22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

SMP Negeri di Medan 100 Persen Bisa Gelar UNBK, Sukses Meski Pinjam Laptop Siswa

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
UNBK: Pelajar SMP saat melaksanakan UNBK di SMPN 1 Medan, beberapa waktu lalu. SMP Negeri di Kota Medan akan menggelar UNBK selama 4 hari pada 22 hingga 25 April mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMP Dinas Pendidikan Medan, Supri Harahap mengakui, seluruh SMP Negeri di Medan belum ada yang siap infrastrukturnya dalam melaksanakan UNBK. Sebab, syarat untuk melaksanakan UN online itu minimal harus ada komputer sepertiga dari jumlah siswa yang mengikuti ujian.

“Kebanyakan di SMP Negeri di Medan tidak ada yang benar-benar menyiapkan komputer minimal sepertiga dari jumlah siswa yang ujian. Namun, kalau sekolah swasta ada beberapa,” kata Supri kepada Sumut Pos baru-baru ini.

Karenanya, lanjut Supri, jika tidak memiliki sepertiga dari jumlah siswa yang ujian, maka disarankan untuk meminjam laptop kepada siswa atau orangtua siswa selama pelaksanaan. Artinya, laptop tersebut disimpan di sekolah dan nantinya dipulangkan kembali dengan dibuatkan serah terimanya.

“Sekolah sudah bisa menyelenggarakan UNBK sendiri, apabila infrastruktur atau perlengkapan komputer paling tidak sepertiga dari jumlah siswa yang mengikuti UNBK. Misalnya, jumlah siswa yang mengikuti ujian 300 anak. Maka, minimal komputer harus ada 100 unit. Sebab, ujian dilaksanakan dengan tiga sesi yakni pagi, siang dan sore. Hal ini untuk meminimalisir jumlah komputer yang digunakan,” jelasnya.

Supri mengaku, tidak ada dipungut biaya terhadap siswa yang mengikuti UNBK. Sebab, di dalam aturan Permendikbud sudah dijelaskan gratis. “Tidak boleh dipungut biaya sepeser pun, kalau ada laporkan kepada kami dan kita tindaklanjuti segera,” ujarnya.

Dipaparkannya, jumlah SMP Negeri di Medan yang melaksanakan UNBK sebanyak 45 sekolah dengan jumlah peserta 12.922 siswa, 6.003 laki-laki dan 6.919 perempuan. Sedangkan SMP Swasta 328 sekolah dengan jumlah peserta 24.129 siswa, 12.686 laki-laki dan 11.443 perempuan. Serta, SMP Terbuka 3 sekolah dengan peserta 532 siswa, 261 laki-laki dan 271 perempuan.

Sementara, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri ada 4 sekolah dengan peserta 1.125 siswa, 525 laki-laki dan 600 perempuan. Untuk MTs Swasta 76 sekolah dengan peserta 5.807 siswa, 3.001 laki-laki dan 2.806 perempuan.”Jumlah keseluruhan SMP Negeri dan Swasta serta MTs Negeri dan Swasta yang menyelenggarakan secara mandiri UNBK sebanyak 388 sekolah. Sisanya, 67 sekolah menumpang,” bebernya.

Menurut dia, penyelenggara UNBK ini sebetulnya tugas Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), bukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Artinya, yang memiliki tanggung jawab adalah BSNP. “Pada Oktober tahun lalu (2018) di Jakarta, sudah diarahkan bahwasanya SMA/SMK dan SMP Negeri di kota-kota besar sudah harus 100 persen melaksanakan pada 2019. Namun, UN Kertas dan Pensil (UNKP) tetap tidak bisa dihilangkan khususnya di daerah-daerah terpencil atau yang tidak ada jaringan listriknya,” papar Supri.

Lebih lanjut dia mengatakan, persiapan menghadapi UNBK ini telah dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi dan simulasi ke sekolah beberapa kali. Termasuk juga, kepada proktor atau teknisi sekolah. Selanjutnya, akan dilakukan satu kali lagi untuk simulasi, sepekan menjelang pelaksanaan UNBK. “Kepala sekolah (SMP Negeri) akan kita panggil lagi, bagaimana melaksanakan UNBK itu jangan sampai terjadi kendala,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, sewaktu simulasi ada mengalami masalah dan kendala. Terutama, mengenai terjadi pemadaman listrik. “Makanya, kita telah menyampaikan informasi jadwal UNBK kepada PLN dan Telkom supaya jangan sampai terjadi pemadaman saat digelarnya UNBK,” ucapnya.

