30.2 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Semoga Allah Sayang Padanya…

Lagi, Bocah Dua Tahun Derita Atresia Billier

MEDAN- Di usianya yang masih terlalu muda, Noval Attaya (2), harus menerima kenyataan pahit. Pasalnya, buah hati pasangan Sri Mulyani (30) dan Kusnadi (32) ini memiliki kelainan hati yang hampir serupa dengan yang dialami almarhumah Melati alias Imel (6), bocah penderita Atresia Billier asal Belawan yang telah tiada sejak Senin (7/2) lalu.

Saat dikunjungi di rumah kontrakannya di kawasan Jalan Sei Belutu, Gang  Melintang I nomor 21, terlihat sekujur tubuh sang bocah, termasuk bagian mata menguning, membesarnya bagian perut dan kaki serta berat badan tidak wajar yang hanya 8,9 kilogram.

Kecurigaan Sri Mulyani atas kelainan yang dialami anak semata wayangnya itu mulai tampak sejak Noval berusia 1,5 tahun. Sri merasakan keanehan saat akan mengolesi minyak angin ke bagian perut anaknya. Dia melihat adanya benjolan pada bagian perut Noval.

Awalnya, Sri hanya menyikapi biasa dengan benjolan yang dilihatnya, namun lambat laun banyak perubahan yang dialami anaknya. Selain sering mengalami muntah ketika diberikan makan, dinding mulut bagian atas buah hatinya juga terlihat pecah-pecah seperti mengalami panas dalam.

Khawatir, Sri Mulyani lalu membawa Noval ke seorang dokter, bernama Yuzid untuk mendapatkan penanganan medis. Hasil USG yang dilakukan ternyata menampakkan pembengkakan pada bagian hati sang bocah. Mengetahui hasil itu, sang dokter kemudian merujuk Noval ke Prof Bidah Sari.

“Saat dia menjalani scanning, hasilnya terdapat benjolan-benjolan kecil yang menempal pada hati Noval,” ujarnya dengan keluh. Untuk memastikan jenis penyakit yang dialmi anaknya, selanjutnya Prof Bidah menyarankan pihak keluarga untuk segera merujuk buah hatinya ke Rumah Sakit Cipto Mangonkusumo (RSCM) Jakarta.
Ketiadaan biaya mengharuskan Noval mengharuskan keluarga membawa sang bocah berobat ke pengobatan alternatif.

Berharap kondisi kesehatan Noval membaik, namun yang terjadi justru sebaliknya. Tubuh bocah yang kurus dan mungil itu semakin menguning, perut membesar (buncit), kaki membengkak, serta selera makan hilang. Parahnya lagi, dinding mulut bagian atas sang bocah juga sering mengeluarkan darah.

Puncaknya, pada Sabtu (1/4) lalu, kondisi Noval benar-benar memburuk, darah terus mengalir dari mulut bagian atasnya. Ia pun harus dilarikan ke RS Permata Bunda untuk mendapatkan penanganan mendis.

Meskipun kondisinya cukup membaik, namun penyakitnya hingga kini belum mengalami perubahan. “Setidaknya sudah sepuluh juta uang yang telah kami keluarkan untuk biaya perobatannya di rumah sakit. Saat ini kami sudah tidak memiliki biaya lagi, sementara jaminan kesehatan juga tidak ada. Jadi berobat secara alternatif sajalah bisanya. Semoga Allah sayang kepadanya, jadi penyakitanya dapat sembuh,” ungkap Sri dengan nada sedih.

Bahkan, untuk biaya peroabatan buah hatinya, Sri Mulyani mengaku rela  mengutang kepada sejumlah kerabat, demi kesembuhan sang bocah. Mengandalkan gaji Kusnadi yang keseharian bekerja sebagai leashing tidaklah cukup.
Berpenghasilan Rp1,5 juta per bulan yang harus dibagi untuk biaya hidup sehari-hari, serta biaya kontrakan dan kebutuhan lainnya, pengobatan secara medis tidak akan mungkin lagi dapat dilakukan keluarga. Pihak keluarga tak mampu berbuat banyak dan hanya hanya bisa pasrah, kepada sang Ilahi.

Hati nurani seorang ibu itu hanya bisa berharap keajaiban demi kesembuhan anaknya yang dilahirkan pada 29 Maret 2009 lalu secara cesar ini. Uluran tangan para dermawanlah yang kini mampu meringankan kesedihan dan kegundahan Sri Mulyani dan suami tercintanya. “Meski ini bukan yang diinginkan, namun memang begini lha kondisi kami. Tak cukup biaya untuk membawa Noval berobat,” ucapnya.

Namun kehadiran anggota DPD RI Parlindungan Purba, sekretaris Komisi B DPRD Medan, Khairuddin Salim, Dirut RS Djoelham Binjai Drg Susyanto serta petugas Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Rosdiana di kediaman Noval menjawab kegundahan keluarga.

Dalam kesempatan tersebut, Parlindungan mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan Jamkesmas Noval. “Kita minta pemerintah segera mengeluarkan Jamkesmasnya. Dalam hal ini, yang sangat miskin dalam hal ini dari Dinas Sosial,” katanya.

Hal ini sambung Parlindungan, mengingat keluarga Noval, yang selain ayahnya (Kusnadi) yang hanya bekerja sebagai leasing, serta tempat tinggalnya yang berstatus ngontrak.

