26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Jembatan Alternatif Desa Seibaharu Putus

AMBRUK: Kondisi jembatan alternatif Desa Seibaharu, Hamparanperak, yang ambruk diterjang banjir.
Fachril/sumut pos

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sejak 2 hari ini, jembatan alternatif di Desa Seibaharu, Kecamatan Hamparanperak, putus. Akibatnya, akses masyarakat dari dan menuju desa tersebut cukup terganggu.

Tokoh masyarakat Hamparanperak, OK Hatta, Jumat (11/10), mengatakan, jembatan alternatif itu dibangun masyarakat dengan dana swadaya. Jembatan itu putus, akibat dihantam tumpukan bambu yang melintas di Sungai Belawann

“Sejak jembatan itu putus, akses lintas masyarakat terganggu. Sehingga, anak sekolah dan pedagang kesulitan melintas baik menuju Hamparanperak, maupun kembali ke Desa Seibaharu. Untuk sementara, masyarakat harus menyeberang dengan jembatan yang dibuat pihak swasta. Dan setiap melintas, masyarakat dimintai biaya,” ungkap Hatta.

Hatta juga mengatakan, jembatan alternatif itu dibangun, karena jembatan utama yang dalam tahap pembangunan menggunakan Dana APBD, belum juga rampung. Ditengarai, pembangunan jembatan utama yang bakal dibuat permanen itu, dilaksanakan dalam 2 kali tender. Akibatnya, jembatan itu tidak kunjung tuntas dan pembangunannya terkesan lambat. “Dulu di 2017 ditender, dikerjakan pada akhir 2018. Pada tender kedua 2018, dikerjakan 2019. Saat ini, jembatan utama itu sedang dibangun, tapi belum juga tuntas. Makanya, kemarin masyarakat membuat jembatan alternatif,” bebernya.

Pria yang aktif di lembaga perekonomian ini, menegaskan, proyek yang sedang berjalan tidak mempedulikan akses masyarakat. Sebab, jembatan alternatif tidak dibangun, sehingga masyarakat harus membangun sendiri jembatan alternatif dengan dana swadaya. “Sekarang ini, jembatan sudah putus. Tapi, pihak desa atau kecamatan tidak ada yang turun. Kasihan masyarakat harus menyeberang dengan membayar. Bahkan, anak sekolah terganggu akibat jembatan ini putus,” kesal Hatta.

Hatta berharap, Pemkab Deliserdang harus peka dengan masalah yang terjadi di Hamparanperak. Meskipun jauh dari pusat kota, Hamparanperak perlu pemerataan pembangunan, demi kesejahteraan masyarakat.

Terpisah, Sekretaris Kecamatan Hamparanperak, Agus mengaku, belum tahu jembatan alternatif Desa Seibaharu putus. Dia mengatakan, akan melakukan pengecekan dengan kepala desa. “Saya belum tahu, karena tidak ada laporan ke saya,” pungkasnya. (fac/saz)

AMBRUK: Kondisi jembatan alternatif Desa Seibaharu, Hamparanperak, yang ambruk diterjang banjir.
Fachril/sumut pos

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sejak 2 hari ini, jembatan alternatif di Desa Seibaharu, Kecamatan Hamparanperak, putus. Akibatnya, akses masyarakat dari dan menuju desa tersebut cukup terganggu.

Tokoh masyarakat Hamparanperak, OK Hatta, Jumat (11/10), mengatakan, jembatan alternatif itu dibangun masyarakat dengan dana swadaya. Jembatan itu putus, akibat dihantam tumpukan bambu yang melintas di Sungai Belawann

“Sejak jembatan itu putus, akses lintas masyarakat terganggu. Sehingga, anak sekolah dan pedagang kesulitan melintas baik menuju Hamparanperak, maupun kembali ke Desa Seibaharu. Untuk sementara, masyarakat harus menyeberang dengan jembatan yang dibuat pihak swasta. Dan setiap melintas, masyarakat dimintai biaya,” ungkap Hatta.

Hatta juga mengatakan, jembatan alternatif itu dibangun, karena jembatan utama yang dalam tahap pembangunan menggunakan Dana APBD, belum juga rampung. Ditengarai, pembangunan jembatan utama yang bakal dibuat permanen itu, dilaksanakan dalam 2 kali tender. Akibatnya, jembatan itu tidak kunjung tuntas dan pembangunannya terkesan lambat. “Dulu di 2017 ditender, dikerjakan pada akhir 2018. Pada tender kedua 2018, dikerjakan 2019. Saat ini, jembatan utama itu sedang dibangun, tapi belum juga tuntas. Makanya, kemarin masyarakat membuat jembatan alternatif,” bebernya.

Pria yang aktif di lembaga perekonomian ini, menegaskan, proyek yang sedang berjalan tidak mempedulikan akses masyarakat. Sebab, jembatan alternatif tidak dibangun, sehingga masyarakat harus membangun sendiri jembatan alternatif dengan dana swadaya. “Sekarang ini, jembatan sudah putus. Tapi, pihak desa atau kecamatan tidak ada yang turun. Kasihan masyarakat harus menyeberang dengan membayar. Bahkan, anak sekolah terganggu akibat jembatan ini putus,” kesal Hatta.

Hatta berharap, Pemkab Deliserdang harus peka dengan masalah yang terjadi di Hamparanperak. Meskipun jauh dari pusat kota, Hamparanperak perlu pemerataan pembangunan, demi kesejahteraan masyarakat.

Terpisah, Sekretaris Kecamatan Hamparanperak, Agus mengaku, belum tahu jembatan alternatif Desa Seibaharu putus. Dia mengatakan, akan melakukan pengecekan dengan kepala desa. “Saya belum tahu, karena tidak ada laporan ke saya,” pungkasnya. (fac/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/