Dia menambahkan, Sesi I UNBK pada 22 April nanti atau hari pertama dimulai pada pukul 07.30 – 09.30 WIB dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lalu, pada Sesi II pukul 10.30 – 12.30 WIB dan Sesi III 14.00 – 16.00 WIB. “Untuk hari berikutnya, kedua, ketiga dan ketiga, jadwal sesinya tetap sama. Hanya mata pelajaran yang berbeda yaitu Matematika, Bahasa Inggris dan IPA,” ujarnya lagi.

Terpisah, Kepala SMP Negeri 12 Medan, Nursani Pohan mengakui dalam pelaksanaan UNBK tahun ini, perlengkapan komputer yang digunakan tidak semuanya disiapkan dari sekolah. Artinya, ada meminjam dari orangtua siswa yaitu laptop. Namun, untuk server-nya sekolah yang menyediakan.”Kita masih kekurangan komputer, hanya ada sekitar 40 unit. Makanya, kita meminjam dari anak-anak yang punya laptop sekitar 60 unit. Kita cadangkan 10 unit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Nursani mengaku, peminjaman laptop ini sudah disosialisasikan kepada orang tua murid dan mereka tidak keberatan. “Januari lalu kita undang orang tua murid untuk hadir mengikuti pertemuan membahas pelaksanaan UNBK secara mandiri. Sebab, tahun lalu sekolah kita menumpang di SMP Negeri 1. Para orang tua bersedia meminjamkan laptopnya,” ujarnya.

Diutarakan dia, dalam pelasaknaan UNBK ini sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin. Seperti, telah dilakukan simulasi sebanyak 3 kali serta try out 4 kali. “Kita tidak ada menyediakan genset karena sudah dihimbau dari Dinas Pendidikan Medan, bahwasanya telah disampaikan kepada PLN agar tidak terjadi pemadaman saat pelaksanaan ujian,” pungkasnya. (ris/ila)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
UNBK: Pelajar SMP saat melaksanakan UNBK di SMPN 1 Medan, beberapa waktu lalu. SMP Negeri di Kota Medan akan menggelar UNBK selama 4 hari pada 22 hingga 25 April mendatang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMP Dinas Pendidikan Medan, Supri Harahap mengakui, seluruh SMP Negeri di Medan belum ada yang siap infrastrukturnya dalam melaksanakan UNBK. Sebab, syarat untuk melaksanakan UN online itu minimal harus ada komputer sepertiga dari jumlah siswa yang mengikuti ujian.

“Kebanyakan di SMP Negeri di Medan tidak ada yang benar-benar menyiapkan komputer minimal sepertiga dari jumlah siswa yang ujian. Namun, kalau sekolah swasta ada beberapa,” kata Supri kepada Sumut Pos baru-baru ini.

Karenanya, lanjut Supri, jika tidak memiliki sepertiga dari jumlah siswa yang ujian, maka disarankan untuk meminjam laptop kepada siswa atau orangtua siswa selama pelaksanaan. Artinya, laptop tersebut disimpan di sekolah dan nantinya dipulangkan kembali dengan dibuatkan serah terimanya.

“Sekolah sudah bisa menyelenggarakan UNBK sendiri, apabila infrastruktur atau perlengkapan komputer paling tidak sepertiga dari jumlah siswa yang mengikuti UNBK. Misalnya, jumlah siswa yang mengikuti ujian 300 anak. Maka, minimal komputer harus ada 100 unit. Sebab, ujian dilaksanakan dengan tiga sesi yakni pagi, siang dan sore. Hal ini untuk meminimalisir jumlah komputer yang digunakan,” jelasnya.

Supri mengaku, tidak ada dipungut biaya terhadap siswa yang mengikuti UNBK. Sebab, di dalam aturan Permendikbud sudah dijelaskan gratis. “Tidak boleh dipungut biaya sepeser pun, kalau ada laporkan kepada kami dan kita tindaklanjuti segera,” ujarnya.