“Statusnya bisa dinyatakan terlantar dan diharapkan dinas sosial untuk bisa mengeluarkan Jaminan Kesehatan (Jamkesmas) keluarga tersebut agar kedepannya mereka mendapatkan jaminan,”ungkap Parlindungan.(uma)

Lagi, Bocah Dua Tahun Derita Atresia Billier

MEDAN- Di usianya yang masih terlalu muda, Noval Attaya (2), harus menerima kenyataan pahit. Pasalnya, buah hati pasangan Sri Mulyani (30) dan Kusnadi (32) ini memiliki kelainan hati yang hampir serupa dengan yang dialami almarhumah Melati alias Imel (6), bocah penderita Atresia Billier asal Belawan yang telah tiada sejak Senin (7/2) lalu.

Saat dikunjungi di rumah kontrakannya di kawasan Jalan Sei Belutu, Gang  Melintang I nomor 21, terlihat sekujur tubuh sang bocah, termasuk bagian mata menguning, membesarnya bagian perut dan kaki serta berat badan tidak wajar yang hanya 8,9 kilogram.

Kecurigaan Sri Mulyani atas kelainan yang dialami anak semata wayangnya itu mulai tampak sejak Noval berusia 1,5 tahun. Sri merasakan keanehan saat akan mengolesi minyak angin ke bagian perut anaknya. Dia melihat adanya benjolan pada bagian perut Noval.

Awalnya, Sri hanya menyikapi biasa dengan benjolan yang dilihatnya, namun lambat laun banyak perubahan yang dialami anaknya. Selain sering mengalami muntah ketika diberikan makan, dinding mulut bagian atas buah hatinya juga terlihat pecah-pecah seperti mengalami panas dalam.

Khawatir, Sri Mulyani lalu membawa Noval ke seorang dokter, bernama Yuzid untuk mendapatkan penanganan medis. Hasil USG yang dilakukan ternyata menampakkan pembengkakan pada bagian hati sang bocah. Mengetahui hasil itu, sang dokter kemudian merujuk Noval ke Prof Bidah Sari.

“Saat dia menjalani scanning, hasilnya terdapat benjolan-benjolan kecil yang menempal pada hati Noval,” ujarnya dengan keluh. Untuk memastikan jenis penyakit yang dialmi anaknya, selanjutnya Prof Bidah menyarankan pihak keluarga untuk segera merujuk buah hatinya ke Rumah Sakit Cipto Mangonkusumo (RSCM) Jakarta.
Ketiadaan biaya mengharuskan Noval mengharuskan keluarga membawa sang bocah berobat ke pengobatan alternatif.

Berharap kondisi kesehatan Noval membaik, namun yang terjadi justru sebaliknya. Tubuh bocah yang kurus dan mungil itu semakin menguning, perut membesar (buncit), kaki membengkak, serta selera makan hilang. Parahnya lagi, dinding mulut bagian atas sang bocah juga sering mengeluarkan darah.

Puncaknya, pada Sabtu (1/4) lalu, kondisi Noval benar-benar memburuk, darah terus mengalir dari mulut bagian atasnya. Ia pun harus dilarikan ke RS Permata Bunda untuk mendapatkan penanganan mendis.

Meskipun kondisinya cukup membaik, namun penyakitnya hingga kini belum mengalami perubahan. “Setidaknya sudah sepuluh juta uang yang telah kami keluarkan untuk biaya perobatannya di rumah sakit. Saat ini kami sudah tidak memiliki biaya lagi, sementara jaminan kesehatan juga tidak ada. Jadi berobat secara alternatif sajalah bisanya. Semoga Allah sayang kepadanya, jadi penyakitanya dapat sembuh,” ungkap Sri dengan nada sedih.

Bahkan, untuk biaya peroabatan buah hatinya, Sri Mulyani mengaku rela  mengutang kepada sejumlah kerabat, demi kesembuhan sang bocah. Mengandalkan gaji Kusnadi yang keseharian bekerja sebagai leashing tidaklah cukup.
Berpenghasilan Rp1,5 juta per bulan yang harus dibagi untuk biaya hidup sehari-hari, serta biaya kontrakan dan kebutuhan lainnya, pengobatan secara medis tidak akan mungkin lagi dapat dilakukan keluarga. Pihak keluarga tak mampu berbuat banyak dan hanya hanya bisa pasrah, kepada sang Ilahi.

Hati nurani seorang ibu itu hanya bisa berharap keajaiban demi kesembuhan anaknya yang dilahirkan pada 29 Maret 2009 lalu secara cesar ini. Uluran tangan para dermawanlah yang kini mampu meringankan kesedihan dan kegundahan Sri Mulyani dan suami tercintanya. “Meski ini bukan yang diinginkan, namun memang begini lha kondisi kami. Tak cukup biaya untuk membawa Noval berobat,” ucapnya.

Namun kehadiran anggota DPD RI Parlindungan Purba, sekretaris Komisi B DPRD Medan, Khairuddin Salim, Dirut RS Djoelham Binjai Drg Susyanto serta petugas Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Rosdiana di kediaman Noval menjawab kegundahan keluarga.

Dalam kesempatan tersebut, Parlindungan mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan Jamkesmas Noval. “Kita minta pemerintah segera mengeluarkan Jamkesmasnya. Dalam hal ini, yang sangat miskin dalam hal ini dari Dinas Sosial,” katanya.

Hal ini sambung Parlindungan, mengingat keluarga Noval, yang selain ayahnya (Kusnadi) yang hanya bekerja sebagai leasing, serta tempat tinggalnya yang berstatus ngontrak.

“Statusnya bisa dinyatakan terlantar dan diharapkan dinas sosial untuk bisa mengeluarkan Jaminan Kesehatan (Jamkesmas) keluarga tersebut agar kedepannya mereka mendapatkan jaminan,”ungkap Parlindungan.(uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/