Menikmati Jalur Kereta Api Terpanjang di Sumut, Medan-Rantauprapat (1)
Ingat film Pacar Ketinggalan Kereta? Tampaknya judul film itu begitu menghantui perjalanan saya untuk menikmati jalur kereta api terpanjang di Sumut, Medan-Rantauprapat. Dan, ketakutan itu pun tampaknya dialami juga oleh beberapa orang pengguna jasa kereta Sribilah, Selasa (9/10) lalu.
Kesuma Ramadhan,Medan
Bagaimana tidak, ketika seorang penumpang ketinggalan kereta, maka dia tidak akan bisa protes dan meminta pengganti. Itulah sebab, sekian orang menganggap ketinggalan kereta adalah sebuah kesialan yang begitu dalam. Apalagi, ketika memasuki stasiun, kereta itu sudah berjalan. Maka, kita harus berlari mengejar kereta itu sepanjang peron dan ketika tak terkejar, maka kesialan menjadi nyata. Tidak itu saja, kita tentunya jadi bahaan tertawaan!
Itulah sebab, Selasa pagi lalu saya berjuang untuk sampai di Stasiun Besar Medan lebih pagi dari jadwal yang ditentukan. Bermodalkan tiket yang dipesan di sebuah Indomaret Reguler di Kawasan Jalan Mongonsidi Medan, Senin lalu (8/10) sekitar pukul 21.15 WIB, menjadi langkah awal jejak perjalanan ketika mencoba menikmati layanan transportasi kereta api.
Walaupun belum menjadi kebutuhan dasar bagi para pengguna transportasi darat, setidaknya Perusahaan Kereta Api Indonesia (PTKAI) Sumut tetap bertahan dibalik persaingan jasa transportasi. Terbukti, sejumlah perusahan besar digandeng untuk memberikan kemudahan bagi penumpangnya. Di antaranya adalah Indomaret.
Memang, masih banyak yang belum mengetahui tentang adanya kerja sama yang telah terjalin antara pihak PTKAI dan Indomaret dalam layanan pemesanan tiket untuk seluruh seluruh kelas dan tujuan yang disediakan. Namun seiring berjalannya waktu, Indomaret mulai menunjukkan konsistensinya untuk memudahkan para pelanggan mendapatkan tiket tanpa harus mengantre.
“Sejak beberapa bulan belakangan pemesanan tiket di sini terus bertambah. Apalagi saat akhir pekan,” tutur Widya Lestari, sang pegawai Indomaret, saat saya memesan tiket, Senin malam.
Dalam memesan tiket di Indomaret, Widya juga mengingatkan untuk menyertakan kartu tanda pengenal asli, sebagai upaya menghindari praktik percaloan. “Keberangkatan ke Rantauprapat Kelas eksekutif harga tiketnya Rp102 ribu. Berangkat pukul 08.00 WIB. Struk pembayaran ini nantinya langsung ditukarkan dengan tiket asli di loket, dan harus menggunakan KTP asli ya bang,” tambahnya.
Dan, Widya tidak berhenti berkata. Dia memberi pesan yang membuat pelanggan seakan terjaga. “Selain itu kalau bisa hadirnya satu jam sebelum keberangkatan, supaya tiketnya tidak hangus,” pesan Widya sembari memberikan struk bukti pemesanan tiket yang akan ditukarkan dengan tiket di stasiun.
Pada dasarnya, untuk sebuah tiket pembelian di Indomaret, memang sedikit lebih tinggi dari harga normal yang didapat jika langsung ke loket yakni Rp95 ribu. Namun, ini merupakan harga yang pantas diberikan. Selain tidak harus mengantre lama, sebotol minuman mineral juga didapatkan secara gratis untuk setiap pembelian tiket, plus senyum hangat sang pegawai.
Saya tiba di Stasiun Besar Medan ketika jarum jam menunjukkan angka 07.30 WIB. Tampak orang-orang bergegas, turun dari kendaraan menuju masuk ke dalam stasiun. Selamat, kereta belum berangkat. Segera saja loket menjadi tujuan. Struk dari Indomaret pun telah berubah menjadi tiket. Dicap.
Polisi khusus kereta api yang berdiri tegap dipagar terdepan dengan balutan seragam coklat yang menyerupai Satpol PP berhasil dilewati. Tentunya, setelah melalui pemeriksaan tiket yang identitasnya harus sesuai dengan identitas asli. Saya pun langsung berlari menuju gerbong tujuan. Ya, 2B eksekutif kelas IA. Nomor ini dijadikan petunjuk, mengantarkan lokasi duduk di jajaran nomor dua paling depan tepatnya di belakang gerbong masinis.
Begitu memasuki gerbong, ada sebuah rasa nyaman tercipta. Bukan hanya karena tidak tertinggal kereta, namun gerbong itu memang cukup nyaman. Bersih. Wangi. Berbantal empuk. Ber-AC. Eksekutif!
Tak lama kemudian, suara pluit. Kereta api siap bergerak. Saya melihat ke jendela, tampak beberapa pengantar berbaris di peron. Suasana yang romantis. Dan, pluit panjang berbunyi yang diringi klakson kereta api yang membahana.
Naik kereta api… tut tut… Siapa hendak turut … Kisaran, Rantauprapat…
Ya, sengaja saya modifikasi lagu AT Mahmud itu untuk menunjukkan tujuan; sebuah perjalanan panjang untuk menikmati kereta api di Sumut. Bukan Bandung dan Surabaya, tapi Rantauprapat! Adakah menyenangkan? (bersambung)
Bersambung ke: Ini Gerbong Eksekutif, tak Ada yang Jualan…