30 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Renovasi Bangunan Jembatan Titi Kuning

Terlalu Sempit, tak Bisa Dilalui Dua Mobil

Jembatan Titi Kuning yang sempat ambruk beberapa waktu lalu, kini sudah dibangun kembali oleh Pemerintah Kota Medan. Meski sudah selesai dibangun, kondisi bangunan jembatan tersebut masih menakutkan bagi warga sekitarnya.

RAMPUNG: Jembatan Titi Kuning  telah rampung dikerjakan.//Deking/sumut pos
RAMPUNG: Jembatan Titi Kuning yang telah rampung dikerjakan.//Deking/sumut pos

Jembatan Titi Kuning pernah ambruk pada Juni 2012 lalu. Sejak sebulan lalu, jembatan itu sudah selesai dibangun. Tiap harinya, masyarakat hilir-mudik melintas di atas jembatan baru Titi Kuning. Sayangnya, pembangunan Jembatan Titi Kuing masih banyak mengalami kekurangan dan kesempurnaan sehingga belum memuaskan keinginan masyarakat.

Misalnya saja, rangka besi Jembatan Titi Kuning yang dipantau wartawan koran ini, terlihat sedikit bengkok. Bila diperhatikan dari samping, maka jembatan seperti melengkung. Pada pagar pembatas jembatan terlalu lebar, sehingga sangat berbahaya bagi anak-anak yang sering melihat-lihat dari atas jembatan.

Selain itu, jembatan ini juga masih terlalu sempit. Sebab, tak bisa dilintasi dua kendaraan roda empat sekaligus. Salah satu pengendara mobil terpaksa harus mengalah menunggu dari arah berlawan karena tak muat untuk dua mobil yang melintas. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu bagi warga yang ingin melewati jembatan tersebut.

Yahya (55), warga yang tinggal di dekat jembatan tersebut mengakui, rangka besi jembatan terlihat melengkung sehingga permukaannya terlihat tidak rata. “Jembatan ini memang terlihat melengkung. Saya takut kalau kelebihan beban, jembatan ini akan ambruk lagi,” katanya.
Yahya juga mengkritisi pagar jembatan yang dinilainya terlalu lebar. Hal ini sangat rawan bagi anak-anak yang sering melihat-lihat dari atas jembatan. “Lebar jembatannya memang sama dengan jembatan sebelumnya. Tapi jembatannya sempit membuat kendaraan roda empat harus mengantre ketika melewati jembatan tersebut.

Dia berharap Pemko Medan kembali memperbaiki jembatan tersebut agar tidak memakan korban lagi, seperti ketika ambruk. “Coba bayangkan kalau ambruk lagi dan korbannya roda empat, bisa gawat. Waktu ambruk dulu korbannya pengendara sepeda sehingga tidak fatal,” pungkasnya. (*)

Terlalu Sempit, tak Bisa Dilalui Dua Mobil

Jembatan Titi Kuning yang sempat ambruk beberapa waktu lalu, kini sudah dibangun kembali oleh Pemerintah Kota Medan. Meski sudah selesai dibangun, kondisi bangunan jembatan tersebut masih menakutkan bagi warga sekitarnya.

RAMPUNG: Jembatan Titi Kuning  telah rampung dikerjakan.//Deking/sumut pos
RAMPUNG: Jembatan Titi Kuning yang telah rampung dikerjakan.//Deking/sumut pos

Jembatan Titi Kuning pernah ambruk pada Juni 2012 lalu. Sejak sebulan lalu, jembatan itu sudah selesai dibangun. Tiap harinya, masyarakat hilir-mudik melintas di atas jembatan baru Titi Kuning. Sayangnya, pembangunan Jembatan Titi Kuing masih banyak mengalami kekurangan dan kesempurnaan sehingga belum memuaskan keinginan masyarakat.

Misalnya saja, rangka besi Jembatan Titi Kuning yang dipantau wartawan koran ini, terlihat sedikit bengkok. Bila diperhatikan dari samping, maka jembatan seperti melengkung. Pada pagar pembatas jembatan terlalu lebar, sehingga sangat berbahaya bagi anak-anak yang sering melihat-lihat dari atas jembatan.

Selain itu, jembatan ini juga masih terlalu sempit. Sebab, tak bisa dilintasi dua kendaraan roda empat sekaligus. Salah satu pengendara mobil terpaksa harus mengalah menunggu dari arah berlawan karena tak muat untuk dua mobil yang melintas. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu bagi warga yang ingin melewati jembatan tersebut.

Yahya (55), warga yang tinggal di dekat jembatan tersebut mengakui, rangka besi jembatan terlihat melengkung sehingga permukaannya terlihat tidak rata. “Jembatan ini memang terlihat melengkung. Saya takut kalau kelebihan beban, jembatan ini akan ambruk lagi,” katanya.
Yahya juga mengkritisi pagar jembatan yang dinilainya terlalu lebar. Hal ini sangat rawan bagi anak-anak yang sering melihat-lihat dari atas jembatan. “Lebar jembatannya memang sama dengan jembatan sebelumnya. Tapi jembatannya sempit membuat kendaraan roda empat harus mengantre ketika melewati jembatan tersebut.

Dia berharap Pemko Medan kembali memperbaiki jembatan tersebut agar tidak memakan korban lagi, seperti ketika ambruk. “Coba bayangkan kalau ambruk lagi dan korbannya roda empat, bisa gawat. Waktu ambruk dulu korbannya pengendara sepeda sehingga tidak fatal,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/