25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Lakukan Ritual Lepas Segoni Ular ke Sungai

Puluhan warga di Jalan KL Yos Sudarso, Lorong XIV C Kelurahan Gelugur Kota Kecamatan Medan Barat sontak heboh dan resah pada Selasa (12/3) siang. Warga mendapati segoni ular dibuang ke Sungai Deli oleh seseorang dari Yayasan Vihara Dharma.

Ritual itu dilakukan untuk membuang sial. Warga tak terima karena keberadaan ular bisa membayakan mereka hingga akhirnya warga mengadu ke Polsek Medan Barat.

Awalnya, ada seorang pria yang melakukan ritual itu di dekat pemukiman mereka di pinggir Sungai Deli di Jalan KL Yos Sudarso. Kemunculan pria misterius itu membuat penasaran warga setempat. Apalagi, si pria membawa satu goni berisi binatang ular.

Warga lalu melempari pria tersebut dengan batu dari seberang sungai. Namun pria tersebut tak bergeming, tetap menuangkan segoni berisi ular ke dalam sungai. “Sekitar pukul 14.00 WIB ada seorang membuang ular segoni ke dalam sungai. Biasanya anak-anak kami menangkapi binantang yang dibuang orang sedang buang sial.

Biasanya yang dibuang ke sungai ikan lele, belut dan kura-kura. Tapi saat mau menangkap, anak-anak itu terkejut karena ternyata ular. Ular-ular itu berukuran setengah meter, “ ungkap seorang warga setempat, Frengky (38).

Karena warga tak bisa menjangkau si pria itu karena berada di seberang sungai, warga tetap berupaya mengejarnya. Namun pria misterius itu langsung bergegas pergi dan warga melihat pria tersebut masuk ke dalam Yayasan Vihara Dharma Bhakti.

Warga yang sudah terbakar emosi karena resah dengan segoni ular yang dilepas ke dalam sungai, kemudian mengejar pria tersebut ke dalam vihara. Sayangnya, si pria misterius tidak nampak lagi keberadaan di viara tersebut.

Sesampainya di dalam vihara, warga malah tidak mendapat sambutan baik oleh pihak vihara dan terkesan tidak perduli. Warga dan pihak vihara tersebut sempat bersitegang mulut. Namun, keberadaan seorang personil polisi membuat warga menahan emosi melakukan tindakan anarkis mereka.

“Kami sudah coba datang ke vihara dan meminta pertanggung jawaban, tapi mereka tidak perduli sehingga kami melapor ke polisi. Lagi pula, anak-anak kami sering mandi-mandi di sungai dan ibu-ibu selalu mencuci di sungai. Kalau ular-ular itu tumbuh besar, warga dan ternak akan jadi mangsa ular itu,” ungkap Yuni (38).

Pihak Yayasan Vihara Dharma Bhakti yang dikonfirmasi terkait hal itu membantah hal itu. Melalui salah seorang pengurusnya, Abukhari (72) mengaku kalau yang dibuang ke sungai itu adalah belut.

Disebutnya, ritual itu sudah dilakukan sejak 11 tahun lalu dan selalu menggunakan binatang belut, ikan dan kura-kura. Ritual itu merupakan ritual agar mendapat pekerjaan baik dan terhindar dari kesusahan.

“Memang bisa ritual itu menggunakan ular. Tapi sejak dulu kita tidak pernah menggunakan hewan berbahaya. Lagi pula, kalau ritual itu dilakukan, bisa oleh siapa saja dan tidak pernah dipungut biaya oleh kami,” ungkapnya didampingi Sugeng (52) selaku penjaga malam di Yayasan Vuhara Dharma Bakti. (mag-10)

Puluhan warga di Jalan KL Yos Sudarso, Lorong XIV C Kelurahan Gelugur Kota Kecamatan Medan Barat sontak heboh dan resah pada Selasa (12/3) siang. Warga mendapati segoni ular dibuang ke Sungai Deli oleh seseorang dari Yayasan Vihara Dharma.

Ritual itu dilakukan untuk membuang sial. Warga tak terima karena keberadaan ular bisa membayakan mereka hingga akhirnya warga mengadu ke Polsek Medan Barat.

Awalnya, ada seorang pria yang melakukan ritual itu di dekat pemukiman mereka di pinggir Sungai Deli di Jalan KL Yos Sudarso. Kemunculan pria misterius itu membuat penasaran warga setempat. Apalagi, si pria membawa satu goni berisi binatang ular.

Warga lalu melempari pria tersebut dengan batu dari seberang sungai. Namun pria tersebut tak bergeming, tetap menuangkan segoni berisi ular ke dalam sungai. “Sekitar pukul 14.00 WIB ada seorang membuang ular segoni ke dalam sungai. Biasanya anak-anak kami menangkapi binantang yang dibuang orang sedang buang sial.

Biasanya yang dibuang ke sungai ikan lele, belut dan kura-kura. Tapi saat mau menangkap, anak-anak itu terkejut karena ternyata ular. Ular-ular itu berukuran setengah meter, “ ungkap seorang warga setempat, Frengky (38).

Karena warga tak bisa menjangkau si pria itu karena berada di seberang sungai, warga tetap berupaya mengejarnya. Namun pria misterius itu langsung bergegas pergi dan warga melihat pria tersebut masuk ke dalam Yayasan Vihara Dharma Bhakti.

Warga yang sudah terbakar emosi karena resah dengan segoni ular yang dilepas ke dalam sungai, kemudian mengejar pria tersebut ke dalam vihara. Sayangnya, si pria misterius tidak nampak lagi keberadaan di viara tersebut.

Sesampainya di dalam vihara, warga malah tidak mendapat sambutan baik oleh pihak vihara dan terkesan tidak perduli. Warga dan pihak vihara tersebut sempat bersitegang mulut. Namun, keberadaan seorang personil polisi membuat warga menahan emosi melakukan tindakan anarkis mereka.

“Kami sudah coba datang ke vihara dan meminta pertanggung jawaban, tapi mereka tidak perduli sehingga kami melapor ke polisi. Lagi pula, anak-anak kami sering mandi-mandi di sungai dan ibu-ibu selalu mencuci di sungai. Kalau ular-ular itu tumbuh besar, warga dan ternak akan jadi mangsa ular itu,” ungkap Yuni (38).

Pihak Yayasan Vihara Dharma Bhakti yang dikonfirmasi terkait hal itu membantah hal itu. Melalui salah seorang pengurusnya, Abukhari (72) mengaku kalau yang dibuang ke sungai itu adalah belut.

Disebutnya, ritual itu sudah dilakukan sejak 11 tahun lalu dan selalu menggunakan binatang belut, ikan dan kura-kura. Ritual itu merupakan ritual agar mendapat pekerjaan baik dan terhindar dari kesusahan.

“Memang bisa ritual itu menggunakan ular. Tapi sejak dulu kita tidak pernah menggunakan hewan berbahaya. Lagi pula, kalau ritual itu dilakukan, bisa oleh siapa saja dan tidak pernah dipungut biaya oleh kami,” ungkapnya didampingi Sugeng (52) selaku penjaga malam di Yayasan Vuhara Dharma Bakti. (mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/