Perbaikan Jembatan Rusak di Simalungun
MEDAN- Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) mengembangkan koordinasi lintas bidang dan sektor untuk menyelesaikan kerusakan jembatan SIPEF (Jembatan Air Limbah) dan ruas jalan sekitarnya.
Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho kepada wartawan, Selasa (11/12) menegaskan, semua pihak terkait harus duduk bersama mencari penyebab utama rusaknya jembatan dan ruas jalan provinsi Pematangsiantar-Perdagangan di Kabupaten Simalungun.
Jembatan penghubung antar kabupaten, tepatnya di Jalan Asahan Km 20,5 Huta V Marihat Tempel Nagori Pamatang Sahkuda Bayu Kecamatan Gunung Malela Simalungun ini kondisinya semakin rawan dan harus segera ditangani.
Jembatan tersebut sesungguhnya, bukan melintasi sungai melainkan drainase semacam parit besar yang di sekitarnya terdapat beberapa perkebunan antara lain terdekat PT Eastern Sumatera group PT SIPEF, sehingga sering disebut jembatan itu melintasi ‘Boundary Drainage’ perkebunan PT SIPEF.
Gubsu berpesan penyelesaian penanganan saluran air drainase ini dilakukan secara koordinasi tanpa mencari siapa yang salah, melainkan duduk bersama semua komponen perkebunan sekitar itu bersama Pemprovsu dan Pemkab Simalung karena kerusakan ditengarai akibat erosi saluran air yang cukup besar melalui drainase sehingga merusak jembatan dan ruas jalan provinsi di sekitarnya.
Menyahuti instruksi Plt Gubsu, Kadis Bina Marga Sumut Ir HM Armand Effendy Pohan MSi menggelar rapat koordinasi, Selasa (11/12), guna menindaklanjuti keadaan jembatan, terutama pascaterjadinya bencana alam jembatan air limbah itu pada 7 Desember 2012.
“Kita sedang koordinasikan mencari solusi penanggulangannya hingga ke akarnya yakni sistem pengelolaan sumber daya air drainase itu dengan pihak perkebunan dan Pemkab Simalungun,” ujar Pohan.
Rapat menyimpulkan kerusakan jalan dan jembatan sudah sangat rawan dan harus segera ditangani. Begitu juga saluran-saluran drainase dari sisi parit telah melebar serta menyebabkan kerusakan pada perkerasan permukaan jalan.
Untuk itu akan dilakukan peninjauan lapangan pada Kamis (13/12), untuk melihat kondisi dan solusi masalah. Pihak Dinas Bina Marga juga mengimbau agar pihak perkebunan sekitar membantu menangani sementara kerusakan perkerasan jalan dengan berkoordinasi dengan UPTD Bina Marga Siantar sehingga tidak menambah kerusakan lebih besar misalnya dengan mengarahkan CSR perusahaan.
Juga disimpulkan melakukan kajian sehubungan sistem pembuangan air di kawasan untuk pengendalian air dan saluran air Box Saragi akan dikaji sebagai alternatif pengendalian air. Dinas Pengairan Simalungun agar lebih mendalami dampak Irigasi Serapu dan Irigasi Batu 8 yang diperkiarakan menyumbang kiriman air ke kawasan PT SIPEF.(ari)