MEDAN- Sejumlah LSM yang mendukung pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho di Pilgubsu 2008 silam memutuskan tak lagi satu ‘perjuangan’ mendukung pemerintahan Syamsul-Gatot (Syampurno). Elemen pendukung ‘Syampurno’ yang dinamai Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) itu juga memilih membubarkan diri.
‘’LSM adalah salah satu elemen kuat yang mendukung ‘Syampurno’. Tapi selama ini tak pernah ada niat menjaga hubungan baik,’’ ungkap Koordinator GRB, Dadang Darmawan, di Kantor Yayasan Sintesa, Jumat (10/8).
Dadang mengaku kekecewaan terhadap ‘Syampurno’ sudah terakumulasi selama empat tahun belakangan. Saat memberikan keterangan, Dadang didampingi 15 koalisi NGO di Sumut antara lain, Sekretaris GRB Herdensi Adnin, Ketua DPW Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumut Wagimin, Sofyan dari Sintesa, Irwansyah Hasibuan dari Muslim Institute, Afrizal Kurniawan dari Serikat Becak Merdeka (SBM) dan Lentera, Wahyudi dari Bitra, Bagus Joko dari YARMAN, dan sejumlah perwakilan LSM lain.
Menurut Dadang, pihaknya tak melihat program yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai visi-misi mereka di Pilgubsu 2008 silam, yakni, ‘rakyat tidak bodoh’, ‘rakyat tidak sakit’, dan ‘rakyat tidak lapar’.
“Selama empat tahun GRB tak pernah dilibatkan menyusun agenda kerakyatan. Kami tak menemukan perubahan signifikan terhadap sektor-sektor diharapkan bersama petani, buruh, nelayan, dan masyarakat miskin kota,” katanya. “Meskipun kami menempatkan seorang staf ahli, tapi itu hanya formalitas belaka dan tak difungsikan dalam merumuskan kebijakan. Kami tersandera dengan hubungan semu,” tukas mantan Ketua Badan Koordinasi (Badko) HMI itu. (ari)