Dipaparkannya, jumlah SMP Negeri di Medan yang melaksanakan UNBK sebanyak 45 sekolah dengan jumlah peserta 12.922 siswa, 6.003 laki-laki dan 6.919 perempuan. Sedangkan SMP Swasta 328 sekolah dengan jumlah peserta 24.129 siswa, 12.686 laki-laki dan 11.443 perempuan. Serta, SMP Terbuka 3 sekolah dengan peserta 532 siswa, 261 laki-laki dan 271 perempuan.

Sementara, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri ada 4 sekolah dengan peserta 1.125 siswa, 525 laki-laki dan 600 perempuan. Untuk MTs Swasta 76 sekolah dengan peserta 5.807 siswa, 3.001 laki-laki dan 2.806 perempuan.”Jumlah keseluruhan SMP Negeri dan Swasta serta MTs Negeri dan Swasta yang menyelenggarakan secara mandiri UNBK sebanyak 388 sekolah. Sisanya, 67 sekolah menumpang,” bebernya.

Menurut dia, penyelenggara UNBK ini sebetulnya tugas Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), bukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Artinya, yang memiliki tanggung jawab adalah BSNP. “Pada Oktober tahun lalu (2018) di Jakarta, sudah diarahkan bahwasanya SMA/SMK dan SMP Negeri di kota-kota besar sudah harus 100 persen melaksanakan pada 2019. Namun, UN Kertas dan Pensil (UNKP) tetap tidak bisa dihilangkan khususnya di daerah-daerah terpencil atau yang tidak ada jaringan listriknya,” papar Supri.

Lebih lanjut dia mengatakan, persiapan menghadapi UNBK ini telah dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi dan simulasi ke sekolah beberapa kali. Termasuk juga, kepada proktor atau teknisi sekolah. Selanjutnya, akan dilakukan satu kali lagi untuk simulasi, sepekan menjelang pelaksanaan UNBK. “Kepala sekolah (SMP Negeri) akan kita panggil lagi, bagaimana melaksanakan UNBK itu jangan sampai terjadi kendala,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, sewaktu simulasi ada mengalami masalah dan kendala. Terutama, mengenai terjadi pemadaman listrik. “Makanya, kita telah menyampaikan informasi jadwal UNBK kepada PLN dan Telkom supaya jangan sampai terjadi pemadaman saat digelarnya UNBK,” ucapnya.

Dia menambahkan, Sesi I UNBK pada 22 April nanti atau hari pertama dimulai pada pukul 07.30 – 09.30 WIB dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lalu, pada Sesi II pukul 10.30 – 12.30 WIB dan Sesi III 14.00 – 16.00 WIB. “Untuk hari berikutnya, kedua, ketiga dan ketiga, jadwal sesinya tetap sama. Hanya mata pelajaran yang berbeda yaitu Matematika, Bahasa Inggris dan IPA,” ujarnya lagi.

Terpisah, Kepala SMP Negeri 12 Medan, Nursani Pohan mengakui dalam pelaksanaan UNBK tahun ini, perlengkapan komputer yang digunakan tidak semuanya disiapkan dari sekolah. Artinya, ada meminjam dari orangtua siswa yaitu laptop. Namun, untuk server-nya sekolah yang menyediakan.”Kita masih kekurangan komputer, hanya ada sekitar 40 unit. Makanya, kita meminjam dari anak-anak yang punya laptop sekitar 60 unit. Kita cadangkan 10 unit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Nursani mengaku, peminjaman laptop ini sudah disosialisasikan kepada orang tua murid dan mereka tidak keberatan. “Januari lalu kita undang orang tua murid untuk hadir mengikuti pertemuan membahas pelaksanaan UNBK secara mandiri. Sebab, tahun lalu sekolah kita menumpang di SMP Negeri 1. Para orang tua bersedia meminjamkan laptopnya,” ujarnya.

Diutarakan dia, dalam pelasaknaan UNBK ini sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin. Seperti, telah dilakukan simulasi sebanyak 3 kali serta try out 4 kali. “Kita tidak ada menyediakan genset karena sudah dihimbau dari Dinas Pendidikan Medan, bahwasanya telah disampaikan kepada PLN agar tidak terjadi pemadaman saat pelaksanaan ujian,” pungkasnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/