapatkan kapal hasil lelang tersebut. Biasanya kapal tersebut dijual kembali kepada pengusaha ikan di Malaysia. “Lihat saja kedekatan Awi dengan beberapa instansi terkait, misalnya ikan yang dilelang selalu dilakukan tempat Awi dan kapal-kapal Malaysia disandarkan di depan gudang Awi,” jelasnya. (adl/mag-11)

Penembakan Toke Ikan

MEDAN- Tiga tim yang ditugaskan memburu 4 eksekutor dan 3 membantu perencanaan penembakan pasutri toke ikan A Wie dan Dora Halim belum kembali ke Polresta Medan. Dimana, Tim pemburu Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diterjunkan untuk menyisir ke luar Pulau Sumatera sangat profesional.

“Jadi tiga tim yang yang memburu DPO tidak akan kembali sebelum membawa mereka ke posko di Polresta Medan untuk diperiksa,” ujar Pejabat Sementara Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heri Subiansaori, Minggu (10/4) siang.
Dikatakan Heri, selain menurunkan tim yang profesional, Poldasu juga sudah membuat dan mengeluarkan Red Notice (Catatan Merah, Red) dalam membantu pencarian terhadap tujuh DPO tersebut.

“Kita juga dibantu Interpol yang sudah dikirim ke Malaysia dan Singapore. Jadi seluruh informasi yang didapat akan dilaporkan kepada Interpol yang akan diteruskan,” ucap Heri lagi.

Seluruh kejahatan, lanjut Heri, tidak ada yang sempurna, pasti akan meninggalkan jejak. Dengan itu, Polri akan lebih profesional dalam mengungkap para pelaku. “Dalam penyelidikannya kita yang kembali ke TKP (Tempat Kejdian Perkara, Red) akan lebih profesional dalam mengungkap pelaku. Dengan itu, kita berpedoman dengan ilmu pengetahuan investigasi kriminal,” ungkapnya.

Saat disinggung dengan sikap tembak di tempat terhadap para eksekutor yang diketahui membawa senpi. Poldasu sudah memberikan perintah tersebut terkait menggangu keamanan negara. “Bila melawan akan ada upaya hukum yang akan melakukan tembak di tempat karena sudah mengancam keamnan negara, “ cetusnya.

Diketahui, kematian A Wie dan istrinya Dora Halim diduga karena dendam persaingan bisnis perikanan di Pelabuhan Belawan serta pelelangan kapal asing hasil tangkapan nelayan Malaysia. Diduga, Kejaksaan Tinggi Belawan ikut terlibat dalam permainan pelelangan kapal asing hasil tangkapan nelayan Malaysia.

Seorang sumber mengatakan, diduga ada permainan kepada beberapa pengusaha ikan atas pelelangan kapal ikan asing tersebut, sehingga Awi selalu memenangkan lelang. “Awi sering mendatangi kantor aparat tertentu untuk mengurus masalah kapal yang mau dilelang,” ujarnya.

Lebih lanjut, sumber menambahkan, sudah pernah dilakukan pelelangan dan dimenangkan Awi. “Setahu saya pernah sekali dilakukan pelelangan kapal, dan itu dimenangkan Sarwo, yang sebelumnya Sarwo sudah melakukan negoisasi kepada pihak kejaksaan,” tambahnya.

Setelah, Awi mendapatkan kapal hasil lelang tersebut. Biasanya kapal tersebut dijual kembali kepada pengusaha ikan di Malaysia. “Lihat saja kedekatan Awi dengan beberapa instansi terkait, misalnya ikan yang dilelang selalu dilakukan tempat Awi dan kapal-kapal Malaysia disandarkan di depan gudang Awi,” jelasnya. (adl/mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/