Pengusaha Asal Jambi jadi Investor
MEDAN-Pemerintah Kota (Pemko) Medan berencana akan segera mengoperasikan Busway Transmedan sebagai program transportasi massal atau bus rapit transit (BRT) dalam Masterplan Kota Medan. Hal ini dilakukan melihat potensi minat warga di Kota Medan untuk naik busway Transmedan sangat besar.
“Akhir tahun ini, angkutan Busway TransMedan akan segera dioperasikan. Kota ini membutuhkan angkutan massal karena tingkat kemacetan di Medan diperkirakan akan semakin parah sekaligus untuk memberikan kenyamanan,” kata Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, kemarin.
Dikatakannya, sebagai pendukung pengoperasian angkutan massal ini sudahn melalui tahap pengkajian, pihaknya tinggal melakukan persiapan penyediaan sarana dan prasarana.
“Sarana dan prasarana yang disediakan terutama koridor sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang. Seluruhnya akan disiapkan sambil menunggu pengiriman bus,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Teknis Sarana dan Prasana Dishub Kota Medan, Iswar menjelaskan investor (penanam modal) asal Jambi sudah melirik Konsorsium Busway TransMedan yang akan beroperasi. “Pihak investor sudah menyatakan bersedia memenuhi jumlah bus untuk busway Transmedan di Medan. Berapa yang dibutuhkan di Medan, dia sudah menyanggupinya. Dia melihat ada potensi besar di Medan untuk pengembangan busway kita ini,” kata Iswar.
Satu Busway Gantikan 10 Angkot
Investor yang dimaksud memiliki perusahaan yang juga menyediakan bus untuk busway di Jambi, bahkan di Bandar Lampung. Namun, yang terpenting saat ini adalah, mendorong minat pengusaha angkutan umum di Kota Medan untuk mau bergabung dengan konsorsium busway TransMedan.
“Yang paling penting saat ini bagaimana pengusaha angkutan umum di Medan seperti KPUM dan Rahayu mau bergabung dengan konsorsium. Artinya, jika sudah bergabung, maka akan ada pengurangan jumlah angkutan yang beroperasi selama ini. Jika busway beroperasi maka satu halte seperti di Jalan Kapten Maulana Lubis dan Jalan Gatot Subroto akan mengurangi 10 angkot di Medan. Dengan perbandingan satu halte 1 bus untuk busway, maka 10 angkot di Medan harus berkurang secara bertahap. Ini terget kita,” jelasnya.
Menurutnya, kota ini membutuhkan angkutan massal karena tingkat kemacetan di Medan diperkirakan akan semakin parah sekaligus untuk memberikan kenyamanan. Jadi keberadaan angkutan massal ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan hingga 40 persen.
“Karena itu dibutuhkan satu angkutan massal menyerupai Transjakarta yakni Transmedan,” ujarnya.
Kota Medan tercatat berpenduduk sebanyak 2,6 juta jiwa. Namun pada waktu-waktu tertentu, penduduk Medan bertambah ratusan ribu jiwa yang disebut commuters.
Di tahun lalu, total commuters mencapai 742.280 jiwa, pada siang hari sebanyak 476. 210 jiwa yang masuk ke Medan dan 329.244 jiwa keluar dari kota ini. Sebagian besar commuters tersebut menggunakan alat transportasi umum sebagai angkutan masuk dan keluar Medan dibandingkan kendaraan bersama seperti angkutan pribadi dan alat transportasi lain.
Dalam rencana, Transmedan ini akan berjalan bersamaan dengan kendaraan lain baik pribadi maupun angkutan kota (angkot) di jalan umum sekarang ini. Tidak ada jalur khusus untuk bus Transmedan. Operasionalnya juga akan tepat waktu sehingga penumpang memiliki kepastian ketika naik bus ini.
Iswar menjelaskan, langkah selanjutnya yang akan dikelola untuk membentuk badan pengelola dengan bekerja sama dengan investor. Sistemnya direncanakan dalam bentuk konsorsium. “Jadi sambil Pemko menyiapkan sarana dan prasarana, kami mengajak pengusaha angkutan untuk bekerja sama dalam hal pengadaan bus atau lainnya sehingga semuanya bisa berjalan bersama, tidak merasa ada yang tersaingi,” jelasnya.(adl)